Bab 10

1.4K 157 24
                                        

Sudah hampir dua minggu ini, Aiko selalu pulang bersama Hanabi Hyuga. Setiap sore, Hanabi menjemputnya dan mengajak Aiko ke taman bermain sebelum pulang. Mereka duduk di ayunan atau di bangku taman, dan Hanabi bercerita panjang lebar tentang Hinata, ibu Aiko.

Seperti sekarang ini, Hanabi dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya, menceritakan tentang ibunya. "Apa kau tahu, Aiko-chan. ibumu itu sangat menyukai ramen dengan tambahan telur," cerita Hanabi suatu sore. "Setiap kali kami makan bersama, dia selalu memesannya begitu."

Aiko mendengarkan dengan penuh perhatian, mencoba membayangkan sosok ibunya. Hanabi sering menceritakan hal-hal kecil, seperti warna favorit Hinata-ungu lembut, dan bagaimana dia selalu tersenyum ketika melihat bunga lavender.

"Dia suka sekali bunga-bunga itu," Hanabi menambahkan, sambil menyerahkan sebuah foto Hinata muda yang tersenyum di antara taman bunga. Aiko selalu membawa foto-foto ibunya ke mana pun dia pergi sekarang. Setiap foto terasa seperti potongan kecil dari sebuah teka-teki besar yang perlahan terungkap.

"Ibuku sangat cantik kan, oneesan."gumamnya seraya tersenyum memandang foto ibunya, Hinata.

Hanabi terkekeh pelan dan mengusap kepala Aiko, "Ya, kau benar. Menurutku dia adalah wanita tercantik yang pernah kutemui."

"Pantas saja, Ayahku jatuh cinta padanya."

Hanabi terdiam sejenak mendengar gumaman polos Aiko. Ia menatap gadis kecil itu yang kini tersenyum memandang foto ibunya, Hinata.

Aiko masih terlalu muda, terlalu polos untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di antara kedua orangtuanya. Hanabi menelan ludah pelan, tidak ingin menghancurkan kepolosan yang dimiliki Aiko saat ini. Bagaimanapun, kenyataannya berbeda jauh dari yang Aiko bayangkan.

"Ya, kau benar." Hanabi menjawab pelan, berusaha mempertahankan senyum lembut di wajahnya. Namun, di dalam hati Hanabi, muncul perasaan getir yang sulit ia ungkapkan.

Aiko berbicara tentang cinta seolah itu adalah hal yang sederhana, namun kenyataannya... Sasuke Uchiha dan Hinata Hyuga tidak pernah bersama dengan cara yang seperti itu-apalagi dengan embel-embel cinta yang Aiko sebut.

Mereka berdua memiliki hubungan yang jauh lebih rumit daripada yang bisa dijelaskan dengan kata-kata. Mereka bukanlah sepasang kekasih yang saling jatuh cinta kemudian membangun sebuah keluarga dan hidup bahagia.

Hubungan mereka tidak semudah seperti dibayangan Aiko. Hanabi merasa berat ketika mendengar ucapan itu dari Aiko dan ia tidak bisa membayangkan jika gadis kecil itu harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Oneesan?" panggil Aiko, menyadari Hanabi yang tiba-tiba terdiam. "Apa ada yang salah?"

Hanabi menggeleng pelan dan tersenyum lagi, meski hatinya masih berat. "Tidak, tidak ada yang salah. Aku hanya berpikir... jika dia disini, pasti dia akan sangat bahagia karena memilikimu."

Aiko tersenyum, tampak puas dengan jawaban Hanabi. Ia tidak menyadari bahwa di balik senyum Hanabi, ada rahasia besar yang masih tersembunyi-rahasia tentang kedua orangtuanya yang tidak pernah benar-benar didasarkan pada cinta yang seperti itu, seperti yang ia bayangkan. Entahlah Hanabi sendiri tidak tahu.

•••

Hari-hari bersama Hanabi telah menjadi momen yang selalu dinantikan Aiko. Perlahan, ia mulai merasa lebih dekat dengan saudari dari ibunya. Bahkan, Aiko tak sadar bahwa kerinduannya pada ayahnya, Sasuke Uchiha, mulai sedikit berkurang.

Ia begitu tenggelam dalam cerita-cerita tentang ibunya, hingga waktu berlalu begitu cepat dan tinggal kurang dari dua hari Ayahnya juga akan segera kembali. Aiko sangat tidak sabar untuk menceritakan apa saja yang telah ia ketahui selama Ayahnya tidak ada.

Beautiful MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang