lyora frustasi

293 29 3
                                    


HAPPY READING
CANTIKKU💗



Setelah beristirahat sebentar di kamarnya, Lola masih merasa jengkel dengan kejadian yang terjadi di mall tadi.

Tatapan dingin dari Marella terus terbayang di benaknya, dan itu membuatnya semakin kesal.

"Ugh! Kenapa aku harus bertemu wanita menyebalkan seperti dia?" gerutu Lola sambil melempar bantal ke sudut kamar.

"Sok berkuasa, tatapan dinginnya itu... siapa dia, pikirnya bisa memperlakukan orang lain seenaknya!"

Lola berusaha untuk mengalihkan pikirannya dengan membuka ponsel dan men-scroll media sosial, tetapi tetap saja bayangan Marella menghantui pikirannya.

Setiap kali dia mengingat bagaimana Marella berdiri di hadapannya dengan penuh percaya diri dan kesombongan, darahnya mendidih lagi.

"Siapa dia sebenarnya? Maranzano atau apa? Aku nggak peduli! Orang sepertinya cuma bikin aku kesal!" Lola terus bergumam, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa pertemuan itu hanyalah insiden yang tidak berarti.

Namun, dalam hatinya, Lola tahu bahwa Marella bukan orang sembarangan. Aura kekuasaan yang dimiliki wanita itu membuat Lola merasa tidak nyaman. Tapi, bukannya takut, Lola malah semakin tersulut amarahnya.

"Beraninya dia mempermalukanku di depan orang banyak seperti itu... Besok, kalau aku bertemu dia lagi, aku akan tunjukkan siapa yang lebih berani!" Lola mengepalkan tangannya, penuh dengan rasa jengkel yang masih tersisa dari pertemuan mereka di mall.

Meski begitu, di balik rasa marahnya, ada sedikit perasaan aneh yang membuat Lola tak bisa sepenuhnya melupakan Marella. Dia tidak bisa mengerti kenapa tatapan Marella begitu melekat di pikirannya.

Tapi, untuk saat ini, dia lebih memilih untuk fokus pada rasa kesalnya.

"Aku nggak mau peduli sama dia lagi," gumam Lola sebelum akhirnya menarik selimut dan memejamkan matanya. Meski begitu, di sudut hatinya, dia tahu bahwa pertemuan dengan Marella belum selesai begitu saja....

sementara itu....

dikamarnya luna masih frustasi memikirkan apa yang akan terjadi kepada sahabatnya nanti karna telah berani menantang seorang marella.

"yatuhan bagaimana caraku melindungi lola bodoh itu nantinya"gumam luna dalam hati.

"aaaiiissshiballl kenapaaaa lola bodoh itu bertinda seenak jidat" ucap luna sambil melempar bantal kearah pintu.

tanpa luna sadari ternyata mamanya sudah ada tepat di pintu.

"eh mom, sejak kapan mommy disitu?,maaf mom luna tidak melihat mommy tadi"

"Sejak kau melempar bantal ke mommy, sayang," kata madeline sambil tersenyum tipis, kedua tangannya terlipat di depan dada.

Luna terperanjat, langsung berdiri dan mendekati mamanya. "Maaf, Mom. Luna tadi terlalu kesal... bukan pada Mommy, tapi—"

"Aku dengar semuanya, Luna," potong madeline lembut.

"Kau sedang mengkhawatirkan Lola, kan?"

Luna menghela napas panjang, merasa sedikit lega karena bisa curhat.

"Iya, Mom. Kau tahu kan, Lola kadang suka bertindak tanpa pikir panjang. Dan kali ini... dia benar-benar menantang orang yang salah."

"Siapa yang dia tantang?" tanya madeline memastikan.

"Marella Maranzano, Mom. queen mafia itu!"

Luna menjambak rambutnya sendiri, makin frustasi.

"Bagaimana aku bisa melindungi Lola kalau dia terus-menerus menantang orang yang berbahaya seperti itu?"

QUEEN MAFIA KEJAM ITU MILIKKU!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang