──BE MY LIGHT : 03

71 15 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rajendra lagi-lagi hembuskan asap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rajendra lagi-lagi hembuskan asap. Netra hitamnya lirik waktu pada ponselnya-sepuluh menit lagi sampai bel bersuara. Maka, Rajendra hisap batang rokoknya sedikit lebih cepat.

Semenjak hasil ujian dibagikan dan Rajendra menerima fakta bahwa ia hanya meraih peringkat dua, keinginannya untuk larut dalam adiksi lintingan narkotika itu kian meningkat. Biasanya, satu batang untuk satu bulan. Sekarang, ia bisa habiskan 2 lintingan dalam waktu seperempat bulan. Dulu ia lakukan di tengah malam, sekarang saat jam sekolah pun kadang Rajendra lakukan.

Bodoh memang, sebab bisa sewaktu-waktu ketahuan dan berakhir di ruang BK—kemudian mendapat tamparan di pipinya, tetapi apa peduli Rajendra. Ia bisa saja berubah menjadi orang gila bila tak nekat melakukannya.

"Ini gue yang goblok apa gurunya yang pelit nilai, dah." Monolognya dibarengi dengan asap yang kembali keluar dari mulutnya.

Bila ada salah satu temannya yang mendengar, maka Rajendra dapat dipastikan akan menerima bogeman.

Orang goblok mana yang dapet ranking dua, Rajendra? Mungkin akan begitu ucap mereka.

Rajendra sendiri tak peduli. Baginya, selain nomor satu itu tidaklah memiliki arti.

Ia terlalu taruh atensinya pada ponsel dalam tangannya, sampai tak menyadari eksistensi yang mendekat ke arahnya.

"Hayo! Ngerokok lagi!"

Seruan itu jelas buat Rajendra terkejut bukan main. Mengira aksinya ketahuan oleh guru atau anak OSIS. Dengan segera ia jatuhkan batang rokok yang masih tersisa setengah itu untuk diinjak sampai habis. Dalam hati berdo'a semoga setelah ini masih bisa berdalih-kendati jelas saja tidak mungkin.

"Idih, orang udah liat. Ngapain dihancurin segala."

Atensi Rajendra lantas beralih pada sumber suara. Begitu rambut merah memasuki pandangan, ia sadar bahwa yang memergokinya bukanlah salah satu warga sekolah.

"Lah-"

"Hehe. Haloo~" Hara, sebagai sang empu suara, menyapa dengan cengiran khasnya. "Kaget, ya?" tanyanya kemudian.

BE MY LIGHT; JAYSEUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang