Chapter 16

43 8 12
                                    

Cerita ini hanya karya fiksi, jadi jangan dibawa terlalu serius, tekan bintang dibagian kiri bawah biar ga kelupaan vote nyaa

......

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

"Terima kasih, paman" ujar Seulgi saat pria yang cukup berumur itu memberikan kunci rumah yang dipercayakan kepada pria itu untuk merawat, berganti hari dan cukup lama di pesawat membuat Claire begitu lelah, dia memasuki rumah besar itu, usai berbincang kecil dengan Paman Loren itu.

Claire hanya menghela nafas kecil saat melihat tiga orang itu mengikutinya,

"Rumah ini cukup besar, dibagian belakang kalian bisa disana. Ada tiga kamar bukan?" Ketiganya mengangguk,

"Kalian tinggal disana saja, tidak apa?"

"Dengan senang hati nona" Brian yang ditugaskan sebagai sopir pribadinya yang memperkenalkan diri tadi mewakili jawaban yang lainnya,

"Oke, terimakasih untuk kerjasamanya dan kita bisa lebih dekat kedepannya dan panggil nama saja" ketiganya mengangguk, bekerja dengan artis saja mereka tak percaya kini ditambah fakta artis itu adalah Claire yang berasal dari grup mendunia Florence.

"Selamat beristirahat nona" Claire mengangukkan kepala meski sudah diberi tau mereka tetap tidak mau memanggil Claire hanya dengan nama saja.

"Kau dengar tadi?"

"Hmm dia bilang rumah ini cukup besar, apanya bahkan ini sangat besar" entah Claire yang rendah hati atau memang begitu cara menjadi sombong sekarang pikir ketiganya.

.....

Seminggu berlalu setelah pesta pernikahan Ryder, hingga detik ini Haven belum pernah mengajak Jizzy untuk bertemu dengan orangtuanya meski mereka sudah menyakan itu berulang kali, namun Haven merasa tak percaya diri membawa Jizzy kehadapan mereka, padahal untuk kategori menantu Jizzu sudah idaman semua orang karena dia bekerja sebagai dokter spesialist.

"Ini ada masalah, Bagaimana tindakan yang baik tuan?" Tanya Jorell mengalihkan atensi Haven yang menatap cincin yang berada dijari manisnya itu, Haven bahkan belum melepaskan cincin yang dipasang oleh Claire ditangannya.

"Tarik semuanya, jangan jual kepada mereka jika memang tak menyelesaikan pembayarannya" Jorell mengangukkan kepala dan berlalu dari sana, tak ada lagi candaan hangat layaknya kakak adik antara Haven dan Jorell sejak malam dimana pria yang lebih muda itu memukul Haven dengan membabi buta. Jorell memang mengantikan posisi Duke yang secara resmi berhenti karena usianya, namun Jorell menegaskan jika dia hanya sementara untuk posisi ini.

"Ya sayang? Hmm baiklah aku akan makan malam di tempatmu" Haven menghela nafas, dan menscroll isi ponselnya, dia beralih membuka pesan atas nama Claire disana, Haven menscroll penuh keatas dimana pesan itu berisi, kata-kata singkat namun begitu manis.

Hingga ke empat bulan terakhir ini, dimana pesan itu tetap dikirim Claire namun perbedaan jam dan waktu membalas yang sangat jauh, bahkan ada yang tiga hari baru dibalas oleh Haven. Dan beberapa panggilan yang tak dijawab oleh Haven.

I Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang