Chapter [20]

441 69 20
                                    



Pada pukul, 11:30 menit malam, Mon sedang menjalankan operasi terhadap pasien nya, namun operasi tersebut, tidak berjalan dengan lancar, dan pasien tidak bisa di selamatkan, membuat Mon merasa dirinya tidak dapat, menyelamatkan nyawa pasien nya

" Aku gagal menyelamatkan nya! ", Lirih Mon, terduduk lemas, saat itu juga, melihat monitor ICU  pasien nya, menandakan nyawa nya tidak bisa di selamatkan lagi, saat garis panjang berjalan lurus

" Dok! tenanglah! semuanya sudah ketentuan yang maha kuasa! kita sudah berusaha dengan keras! dan sebaik mungkin! namun tuhan berkehendak lain! pasien tidak bisa di selamatkan lagi! ", Ucap suster Pia, melihat Mon seperti merasa gagal, dalam tugasnya

" Saya tidak dapat menyelamatkan nyawa pasien Pia! keluarga nya pasti merasa sangat terpukul! dengan khabar duka ini! ", Ucap Mon, sedih melihatnya

" Jika dokter! tidak kuat untuk mengatakan khabar duka ini kepada keluarga nya! biarkan saja saya yang menjelaskan semua ini! kepada orang tuanya! ", Ucap Pia, tidak ingin membuat Mon, merasa gagal, dan melihat keluarga pasien nya, merasa hancur saat mengetahui nya nanti

Mon menggeleng pelan menatap Pia, dengan tatapan sedih nya, ia seperti merasakan, bagaimana perasaan keluarga pasien itu, jika mengetahui anak semata wayang nya, meninggal dunia, tidak dapat di selamatkan lagi

" Biarkan saya yang mengatakan kepada keluarga nya! saya permisi dulu! ", Ucap Mon, dengan berat hati, ia pun pergi menemui keluarga pasien, untuk menjelaskan operasi ini gagal menyelamatkan nyawa anak semata wayang nya

Pia hanya bisa menghela napas nya dengan panjang, ia tahu ini adalah pertama kalinya Mon menghadapi situasi nya seperti ini


🌷*********🌷


" Hiks-hiks! dok! ini tidak benarkan? anak saya masih hidupkan? katakan padaku! ini hanyalah mimpi dok! ", Ucap Ibu pasien itu, menangis sejadi-jadinya, saat mengetahui anak semata wayang nya, tidak bisa di selamatkan lagi, disaat kecelakaan mobil tadi

" Kami sudah berusaha keras! dan sebaik mungkin! untuk menyelamatkan putri ibu! namun tuhan berkehendak lain! nyawa nya tidak bisa di selamatkan lagi! harap ibu bertenang! dan ikhlas kan putri ibu! ", Ucap Mon, mencoba menenangkan ibu pasien itu

" Tidak! hiks-hiks! ini tidak mungkin! dia putri ku satu-satunya dok! bagaimana caranya saya bisa ikhlas! saya sangat menyayanginya hiks-hiks! ini pasti mimpikan! ya tuhan kembali kan anakku! ", Ucap Ibu pasien itu, menangis sambil terduduk lemas

Mon yang tidak tega melihat ibu itu menangis histeris, ia pun memeluk nya langsung

" Menangis lah sepuas nya ibu! saya tahu ini pasti sakit buat ibu! melepaskan orang yang kita sangat sayangi! jika itu yang membuat ibu tenang nanti untuk melepaskan putri ibu! maka luapkan semuanya sekarang! dan nanti setelah itu! ibu harus kuat untuk menjalani nya tanpa putri ibu di sisi ibu lagi! ", Ucap Mon, ikut meneteskan air matanya, melihat ibu pasien itu begitu terpukul sekali dengan keadaan nya

Ibu pasien itu memeluk Mon, dengan tangis nya yang memiluh kan hati, yang baru saja, di tinggalkan putri tercinta nya, membuat ia meluapkan kesedihan nya, di pelukkan Mon

" Saya juga dulu di tinggalkan ibu saya sewaktu kecil! dan saya ngerti perasaan ibu! saat kehilangan orang yang paling penting dalam hidup ibu! kita sama-sama kehilangan orang yang penting dalam hidup kita! namun kita juga harus selalu bersyukur! karena masih memiliki keluarga lain! yang masih berada di sisi kita! ", Ucap Mon, pada ibu itu

TALE OF TWO HEARTS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang