PILOT

14 5 0
                                    

Brak!

Sebuah koper berwarna hijau terang jatuh tepat ketika Perempuan masuk kedalam apartment tersebut. Tercium bau yang tidak mengenakkan sesaat Ia masuk, bau yang menjelaskan bahwa apartment tersebut sudah lama tidak ditinggali. Perempuan itu mengangkat koper hijau terang tersebut untuk kembali berdiri dan membiarkan pintunya terbuka lebar untuk mengganti udara yang tidak enak.

Seluruh penjuru apartment studio dengan satu kamar satu toilet dipenuhi oleh debu yang sudah berkerak. Namun, itu bukan masalah yang berat untuk Perempuan itu. Ia rela menyewa apartment yang sudah tidak berpenghuni 10 tahun terakhir hanya karena harganya 70% lebih murah daripada apartment pada umumnya. Menurutnya, lebih menyeramkan tidak punya tempat tinggal daripada wujud-wujud hantu yang akan Ia temui di apartment ini. Lagipula, Ia hanya akan menggunakan apartment ini untuk tidur dan mandi. Sisanya, Ia berkenala untuk mencari pemasukan.

Dengan sisa tenaga yang Ia punya, Perempuan itu melepas sprei yang masih menempel pada kasur tersebut, mengelap seluruh permukaan berdebu, menyapu dan mengepel ruangan supaya setidaknya Ia memiliki tempat untuk merebahkan badannya. Pukul empat sore, dan Ia baru bisa mengganti bajunya dan beristirahat.

Bzzz...Bzzz...

"Hey, moron. Are you coming to the party tonight?" Terdengar suara Perempuan dari Seberang telefonnya.

"Sure." Jawabnya singkat, kemudian mematikan telefonnya.

Thea. Dorothea Lorelei. Perempuan keturunan Turki – Inggris tersebut memutuskan untuk sepenuhnya tinggal di Inggris sesaat Ibunya meninggal sebulan lalu dan Ayahnya berselingkuh –sejak tiga tahun lalu. Tidak sepenuhnya Thea merasa sedih Ibunya meninggalkannya, karena sudah tidak tega Ia melihat Ibunya sedih karena Ayahnya berselingkuh.

Thea tidak pernah menolak jika Perempuan diseberang telefon tadi –Madi, mengajaknya untuk party. Karena bagaimana pun caranya, ketika Madi ajak Thea berarti Ia akan membayarinya. Madi pun sudah paham bagaimana kesulitan Thea dengan kondisi finansialnya. Sangat sulit.

"You don't have to know where I live, it'll be dangerous for you too. Anyway, is there any job you can recommend me?" Thea meneguk shot tequila pertamanya –kesukaannya.

"Hmm, there's a new fancy restaurant opened today near here, I think it's called The Cellar Door. You can apply there." Madi menumpukan kepalanya ke telapak tangannya.

"Oh, no, no. I have a great idea Mad." Lagi-lagi, Thea meneguk shot selanjutnya.

"What's that?" Madi terlihat lebih serius.

"You know that Niall Horan is my biggest, biggest crush, right? And I'm sure, a hundred percent that he's just like a regular people, like us. So, I think I have new aspirations, Mad." Madi tertawa melihat Thea yang sangat penuh passion, "My new aspiration is to find Niall Horan, and make him love me, fall for me."

"How do you do that? It must be so expensive, The." Madi menggelengkan kepalanya, memberikan shot selanjutnya kepada Thea.

"If there's any opportunity, I will make sure I shot it right on the target."

˙✧˖°📷 ༘ ⋆。˚author's note :

hi guys! nice to meet y'all. since i forgot my password on my old account (@nothingspersonal), i made a new one. well i feel kinda sad bcs that account filled with so many memories and journey, but yeah everything happens for a reason.

anyway, i hope you guys enjoy this series. love you guys!

xo.

Heaven : For Dorothea (ft. niall horan) - in bahasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang