Bagi Sasuke Uchiha kesendirian sudah tidak asing lagi ada di hidupnya, namun kali ini mungkin bukan kata kesendirian yang tepat untuk menggambarkan perasaannya.
Kosong
Mungkin kata itu lebih cocok untuk menggambarkan seorang Uchiha Sasuke di usianya yang menginjak tiga puluhan sekarang.
Berdiri di tengah dapurnya, mengayak telur diatas teflon. Tidak pernah terpikirkan bahwa dirinya, diusianya yang telah menginjak kepala tiga berada di dapur tengah membuat sarapan.
"Ayah!"
Suara nyaring seorang gadis kecil mengejutkan dirinya, sekaligus sentuhan tangan kecil yang menarik lengan kiri pakaiannya yang kosong.
Sasuke menoleh, menatap sekilas putri semata wayangnya yang terlihat baru saja bangun dari mimpi indahnya.
"Apa yang sedang ayah lakukan?" Suara itu kembali memecah heningnya isi rumah.
"Ayah sedang membuat sarapan, ambil susu ini dan tunggu ayah dimeja makan. Kau mengerti?" ucapnya sembari mengambil segelas susu yang sudah ia siapkan sebelumnya
Gadis kecil itu menerima segelas susu dari sang ayah, lantas melangkahkan dirinya menuju ke meja makan, Sasuke mengamati putrinya itu dengan langkah-langkah kecil berjalan menuju meja makan. Kehadirannya adalah satu-satunya alasan mengapa Sasuke tetap bertahan dalam kehidupan yang terkadang terasa sunyi ini.
Setelah memastikan telur dalam teflon matang sempurna, ia menyajikannya di atas piring lalu memberikannya pada Aiko.
Suasana pagi ini seperti pagi-pagi sebelumnya tenang, hanya suara Aiko yang sesekali berbicara. Dia meneguk susunya, memakan sarapan yang dibuat oleh ayahnya, sambil sesekali mengarahkan tatapan polosnya kepada Sasuke.
Sedangkan Sasuke makan dengan khidmat, sesekali menatap putrinya yang juga tengah menikmati sarapannya.
“Ayah…” suara kecilnya kembali terdengar, kali ini lebih lembut, seakan-akan ia berpikir terlebih dahulu sebelum bertanya.
Sasuke mengangkat alisnya sedikit, memandang Aiko dengan tatapan tenang namun penuh perhatian. "Hn?"
Aiko yang merasa mendapat lampu hijau dari ayahnya lantas mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum kembali berbicara, "Bolehkah Aiko bertanya pada, Ayah?"
Sasuke menghentikan kegiatannya mengunyah, dan memberikan atensi penuh pada Aiko.
"Apa yang ingin kau tanyakan?""...Uhm."
"Katakan saja, Aiko."
Aiko terlihat menggigit bibirnya, sedikit ragu sebelum melanjutkan, “Ayah… apa aku punya ibu?."
Pertanyaan itu sontak menghentikan gerakan Sasuke. Tangannya yang baru saja akan mengambil garpu kini terhenti di udara. Sekelebat ingatan tentang masa lalu melintas di pikirannya, kenangan tentang seorang wanita bersurai indigo dengan senyum lembut dan tekad yang kuat.
Tangannya terkepal secara tidak sadar, ia menelan ludah sebelum menjawab pertanyaan putrinya.
Aiko...
Dia mulai bertanya padaku tentangmu.
Apa yang harus kukatakan padanya?
"Jika kau tidak punya ibu, maka kau tidak akan ada disini."
Aiko memandang ayahnya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. "Lalu seperti apa ibuku, Ayah? Kenapa aku tak pernah mendengar tentangnya? Dan kenapa ibu tidak ada bersama kita?"
Sasuke mengalihkan pandangannya sejenak, mencoba menetralkan deru nafasnya yang tiba- tiba menjadi tidak beraturan.
"Lanjutkan sarapanmu, Aiko. Kau terlalu banyak bertanya."
Mendengar jawaban dari Ayahnya, gadis berusia 7 tahun itu menunduk. Tidak berani menatap sang ayah yang berada pas didepannya.
Sasuke mengatupkan bibirnya, tidak berniat kembali mengintimidasi putrinya lewat ucapannya. Sasuke jelas merasa bersalah ketika melihat putrinya menundukkan kepalanya, tanda bahwa ia takut padanya.
Sasuke beranjak dari duduknya, namun sebelum benar-benar meninggalkan meja makan yang masih terisi oleh putrinya ia berkata, "Aiko,"
Gadis kecil yang semula menunduk itu mendongak menatap Ayahnya dengan matanya yang hitam legam sama sepertinya.
"Kau memang tidak tahu siapa ibumu..,"
Sasuke menghela napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, matanya tetap terarah pada Aiko yang masih menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. "…tapi kau harus tahu, dia adalah orang yang mencintaimu lebih dari apapun."
_______
Hai!, how this chapter?_______
Aiko Uchiha
Aiko (愛子) – Berarti "anak penuh cinta,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistake
Fanfiction[Fanon/Semi-Canon] "𝐀𝐲𝐚𝐡?" Mendengar panggilan putrinya, ia menoleh, "𝐇𝐧?" "𝐢𝐛𝐮, 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐚𝐩𝐚 𝐚𝐲𝐚𝐡?" Sasuke Uchiha, shinobi legendaris yang dikenal dingin dan pendiam, terhenyak ketika putri semata wayangnya...