LOLA DI CULIK

375 30 2
                                    

HAPPY READING SAYANGGG



Lola melangkah masuk ke dalam toilet dengan santai, sementara seorang wanita misterius sudah menunggu dengan rencana licik. Begitu Lola memasuki bilik, wanita itu dengan cepat mendekat dan membiusnya tanpa suara.

Tubuh Lola yang terkulai lemas disandarkan ke kursi roda yang telah dipersiapkan.

Wanita itu bertindak cepat—memasang wig hitam pada kepala Lola, menutupi wajahnya dengan masker, dan membalut tubuhnya dengan sweater coklat tua yang kumal agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Dengan langkah percaya diri, wanita itu mendorong kursi roda keluar dari toilet.

Pengawal Lola yang berjaga di luar tidak menaruh curiga, karena dari arah toilet tidak terdengar suara apa pun yang mencurigakan. Situasi tampak normal, dan mereka tetap berjaga dengan tenang, tanpa menyadari bahwa Lola sedang dibawa pergi tepat di depan mata mereka.

Di sisi lain, Luna masih sibuk memastikan bahwa kebutuhan lola telah terpenuhi dan juga kebutuhan para tamu.

Pikirannya sepenuhnya tertuju pada tugasnya, tanpa menyadari bahaya yang mengancam sahabatnya.

Beberapa menit berlalu, salah satu pengawal Lola mulai merasa ada yang aneh. "Kenapa Nona Lola belum keluar juga?" gumamnya sambil melirik ke arah toilet. Merasa curiga, ia memutuskan untuk masuk dan memeriksa.

Saat masuk ke dalam toilet, ia mendapati semua bilik kosong. Napasnya tercekat. “Kosong...?!” desisnya, jantung berdegup kencang.

Dengan cepat, ia memanggil rekannya melalui radio, "Lola hilang! Segera cari di sekitar area bandara!"

Namun, upaya pencarian mereka sia-sia. Wanita yang membawa Lola telah melarikan diri jauh dari area tersebut. Salah satu pengawal, yang panik, segera menghubungi Luna.

"Nona Luna... nona Lola telah diculik," lapornya dengan nada ketakutan.

Luna, yang masih sibuk dengan perkerjaannya, seketika terhenti. Matanya menatap kosong, wajahnya yang sebelumnya tenang berubah menjadi dingin.

Seketika, semua emosi yang biasanya hangat dan penuh perhatian menguap, digantikan oleh sosok Luna yang baru—dingin, tenang, dan berbahaya.

“Di mana dia terakhir terlihat?” tanya Luna dengan nada datar, tanpa ada tanda-tanda panik di suaranya. Begitu mendapat informasi, Luna bergegas menuju toilet.

Setibanya di sana, Luna berdiri sejenak, mengamati ruangan yang kini sunyi. Hanya dalam sekejap, Luna tahu bahwa tidak mungkin penculik lola masih di tempat itu.

Wajahnya tidak menunjukkan sedikit pun kegelisahan, hanya kemarahan yang tersembunyi di balik ketenangan.

Tanpa menunggu lebih lama, Luna segera memberi instruksi, "Periksa setiap pintu keluar bandara. Tidak ada yang boleh lolos tanpa pemeriksaan. Siapkan kendaraan, saya akan memimpin pencarian."

Di tempat lain, Lyora segera melaporkan kabar buruk ini kepada Marella. “Nona, Lola diculik. Pengawal Maranzano mengonfirmasi hal ini,” ucap Lyora.

Mendengar itu, ekspresi wajah Marella berubah drastis. Mata dinginnya memancarkan amarah yang tak bisa disembunyikan.

"Siapapun yang berani menyentuh Lola," Marella berbisik dengan nada yang hampir tidak terdengar, "akan membayar mahal. Temukan dia, dan pastikan mereka tidak hidup cukup lama untuk menyesal."

Sementara itu, di bandara, Luna sudah mengorganisir pencarian. Dia bergerak cepat, tanpa keraguan.

Setiap pengawal yang mendekatinya dapat merasakan aura dingin yang terpancar darinya. Sosok Luna yang biasanya hangat dan penuh perhatian kini menjadi figur tanpa emosi,

QUEEN MAFIA KEJAM ITU MILIKKU!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang