Di apartemen Jake, suasana malam itu terasa hangat dan santai. Jay, Jake, dan Sunghoon duduk melingkar di ruang tamu yang nyaman, di mana sofa empuk dan lampu temaram menciptakan atmosfer yang menyenangkan.
Apartemen Jake memang menjadi tempat favorit mereka untuk berkumpul, jauh dari aturan ketat orang tua Jay dan masalah keluarga Sunghoon yang rumit.
"Gue bosen," celetuk Jay setelah menghabiskan sebuah jagung bakar favoritnya.
"Udah lama nggak main, nih. Skuy?" tawar Jake dengan semangat. Mereka memang semangat dalam hal bermain.
Jay mengambil sebuah kotak kecil berisi kartu UNO, mengangkatnya dan menunjukkan pada Jake dan Sunghoon. "Yang kalah dare?"
Mereka lumayan sering memainkan UNO disaat bosan ataupun gabut. Namun, ide Jay kali ini lumayan menarik karena biasanya mereka hanya akan menerapkan sistem 'yang kalah traktir'.
"Yakin lo?" tanya Sunghoon memastikan. Dia khawatir dua teman laknatnya ini akan memberikan tantangan yang bukan-bukan untuknya. Pasalnya, lelaki itu lumayan payah dalam permainan ini.
"Kenapa? Takut lo, Hoon?" Jake meledek sambil menyenggol bahu Sunghoon pelan, membuat si empu meliriknya tajam.
Sunghoon yang sangat kompetitif langsung mengiyakan tanpa basa basi lagi. "Ayo dah, siap-siap lo berdua jadi babu gue."
"Dih, sombong banget, awas aja kalo lo yang kalah, abis lo sama kita," sahut Jay sambil duduk di kursi dan bersiap untuk membagi kartu yang dia bawa.
Hari ini sepertinya memang hari apes bagi Sunghoon. Dirinya yang berlagak keren tadi sekarang menciut karena harus kalah dalam permainan pertama. Sunghoon ingin bernegosiasi, tetapi dua teman laknatnya itu tentu saja menolak.
Sunghoon tahu betapa imajinatif kedua temannya ini. Mereka pasti akan memberikan tantangan yang sangat di luar prediksi Sunghoon, serta tidak lupa untuk membuat Sunghoon berada pada situasi tidak bisa menolak.
Mereka sedang serius berdiskusi sambil menatap layar laptop untuk mencari referensi tantangan yang menarik. Sedangkan Sunghoon hanya terduduk lesu di sofa sambil sesekali memakan camilan yang ada di atas meja tanpa gairah. Sudah sangat pasrah dengan situasi ini.
"Gue punya ide!" Jake menutup laptopnya secara mendadak, menemukan sebuah ide brilian.
"Paan?" Sunghoon bertanya takut-takut.
Jake menatap Sunghoon dengan tatapan menggoda, "Lo suka sama Axella, kan?"
"Nggak." Sunghoon tentu saja menyanggah dengan cepat.
Sejauh ini Jay hanya menatap keduanya sambil memakan jagungnya, lagi. Dia sudah order jagung bakar yang kedua kalinya. Jay hanya menyimak karena dirinya tidak tahu menahu soal Sunghoon yang tiba-tiba dituduh menyukai Axella.
"Yaudah kalo lo beneran nggak suka, gue tantang lo telepon Axella buat ajakin dia jalan."
Oke. Dare dari Jake ini sukses membuat Sunghoon terbatuk dan Jay tersedak jagung. Sunghoon menatap tajam Jake, menolak mentah-mentah dare tidak masuk akal itu. Jay hanya melotot tak percaya. Ide teman Aussie ini sangat brilian menurut Jay.
"GUE SETUJU!" Jay mengacungkan tangannya yang sedang memegang jagung, berteriak dengan wajah belepotan yang terlihat lucu.
"Main setuju-setuju aja lo, Monyet. Nggak ah gue nggak mau," sanggah Sunghoon. "Lo nggak ada ide lain apa?" tanyanya sambil meminum segelas air putih, menetralisir rasa gugup yang entah sejak kapan datang.
"Oh, lo beneran suka Axella berarti," sindir Jake, masih dengan tatapan menggoda.
"Enggak, anjiiing." Sunghoon menghela napas, lelah menghadapi Jake yang tiada habisnya menggodanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovestruck | Sunghoon ENHYPEN
FanfictionSunghoon tidak pernah menyangka perebutan kue tiramisu di kafetaria akan membawa perasaan yang rumit. Awalnya Axella hanya gadis judes yang selalu menyendiri dengan buku-bukunya. Namun, makin Sunghoon memperhatikannya, makin besar pula rasa penasar...