Jay dan Jake mengira hari ini akan lolos dari hukuman karena sudah berhasil melewati gerbang belakang tanpa ketahuan. Sayangnya, asumsi bahwa akan bebas dari hukuman di pagi yang sedikit mendung ini sirna begitu saja.
Seorang gadis berambut panjang yang memakai dua jepit rambut kupu-kupu sedang berkacak pinggang di ujung koridor sambil menatap mereka dengan tatapan yang mematikan. Mesha, si ketua OSIS yang terkenal galak dan suka ngomel lagi-lagi memergoki mereka terlambat.
"Ini kalo kita puter balik masih sempet nggak, Bro?" Jay berbisik sambil menepuk pelan lengan Jake beberapa kali, tetapi sorot matanya tetap mengarah ke Mesha di ujung koridor.
"Ya menurut lo?" Jake menjawab dengan santai, tidak terusik dengan situasi yang lumayan mencekam ini. Sudah terbiasa.
Keduanya akhirnya hanya melanjutkan langkah ke depan sampai akhirnya berhadapan secara langsung dengan Mesha. Tangan gadis itu masih di pinggang, siap mengomel. Sedangkan yang akan dimarahi hanya cengar-cengir tanpa ada rasa bersalah.
"Kalian mulu perasaan, bosen gue ngomelin kalian," decak Mesha. Masih dengan posisi berkacak pinggang. Persetan meskipun menghadapi kakak kelas.
"Yaudah jangan ngomel," balas Jay sambil membuka jaket hitam yang dikenakannya.
"Alasan apa lagi sekarang? Gue lagi males marah-marah, masih pagi."
Mesha sudah sering memergoki Jay dan Jake, apalagi soal urusan terlambat. Biasanya, ketos galak itu memergoki mereka di gerbang belakang. Namun, kali ini sedikit berbeda karena gadis itu sedang malas effort berjalan jauh ke sana. Lebih baik menunggu di koridor.
"Gue tadi pagi mandiin Layla, sih." Jake menjawab pertanyaan Mesha. Jawaban yang jujur, tetapi siapa sangka ambigu bagi Mesha.
Mesha mengerutkan dahi, "Pacar lo?"
"Sembarangan banget mulutnya!" sela Jake dengan cepat, tidak terima jika Mesha berpikir yang tidak-tidak tentangnya.
"Terus?"
"Itu anjing kesayangannya, njir. Jangan mikir yang bukan-bukan," timpal Jay.
Mesha hanya ber oh ria setelah mendengar jawabannya. Sedetik kemudian, raut wajahnya berubah menjadi galak lagi. Bukan untuk mengomel, kali ini bersiap memberikan hukuman.
"Seperti biasa, kalian harus dihukum karena terlambat." Gadis itu sekarang mulai bersedekap dada, memikirkan hukuman yang cocok untuk keduanya agar jera.
Jay sudah bersiap dan memakai topinya, mengira hukuman yang didapat akan sama seperti biasanya. "Hormat ke tiang bendera, kan?"
Raut muka Jay dan Jake langsung berubah bingung saat mendapati gadis di depannya menggeleng pelan.
"Kalian pel koridor lantai ini sampai kinclong!" tukas Mesha saat menemukan ide brilian untuk menghukum dua makhluk yang tidak pernah jera ini.
"HAH?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovestruck | Sunghoon ENHYPEN
Fiksi PenggemarSunghoon tidak pernah menyangka perebutan kue tiramisu di kafetaria akan membawa perasaan yang rumit. Awalnya Axella hanya gadis judes yang selalu menyendiri dengan buku-bukunya. Namun, makin Sunghoon memperhatikannya, makin besar pula rasa penasar...