chapter 3

7 2 1
                                    

Chapter 3: "Welcome to the Chaos"

Meilae tidak bisa berhenti tersenyum sepanjang perjalanan menuju tempat tinggal Gustav dan bandnya. Bayangan bertemu langsung dengan anggota lain Tokio Hotel, apalagi Bill Kaulitz, membuat hatinya berdebar-debar. "Ini lebih dari sekadar mimpi yang jadi kenyataan," pikirnya. Namun, di sisi lain, ia sedikit khawatir. Bagaimana jika mereka menganggapnya aneh? Bagaimana jika shifting atau time travel ini tiba-tiba berhenti, dan ia kembali ke tahun 2025 begitu saja?

Gustav sepertinya menyadari Meilae sedang melamun. "Hey, are you nervous?" tanyanya sambil tersenyum.

Meilae tersentak dan segera menggeleng. "No, no... well, maybe a little," jawabnya jujur.

Gustav tertawa. "Don't worry, they're just a bunch of dorks. You'll fit right in."

Mereka akhirnya tiba di sebuah apartemen yang cukup besar dan modern, tidak jauh dari pusat kota. "Here we are," kata Gustav sambil membuka pintu. Meilae mengambil napas dalam-dalam sebelum masuk. Di dalam, ruangan itu tampak seperti kombinasi antara studio musik dan tempat tinggal anak muda-penuh dengan peralatan musik, poster band, dan makanan ringan berserakan di meja.

Saat mereka masuk, Meilae mendengar suara musik keras dari salah satu ruangan. Di sudut lain, seorang pemuda berambut gelap dan memakai topi sedang duduk di sofa, terlihat asyik bermain video game.

"Hei, Tom! Aku bawa tamu," teriak Gustav. Tom menoleh sebentar, dan ekspresinya langsung berubah penasaran.

"Yo, siapa dia?" tanya Tom, matanya memicing.

"Ini Meilae, dia dari Indonesia," kata Gustav santai. "Dia butuh tempat tinggal sementara."

Tom menaikkan alisnya. "Indonesia? Di mana itu?"

Meilae tertawa gugup. "It's in Southeast Asia... You know, near Bali?"

"Oh, Bali! I know that place. Cool," jawab Tom sambil tersenyum.

Saat itu, pintu ruangan lain terbuka, dan seorang pemuda berambut hitam lurus dengan eyeliner khas keluar sambil memegang minuman. Meilae langsung membeku. Itu dia, Bill Kaulitz, sang vokalis. Dia tampak persis seperti di video-video konser yang sering Meilae tonton di YouTube, hanya saja kali ini, dia nyata, dan hanya berjarak beberapa meter darinya.

Bill menatap Meilae sejenak, lalu menoleh ke Gustav. "Siapa dia?" tanyanya dengan wajah bingung.

"Ini Meilae, dia penggemar yang tersesat. Long story," jawab Gustav sambil tertawa.

Meilae merasa sedikit gugup. "Um... Hi, I'm Meilae. Nice to meet you, Bill."

Bill tersenyum ramah. "Nice to meet you too, Meilae. And don't worry, you're safe here."

Meilae merasa sedikit lega, tapi tiba-tiba Tom melemparkan pertanyaan yang membuat situasi jadi lucu. "Kamu ini beneran umur 18? Aku kira kamu anak SMP yang tersesat!"

Meilae menghela napas panjang sambil tertawa canggung. "I know, I look young for my age. It's always like that." Gustav dan Bill tertawa, sementara Tom hanya mengangkat bahu.

"Oke, kalau begitu, mari kita sambut kamu dengan pesta kecil!" seru Tom tiba-tiba.

Bill dan Gustav langsung setuju, dan mereka mulai mencari makanan dan minuman di dapur. Meilae hanya bisa duduk dan menonton dengan senyum di wajahnya. Namun, ketika Tom kembali dengan sekantong penuh makanan ringan, ia tersandung kabel gitar yang tergeletak di lantai dan makanan itu terlempar ke segala arah.

"Oh no!" seru Meilae sambil tertawa keras. Tom mencoba berdiri sambil memegangi kakinya yang sedikit sakit. "Aduh, kenapa kabel ini selalu ada di sini?" keluhnya.

Gustav membantu Tom berdiri sambil tertawa. "Lihat? Kita ini memang sekumpulan anak band yang berantakan."

Meilae tertawa keras, merasa suasana di tempat ini benar-benar penuh kehangatan dan kekonyolan. "Kalau begini, aku merasa di rumah sendiri," katanya sambil mengumpulkan makanan yang berserakan.

"Bagus kalau kamu merasa nyaman," jawab Bill sambil tersenyum. "Tapi hati-hati, Tom memang sering kecelakaan."

"Hei, itu nggak adil! Itu salah kabel!" protes Tom. Semua orang tertawa, dan suasana semakin hangat.

Setelah kejadian lucu tadi, mereka semua duduk bersama di ruang tengah, menikmati makanan ringan sambil berbicara tentang banyak hal. Meilae merasa nyaman berbicara dengan mereka, meskipun terkadang dia harus meminta mereka mengulangi beberapa kata dalam bahasa Inggris yang lebih sederhana.

Saat mereka berbicara, tiba-tiba Tom bertanya dengan nada penasaran, "Jadi, kamu sudah berapa lama di Jerman? Kamu kelihatan masih baru."

Meilae terdiam sejenak, mencari alasan yang tepat. "Um... ya, baru beberapa hari. Masih banyak yang harus dipelajari," jawabnya.

Gustav mengangguk. "Tidak apa-apa. Kami akan bantu kamu. Tapi kalau kamu mau belajar bahasa Jerman dengan cepat, kamu harus sering dengar kami bicara. Kamu bisa mulai dengan kata-kata dasar."

Tom, yang sepertinya ingin bercanda, berkata, "Iya, misalnya 'Kartoffel'! Itu penting."

Meilae tertawa keras, mengingat kejadian di kafe tadi. "Ya ampun, kenapa semua orang di sini suka bicara tentang kentang?"

"Kentang adalah sumber kehidupan!" seru Tom dengan penuh semangat, dan semua orang tertawa.

Setelah beberapa jam, suasana mulai tenang. Bill dan Tom pamit masuk ke kamar mereka masing-masing, sementara Gustav menyiapkan kamar tamu untuk Meilae. Meilae merasa sangat bersyukur. Ini adalah hari pertama yang luar biasa dan lucu, lebih dari yang pernah ia bayangkan.

Saat dia masuk ke kamar dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur, dia menarik napas panjang. "Aku benar-benar ada di sini," gumamnya pelan. "Aku benar-benar bersama Tokio Hotel."

Tapi, dalam hati, dia masih bertanya-tanya. Berapa lama ini akan berlangsung? Dan apakah dia benar-benar bisa tinggal di tahun 2006 untuk waktu yang lama? Meilae menutup matanya, berharap petualangan ini baru saja dimulai.

_______________________________________________
TBC
------


Bill kaulitz and Tom kaulitz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bill kaulitz and Tom kaulitz


Jangan lupa kasih kritik dan sarannya yah!

Because YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang