---
Malam semakin larut. Hanya ada suara napas mereka berdua dan denting musik lembut yang mengisi ruangan. Chika duduk di tepi ranjang, menggenggam tangan Christy dengan erat. Keduanya saling berhadapan, mata mereka bertemu dalam keheningan yang penuh makna. Di dalam kamar, kehangatan terasa semakin mengalir, seolah dinding-dinding ruangan itu menyimpan setiap momen yang telah mereka lalui bersama.
Chika menarik napas panjang, mencoba meredakan debaran jantungnya yang kian cepat. Wajahnya terlihat gelisah meski ia berusaha keras menyembunyikannya. Christy, dengan penuh perhatian, menyadari hal itu. Ia menggeser posisinya lebih dekat, membelai lembut pipi Chika, membuatnya sadar bahwa semua yang terjadi malam ini tidak harus sempurna. Ini tentang mereka berdua, bukan sekadar malam pertama.
“Chika,” bisik Christy pelan, “kita nggak harus memaksakan diri. Aku ingin malam ini menjadi tentang kita, bukan tentang ekspektasi.”
Chika tersenyum tipis, merasa sedikit lega mendengar kata-kata itu. Dia mengangguk pelan. "Aku tahu, Christy. Aku hanya… ingin memastikan semuanya berjalan baik."
Christy menggeleng, bibirnya melengkung membentuk senyum yang menenangkan. "Yang penting adalah perasaan kita satu sama lain, bukan bagaimana atau kapan. Kamu nggak perlu khawatir."
Seolah mendapat dorongan dari kata-kata itu, Chika perlahan merasa lebih tenang. Christy menunduk, mengecup lembut bibir Chika—ciumannya terasa ringan, penuh kasih sayang. Mereka sudah sering berciuman, namun kali ini ada sesuatu yang berbeda, lebih dalam dan lebih bermakna. Ini bukan hanya soal fisik, tetapi juga soal rasa percaya dan keintiman yang mereka bangun bersama selama bertahun-tahun.
Christy melepaskan ciuman itu, lalu menatap Chika dengan tatapan lembut. Matanya berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Ia kemudian mengulurkan tangannya, mengusap lembut rambut Chika, memainkan beberapa helai rambut yang jatuh di wajah kekasihnya. Gerakannya perlahan, memberi ruang bagi Chika untuk meresapi setiap momen.
Chika merasa hatinya menghangat. Semua ketakutan yang tadi menghantui pikirannya perlahan-lahan memudar. Dia tahu bahwa apa pun yang terjadi malam ini, Christy akan selalu bersamanya—menerima dan mencintainya tanpa syarat. Ia merasa lebih berani, lebih siap untuk melangkah maju.
Christy perlahan meraih tangan Chika, membimbingnya ke tengah ranjang. Cahaya lampu temaram menciptakan bayangan samar di dinding, membentuk siluet tubuh mereka yang saling mendekat. Dalam keheningan, mereka mulai melepas pakaian satu sama lain dengan lembut, tanpa terburu-buru. Sentuhan mereka penuh kasih sayang dan keintiman, bukan dorongan hasrat yang menggebu-gebu, tetapi keinginan untuk saling menyentuh jiwa dan raga.
Chika merasa tangan Christy mengelus kulitnya, setiap sentuhan seolah membawa kehangatan baru. Christy selalu tahu bagaimana caranya membuat Chika merasa nyaman. Sentuhan itu ringan, tapi sangat berarti, seolah Christy ingin memastikan bahwa setiap gerakan memberi rasa aman dan cinta. Tidak ada kata-kata yang terucap di antara mereka, namun keheningan itu sendiri terasa dalam dan bermakna.
Saat tubuh mereka semakin dekat, Chika merasakan kehangatan Christy menyelimutinya. Mereka saling berhadapan di atas ranjang, tubuh mereka seolah menyatu dalam pelukan erat. Malam ini adalah malam di mana mereka bisa lebih mengenal satu sama lain, bukan hanya sebagai kekasih, tetapi sebagai dua individu yang saling mempercayai sepenuh hati.
Mata Chika menutup perlahan, membiarkan dirinya terbawa dalam gelombang rasa cinta yang semakin kuat. Di setiap sentuhan, di setiap ciuman, mereka berbagi sesuatu yang jauh lebih besar daripada sekadar keintiman fisik. Ini adalah pertemuan dua hati yang saling memahami, tanpa harus menyembunyikan ketakutan atau keraguan.
Christy, dengan sabar, terus memberikan perhatian penuh pada Chika. Setiap gerakan tubuhnya terasa lembut, penuh kasih sayang, tanpa pernah terburu-buru. Dalam keheningan malam itu, mereka membiarkan diri mereka terlarut dalam momen yang hanya milik mereka berdua.
Ketika akhirnya semuanya terasa tepat, mereka berdua berada dalam pelukan satu sama lain, tidak ada yang lain selain perasaan kehangatan dan cinta yang menyelimuti. Tidak ada keraguan lagi, tidak ada ketakutan. Malam itu adalah milik mereka—penuh dengan ketulusan, kelembutan, dan cinta yang mendalam.
Setelah momen keintiman itu, Chika berbaring dalam pelukan Christy, merasa lebih dekat dengan kekasihnya daripada sebelumnya. Mereka tidak berkata-kata, namun mereka tahu bahwa malam ini adalah langkah besar dalam hubungan mereka. Malam pertama ini bukan hanya soal fisik, tetapi tentang ikatan yang lebih kuat dan dalam yang mereka ciptakan bersama.
Christy mengecup dahi Chika, memeluknya lebih erat. "Aku cinta kamu, Chika," bisiknya.
"Aku juga cinta kamu," jawab Chika dengan suara lembut.
Malam terus berlanjut, namun untuk mereka berdua, waktu seolah berhenti. Hanya ada mereka, dan cinta yang semakin kuat di antara mereka.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
CH: Malam Pertama
Fanfic"Malam Pertama" "Malam Pertama" menceritakan kisah Yessica (Chika) dan Christy Angelina, sepasang perempuan yang telah lama menjalin hubungan cinta yang dalam dan penuh arti. Setelah melewati banyak tantangan dalam perjalanan cinta mereka, malam itu...