Axella melangkah masuk ke dalam toko bunga dengan perasaan jengkel yang sulit disembunyikan. Aroma manis mawar dan anggrek seolah berusaha menenangkan hatinya, tapi pikirannya justru dipenuhi pertanyaan. kenapa Sunghoon membawa kamera yang menggantung di lehernya? Setelah sekilas menatap wajah datar Sunghoon, Axella segera bertanya.
“Lo ngapain bawa-bawa kamera?” tanya Axella menyelidik.
“Nambah koleksi foto,” balas Sunghoon sekenanya.
Padahal, kamera ini jelas untuk memenuhi dare dari Jay yang memintanya mengabadikan momennya bersama Axella sebagai bukti.
Lelaki itu terang-terangan membawa kamera karena memang sekaligus ingin menambah koleksi fotonya. Mengingat tempat mereka bertemu adalah toko bunga, Sunghoon ingin sekalian memotret beberapa bunga yang indah.
“Sini, gue aja yang fotoin,” tawar Axella sedikit mendesak. Jujur saja, gadis itu juga ingin belajar menggunakan kamera untuk fotografi.
“Terus gue ngapain? Lihatin lo doang?”
“Ya ngapain kek, udah, siniin kameraya.” Axella berusaha mengambil kamera Sunghoon.
Sunghoon refleks menjauhkan kameranya dari tangan Axella. “Jangan sentuh barang gue!”
Dia tidak suka ada orang lain yang menyentuh barang-barangnya. Kebiasaannya karena menjadi seorang neat freak. Lelaki itu kemudian lanjut mengatur kameranya sebelum ia gunakan untuk memotret, mengabaikan Axella yang ingin menggunakan kameranya.
“Pelit banget,” cibir Axella. Dia semakin kesal dengan tingkah Sunghoon yang selalu aneh menurutnya.
Sunghoon tidak memedulikan Axella dan lanjut memotret beberapa bunga. Sementara Axella yang tidak ingin makin kesal akhirnya memilih untuk melihat-lihat.
Perhatiannya dialihkan oleh sekumpulan bunga baby’s breath. Bunga-bunga putih mungil itu berkumpul dalam satu tangkai, menciptakan ilusi kabut lembut yang melayang di udara. Axella terpesona oleh kontrasnya yang sederhana, tapi begitu memikat di antara bunga-bunga besar lainnya.
Sunghoon awalnya hanya berniat memenuhi dare untuk mengabadikan kegiatan ini. Saat Axella berdiri di depan baby's breath, Sunghoon mengangkat kameranya dengan hati-hati. Dia membidik dan memotret, tetapi ketika dia hendak menurunkan kamera, pandangannya tertahan.
Axella yang terlihat tenang dan memikat di bawah cahaya lembut toko bunga, membuatnya terpesona. Kilauan halus pada kelopak bunga itu berpadu sempurna dengan wajahnya yang damai.
“Cantik.” Sunghoon tanpa sadar berucap rendah, sebuah kata yang bahkan dia tidak pernah sangka akan keluar dari mulutnya.
Namun, suara lirih Sunghoon rupanya cukup untuk memecah konsentrasi Axella. Telinganya menangkap bisikan itu. Axella berbalik cepat, matanya langsung tertuju pada Sunghoon yang masih memegang kameranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovestruck | Sunghoon ENHYPEN
FanfictionSunghoon tidak pernah menyangka perebutan kue tiramisu di kafetaria akan membawa perasaan yang rumit. Awalnya Axella hanya gadis judes yang selalu menyendiri dengan buku-bukunya. Namun, makin Sunghoon memperhatikannya, makin besar pula rasa penasar...