1 | Confession

12 2 0
                                    

This short story is created by
PenulisMisterius32

Original OC
PenulisMisterius32

Inspiration by
My lovely brain 🧠

Happy reading 📖
Don't forget to leave a comment
Love you all ❤️

★★★

Puluhan bahkan ratusan deru mesin terdengar memasuki parkiran SMA ELITE JANUANTARA.Namun dari banyaknya kendaraan yang memasuki halaman parkir sekolah menengah itu,hanya satu yang berhasil menyita perhatian banyak orang.Siapa lagi kalau bukan Randika-dikenal sebagai si anak orang kaya pemuda itu dengan percaya diri memasuki halaman parkir sekolah dan sengaja parkir di dekat motor cewek-cewek.

Ia turun dari motornya dan menatap seorang gadis cantik bak bidadari yang sedang berbincang-bincang-Nirmala Octavia,namanya.Gadis yang Randika diam-diam menaruh perasaan khusus padanya.

Melihat Nirmala akan beranjak pergi,Randika segera turun dari motornya dan mengejar Nirmala.Hari ini Randika berencana untuk mendapatkan hati Nirmala.

"Nirmala!"Randika berseru.Nirmala berbalik ketika ia mendengar namanya dan melihat Randika yang berlari ke arahnya.

"Oh,Randika.Ada apa ya?"tanya Nirmala.

"Mm..gini...anu...ketika jam istirahat nanti,kamu bisa datang ke lapangan sekolah ga?Aku mau ngomongin sesuatu..."Randika bicara sambil mengelus-elus tengkuknya akibat grogi.

Nirmala yang mendengar itu menaikkan alisnya,penasaran perihal yang ingin dibicarakan Randika.

"Ngomongin tentang apa?" Nirmala berucap sembari menelengkan kepalanya sedikit.

"N-nanti kamu tau sendiri kok.Ya bisa kan?Aku tunggu di lapangan jam istirahat nanti ya?"

"Oke,"

Betapa gembira hati Randika ia berhasil membujuk Nirmala untuk datang ke lapangan sekolah siang ini.Dan disanalah ia akan mengungkapkan perasaannya,dia hadapan seluruh murid-murid sekolah bahwa Nirmala akan menjadi miliknya.Tepat setelah Nirmala melenggang pergi,tepukan pelan terasa di bahu Randika.Ia menoleh dan melihat sohibnya-Ijul berdiri di belakangnya bersama Oka dan Tama.Mereka bertiga nyengir setelah melihat interaksi Randika dan Nirmala.

"Ciee...ada yang mau jadian nih..."Tama berkata menggoda Randika.

"Yakin lo,Dika mau ungkapin perasaan lo hari ini?Udah siap tuh mental diajak ketemuan sama bapaknya Nirmala?"tanya Oka.

"Yee...udah siap mental dari lama boss.Urusan bapaknya?Halah kecil!Sekali liat muka gue yang ganteng ini pasti bapaknya ikutan klepek-klepek,"balas Randika tertawa diikuti ketiga sohibnya.

"Lo lupa kalo bapak nya Nirmala itu galak?Badannya gede bro mana mukanya serem pula,"sahut Ijul.

"Iya,gue pernah liat Nirmala dijemput bapaknya pake mobil mahal.Sekilas gue liat muka bapaknya ga ada ramah tamahnya sama sekali,"Oka juga ikut menyahuti diikuti anggukan Tama.

Namun Randika yang sudah terlalu jatuh cinta pada Nirmala tentu saja tak peduli.Ia hanya memutar bola mata acuh dan berkata "Bodo amat,yang mau nyatain perasaan gue kok malah kalian yang gentar,"

★★★

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit lalu.Sejak saat itulah Randika terlihat sudah menunggu di tengah lapangan dengan sebuah buket bunga di tangan.Ijul,Oka,Tama,dan satu sohib mereka lagi-Julki berdiri di lantai dua menonton pemuda yang tengah kasmaran itu menunggu pujaan hatinya.Sesekali mereka berbisik-bisik menghitung-hitung kemungkinan Nirmala akan menerima cinta Randika.Nampak beberapa siswa-siswi dari lantai paling bawah hingga lantai teratas memperhatikan Randika dengan wajah-wajah yang beragam.Ada yang tertawa-tawa,sebagian memandang heran dan penasaran.

Tibalah saatnya,sang bidadari menunjukkan dirinya.Nirmala berjalan memasuki lapangan bersama dua orang temannya bak bodyguard.Memang kecantikan Nirmala tidak ada tandingannya.Beberapa murid berseru-seru memberi semangat,tak menyangka orang yang sejak tadi ditunggu Randika adalah Nirmala.Gadis itu berjalan menghampiri Randika dan berdiri di hadapannya,tak punya ide apa yang sebenarnya terjadi.

"Ada apa ini?Kenapa semuanya menatap kita?" bisik Nirmala pada temannya yang hanya mengendikkan bahu tak tahu.Kemudian Randika bicara.

"Nirmala,sejak pertama aku bertemu denganmu entah kenapa hatiku terasa hangat.Aku merasa lubang kosong yang selama ini berdiam di dadaku terisi oleh kecantikan dan kebaikanmu." Randika diam sejenak menarik nafas sembari berusaha membaca ekspresi Nirmala dan menyodorkan buket yang sejak tadi digenggamnya. "Nirmala Octavia,di hadapan semua teman-teman...aku ingin kamu...menjadi pacarku,"

Sorak-sorai semakin ramai,seluruh murid yang menonton aksi Randika bersorak menyuruh Nirmala menerima pernyataan cinta Randika.Namun hal yang tak disangka-sangka keluar dari bibir merah Nirmala.

"Maaf Randika...aku menghargai banget perasaan kamu.Tapi aku udah punya seseorang yang istimewa bagi aku,maaf banget"

Kalimat itu sukses membuat Randika membeku.Sorakan semua murid perlahan memudar heran melihat buket bunga yang disodorkan Randika tak kunjung diambil oleh Nirmala.Keempat sahabat Randika yang sejak tadi menonton dari lantai atas mulai berbisik-bisik curiga.Mustahil Nirmala menolak cinta Randika kan?Banyak gadis yang mengantri untuk Randika dan satu-satunya yang beruntung adalah Nirmala.Namun gadis itu justru memilih orang lain.

Akibat hal itu Randika seketika merasa malu berat.Padahal ia sudah merencanakan hal ini sejak tiga hari lalu dan tak terpikirkan olehnya bahwa Nirmala akan menolak pernyataan cintanya.Selama ini tidak pernah ada gadis yang gagal dipikat oleh kegantengan Randika.Pada akhirnya pemuda itu hanya bisa merenung di perpustakaan sekolah.Keempat sahabatnya hanya bisa menatap dari kejauhan pemuda yang patah hati itu,hingga Ijul memutuskan mengajak Randika bicara.

"Sudahlah bro,cewek itu bukan segalanya.Mungkin emang kejayaanmu harus berakhir sekarang," Ijul berucap sembari duduk dan merangkul bahu Randika.Tama,Oka,dan Julki berjalan mendekat.

"Lo gabakal bunuh diri cuma karena Nirmala nolak lo kan Dik?" pertanyaan Julki sontak membuat Randika mengangkat kepalanya dari meja.

"Bunuh diri?Jelas enggak lah!Bakal gue buktiin sama Nirmala kalau gue itu bener-bener tulus sama dia!Yakali gue nyerah cuma karena ditolak sekali," seru Randika.

"Nah gitu dong,semangat ya bro kita semua dukung lo kok!"

"Pasti!Gue bakal buktiin kalau cowok yang dia suka itu bukan apa-apa dibanding gue!"

Randika berdiri dari kursi namun suara Bu Kiran mengejutkan mereka berlima yang sejak tadi berseru-seru. "Jangan berisik di perpustakaan!"

"Ups,maaf Bu,"

★★★

To be continued...

Konglomerat [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang