08

812 120 9
                                    

Malam itu, Aiko Uchiha duduk di ruang tengah rumah Naruto, mewarnai dengan serius di atas meja kecil. Pensil warna berserakan di sekelilingnya, dan kertas gambarnya penuh dengan bentuk-bentuk yang ceria dan penuh warna.

Di sisi lain ruangan, Naruto sedang duduk di sofa dengan televisi menyala, meskipun perhatiannya lebih tertuju pada setumpuk dokumen yang berserakan di hadapannya. Sesekali, Naruto melirik ke arah Aiko, tersenyum melihat anak kecil itu tenggelam dalam kegiatannya.

Menurut Naruto, Aiko adalah anak yang cukup tenang untuk anak kecil seumurannya, dan hal itu mengingatkannya pada perempuan berambut indigo bermata putih seperti mutiara di masa akademinya. Mengingat kedua orangtuanya sama sama termasuk orang yang lebih pendiam. Naruto tentu tidak kaget.

"Paman." Panggilan Aiko menyadarkannya dari lamunan.

"Uh, ada apa Aiko-chan. Apa kau perlu bantuan?"
tanya Naruto sambil menghampiri putri sahabatnya itu.

"Bibi yang kemarin..., Paman mengenalnya, kan?"

Naruto mengerutkan kening, mencoba mengingat siapakah yang dimaksud Aiko. "Maksudmu, seseorang yang menyapaku di kedai Ramen?"

Gadis kecil itu mengangguk bersemangat,"Uhm, benar."

Saat melihat Aiko mengangguk bersemangat, ia menyadari siapa yang sedang mereka bicarakan-Hanabi Hyuga, adik Hinata.

Naruto tersenyum tipis dan bertanya dengan nada lembut, "Mengapa kau menanyakannya, Aiko-chan? Apa kau penasaran akan sesuatu?"

Aiko mengangguk lagi, kali ini dengan wajah yang tampak sedikit bingung namun serius. "Ayah sudah pernah menceritakan padaku bagaimana rupa ibuku," kata Aiko dengan suara pelan namun jelas. "Katanya, ibuku memiliki mata putih yang cantik, seperti mutiara. Sama seperti mata yang aku lihat pada bibi itu. Mengapa bibi itu juga mempunyai mata seperti ibuku, Paman?"

Naruto mendengar pertanyaan itu dengan hati-hati. Ia tahu bahwa Aiko perlahan mulai memahami lebih banyak tentang warisan keluarganya, tentang Hinata yang tak sempat ia kenal, dan tentang masa lalu yang menghubungkan mereka. Ia menarik napas panjang sebelum menjawab.

"Begini, Aiko-chan," kata Naruto, menatap Aiko dengan lembut. "Ibumu, Hinata, dan Hanabi, mereka berdua berasal dari klan Hyuga. Klan ini memiliki kekuatan yang diwariskan melalui mata mereka yang disebut Byakugan. Itulah mengapa Hanabi memiliki mata yang sama dengan milik ibumu. Mereka adalah keluarga, seperti dirimu adalah bagian dari keluarga Uchiha."

Aiko tampak berpikir, mencoba mencerna penjelasan itu. "Jadi... itu artinya apa aku juga punya sesuatu yang istimewa, seperti kekuatan mata milik ibuku, Paman?" tanyanya, suaranya mulai terdengar lebih penasaran daripada bingung.

Naruto terdiam sejenak, tidak langsung menjawab pertanyaan Aiko yang semakin dalam tentang hal itu. Ia menyadari bahwa mungkin terlalu cepat untuk menjelaskan semuanya kepada gadis kecil itu. Ada hal-hal tentang masa lalu keluarganya yang lebih rumit dari sekadar menjelaskan tentang Byakugan atau hubungan antar klan.

Naruto menghela napas pelan, kemudian tersenyum lembut ke arah Aiko. "Hei, Aiko-chan. Bukankah besok kau masih harus bersekolah? Bagaimana kalau sekarang kau pergi ke kamar dan tidur, ya?"

Aiko menatap Naruto dengan raut wajah yang sedikit kecewa. Ia tahu bahwa Naruto tengah mengalihkan topik pembicaraan, namun ia juga tidak bisa menolak. Lagipula, ia tahu betul bahwa besok pagi ia juga harus bersekolah. "Baiklah, Paman," jawab Aiko akhirnya, meski masih ada pertanyaan yang mengganjal di hatinya.

Gadis kecil itu segera membereskan peralatan gambarnya, dan mulai melangkahkan kakinya menuju kamar yang telah disediakan Naruto untuk ditempati olehnya selama tinggal bersama Naruto.

Beautiful MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang