04. Rooftop Chaos

22 2 0
                                    

Di sebuah gazebo yang tenang di dekat lapangan indoor, Axella dan Jake duduk berseberangan di meja kayu. Keduanya tampak sedang tertawa riang sambil menikmati camilannya –buku-buku pelajaran.

Axella membuka topik dengan Jake di luar pembahasan mata pelajaran. Sekadar mencairkan suasana. "Lo kemarin katanya dihukum ngepel koridor sama Mesha, Kak?"

"Iya anjir, udah mana si Hazel tiba-tiba dateng terus nginjek lantai yang udah dipel," balas Jake dengan semangat, meskipun ada sedikit nada kesal dalam suaranya saat mengingat kejadian itu.

"Hah? Gue gatau kalau ada part itu ternyata, kirain dihukum doang." Axella menanggapi Jake sambil menahan tawanya, merasa Jake mengatakan hal yang lucu.

"Apa lo? Mau ketawa?" sinis Jake saat melihat raut muka Axella.

"Eh tapi, Kak, si Hazel ngapain tiba-tiba nongol di koridor lantai tiga?"

Jake membalas dengan muka cemberut yang terlihat semakin lucu. "Minta permen ke Mesha."

Axella tertawa lepas. "Ada-ada aja. Lagian si Mesha juga kenapa tiba-tiba nyuruh ngepel, dah? Biasa juga lari keliling lapangan kalo nggak hormat bendera," balasnya sambil masih memegang perut karena tertawa.

"Nggak tau noh besti lo, nyebelin banget. Pengen gue kurung di padang pasir aja rasanya," gerutu Jake masih kesal. Lelaki itu membanting kasar buku catatannya, kebiasaan saat merasa kesal.

Axella hanya bisa tergelak menghadapi tingkah Jake, humornya memang r.eceh jika bersama dengan teman yang sudah akrab, salah satunya adalah Jake.

"Kak, di padang pasir ada kurungan?"

"Entar gue gojekin kurungannya langsung dari pabrik. Sekalian sama Meshanya gue gojekin!"

↠⇀❊⇁↞

Dari lapangan indoor, mata coklat Sunghoon mendapati Jake sedang bercanda dengan seorang gadis di gazebo. Saat menyadari gadis yang sedang tertawa bersama Jake adalah Axella, Sunghoon merasakan sesuatu yang aneh muncul dalam dirinya.

Dia tidak pernah melihat Axella yang biasanya judes tertawa begitu riang. Tanpa sadar, Sunghoon semakin terpesona melihat tawa manisnya, ditambah dengan lesung di pipi yang membuatnya terlihat semakin sempurna di mata Sunghoon.

Sunghoon menepis rasa kagumnya dan mencoba kembali fokus pada latihan. Sayangnya, kali ini hati dan pikirannya tidak sejalan. Meski pikirannya menolak tegas perasaan aneh itu, hatinya memaksa tubuhnya melangkah ke gazebo.

Sunghoon akhirnya memutuskan untuk tetap pergi ke sana. Persetan dengan pikiran yang sedari tadi berkata tidak, sesekali Sunghoon ingin menuruti kata hatinya.

"Bagi permen," pinta Sunghoon dengan suara tenang di belakang Jake.

"KAMCHAGIYAA!" Jake berdecak sambil menepuk dadanya, namun tangannya tetap bersiap merogoh saku seragamnya. "Apasih Hoon tiba-tiba muncul? Kayak hantu, Nyet!" 

Axella menimpali kalimat Jake yang ambigu. "Yang bener hantu apa monyet, Kak?"

"Nyamuk Alaska dia mah."

"Gue mau minta permen," tegas Sunghoon sekali lagi. Wajahnya tetap datar meskipun dia sebenarnya merasa sedikit kesal pada Jake yang meledeknya. Dia sedang menjaga image cool-nya di depan Axella.

"Kayak anak kecil," kata Axella pelan, suaranya samar terdengar oleh Jake, tetapi lelaki itu tidak menanggapi.

Sunghoon memang menitipkan permen tongkat yang selalu dia makan pada Jake sebelum latihan. Kalau ditanya alasannya, tanya saja ke Sunghoon, mungkin dia lebih senang merepotkan Jake. Meminta permen saat ini juga ternyata alasan yang sangat tepat untuk menemui Jake dan Axella, kan?

Lovestruck | Sunghoon ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang