part 17

279 31 2
                                    

"Hiksss.." Hinata menangis sesenggukan, saat ini dia sedang mengurung diri di dalam kamar mandi. Hinata memeluk kakinya dengan wajah yang disembunyikan dibalik lututnya. Saat ini dia sedang duduk mengangkat kaki di closet yang dia tutup.

"Maafkan aku."

"Aku salah."

"Bagaimana ini."

"Kami-sama maafkan aku."

"Aku telah berdosa."

"Hiksssss."

"Boruto apa yang harus kaachan lakukan Hiks."

"Dai-kun, Shika-kun."

Hinata terus mengusap airmatanya hanya untuk dibasahi kembali oleh air matanya yang tidak berhenti mengalir. Pundaknya bergetar hebat selaras tangisannya yang tertahan supaya tidak lebih kencang dari yang sekarang lagi. Dia takut membangunkan Boruto dan Dai yang baru tertidur nyenyak di tempat tidurnya - ini jam 2 , jam tidur siang Boruto dan Dai.

"Hinata...Hinata..." Hinata mendengar suara dari balik pintu yang memanggilnya dan mengetok pintu kamar mandi dengan lembut.

Hinata sama sekali tidak bergeming seolah sangat berat untuk bertemu dengan siapapun saat ini.

"Hinata, aku tau kau didalam. Aku masuk ya." Hinata semakin menangis saat memastikan bahwa itu adalah suara Ino.

"Ya Tuhan Hinata, apa yang terjadi." Tanya Ino sambil memeluk erat rubuh Hinata yang makin meraung mendapat pelukan dari Ino.

Sejam yang lalu Ino yang bahagia melihat panggilan masuk dari Hinata, berubah jadi khawatir saat hanya mendengar suara tangis Hinata saat dia mengangkat nya, bahkan saat Ino menanyakan beberapa kali Hinata sama sekali tidak menjawab sampai panggilan mereka putus.

Ino yang sedang di kantor bersama Shika dan yang lainnya dilema antara harus bertanya pada Shikamaru atau tidak. Tetapi Ino mengambil keputusan untuk tidak memberitahukan pada Shikamaru dulu. Pikirnya, kalau Hinata menghubunginya dan bukan Shikamaru, itu artinya Hinata belum siap hal ini diketahui Shika.

Akhirnya Ino meminta izin pulang duluan dengan alasan sedang sangat pusing. Dia bahkan melarang saat Sai bersikukuh untuk mengantarnya pulang ke apartement.

Ini sudah bulan kedua mereka di Korea, dan 2 minggu lagi mereka akan pulang jika projek mereka yang sudah tinggal merampungkan itu, bisa tetap berjalan sesuai jadwal seperti yang sudah berjalan.

Selama sebulan ini hubungan Hinata dan Ino semakin dekat. Sai dan Shika bahkan kadang kesal karena Hinata dan Ino terlalu sering menghabiskan waktu bersama. Belanja, ke salon, menonton, tentu saja mereka membawa Boruto dan Dai bersama mereka. Mereka bahkan menggosip sampai larut malam dikamar Hinata atau di kamar Ino.

"Hinata chan, ada apa." Tanya Ino sangat lembut, dia bahkan sudah menahan air matanya saat ini karena mendengar tangisan pilu Hinata.

"Ino chan bagaimana ini, aku telah melakukan kesalahan besar, aku telah melakukan dosa besar. Ino chan, bagaimana ini. Hiksss." Ino melerai pelukan mereka, membingkai wajah Hinata dengan kedua tangannya agar melihat kearahnya.

Kesalah? Dosa? Jangan bilang???

Ino khawatir dan mencoba membuang pikirannya saat memikirkan satu hal yang memungkinkan, dosa yang dimaksud Hinata.

"Ini Ino chan." Hinata memeberikan satu plastik berisi ke tangan Ino setelah dia ambil dari pangkuannya. Ino menerima plastik itu dari tangan Hinata yang bergetar hebat. Terlihat penyesalan di wajah Hinata. Ada juga ketakutan, kesedihan namun tidak bisa Hinata sembunyikan kalau ada sedikit rasa bahagia juga dalam tatapannya itu.

[End] Its YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang