Hanabi Hyuga berdiri di depan gerbang sekolah dengan perasaan campur aduk. Ia menunggu sosok yang begitu ingin ditemuinya-Aiko Uchiha, putri satu-satunya kakaknya. Meskipun Hanabi tidak pernah berinteraksi dengan Aiko, ia ingin mendekatkan diri padanya.
Sejatinya Aiko adalah keponakannya dan ia adalah bibinya, toh tidak salah kan bila ia ingin mengenal Aiko? setidaknya Hanabi bisa mengobati rasa rindunya ketika melihat Aiko, yang terlihat mirip dengan kakaknya.
Angin sepoi-sepoi meniup rambut coklat panjangnya, sementara siswa-siswi lain mulai keluar dari gerbang sekolah. Hanabi terus memperhatikan, mencari sosok Aiko di antara kerumunan.
Saat matanya akhirnya menangkap sosok Aiko, dengan rambut hitam pendeknya dan mata khas klan Uchiha, Hanabi merasa hatinya menghangat. Ia melangkah maju, menghampiri Aiko dengan senyum yang terpatri diwajahnya.
"Kau Aiko Uchiha, bukan?" panggilnya dengan suara hangat saat ia sudah cukup dekat. Aiko, yang tengah asyik melihat sekelilingnya, menoleh dan mendapati Hanabi berdiri di sana. Sesaat mata mereka bertemu.
Gadis yang dipanggilnya itu mendongak menatapnya, matanya membulat sempurna ketika melihat kehadirannya.
"Ah.., Ehm benar." jawab Aiko, ia mengangguk pelan dan tersenyum tipis, senyumnya yang lembut sangat mirip dengan senyuman kakaknya, Hinata Hyuga. Melihatnya, Hanabi merasa seakan kembali bertemu dengan kakaknya dalam bentuk yang lebih muda dan tentunya dengan mata dan warna rambut yang berbeda.
"Apa kau mengenaliku, Aiko?" tanya Hanabi, mencoba membuka percakapan.
Aiko tampak ragu sejenak, kemudian mengangguk pelan. "Bibi, yang kemarin di kedai Ramen, kan." jawabnya perlahan, mencoba sopan.
Hanabi tersenyum, mengerti bahwa Aiko mungkin belum begitu mengenalnya. "Yah! Kau benar. Aku Hanabi Hyuga. Kita memang belum pernah bertemu sebelumnya, tapi aku sudah lama ingin menemuimu."
Aiko menatapnya dengan rasa penasaran. "Bibi ingin menemuiku untuk apa?"
Hanabi tersenyum lebih lebar, menatap lembut gadis di depannya. "Ah, Jangan memanggilku bibi. Panggil saja aku dengan Hanabi-neesan."
Aiko tampak sedikit bingung, tetapi akhirnya mengangguk pelan. "Baik, Hanabi-neesan."
Tak lama kemudian, Aiko pun memberanikan diri untuk bertanya, "Kenapa neesan ingin menemuiku?"
Hanabi mengangkat jari telunjuknya dan meletakkannya didagunya, "Uhm, menurutmu kenapa?"
Hanabi tersenyum kecil saat melihat ekspresi penasaran di wajah Aiko. Ia tahu gadis itu sedang mencoba menebak apa maksud kedatangannya. Hanabi menatapnya sejenak sebelum akhirnya berkata, "Aku akan mengantarmu ke kantor Hokage. Tempat Naruto, Pamanmu berada."
Aiko terdiam, matanya menatap Hanabi dengan bingung. Ia tampak bimbang, lalu perlahan berkata, "Tapi... ayahku pernah berkata bahwa aku tidak boleh sembarangan ikut dengan seseorang yang tidak kukenal."
Hanabi terkekeh pelan, takjub dengan kewaspadaan Aiko yang sudah diajarkan untuk berhati-hati. "Hei, jangan khawatir. Aku sudah minta izin pada pamanmu, Naruto. Dia sedang sibuk sekarang, jadi dia tidak bisa datang menjemputmu dan memintaku untuk melakukannya."
Aiko menatapnya, ekspresinya berubah sedikit lebih tenang namun tetap ragu. "Benarkah begitu?" tanyanya, masih mencoba memastikan.
"Yah!," jawab Hanabi meyakinkan. "Aku di sini untuk mengantarmu ke kantornya. Kau mau kan?" tanyanya lembut.
Aiko tampak berpikir sejenak, lalu akhirnya mengangguk pelan. "Baiklah, Hanabi-neesan," jawabnya, suaranya terdengar sedikit lebih santai.
•••

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Mistake
Fiksi Penggemar[Fanon/Semi-Canon] Sasuke Uchiha, shinobi legendaris yang dikenal dingin dan pendiam, terhenyak ketika putri semata wayangnya menanyakan tentang sosok sang ibu, Hinata Hyuga. Pertanyaan yang sederhana namun menggugah kenangan mendalam yang selama in...