Jam pelajaran terakhir tiba.
Ditengah tengah pembelajaran, terjadi sebuah keributan dari luar kelas Yuki dan Hina.
Awalnya kita berdua tidak peduli, tapi tiba tiba saja ada seorang siswa yang menyebutkan nama Mikey dan Takemichi.
Sontak Yuki dan Hina pun terkejut, dan langsung meminta izin pada guru yang sedang mengajar untuk pergi keluar kelas.
Benar saja, Mikey dan Draken, yang notabenenya bukan siswa dari SMP mereka, datang dan membuat keributan lalu menarik Takemichi pergi.
Hina merasa kalau kekasihnya ada dalam masalah menerobos keramaian, menarik Takemichi dan menampar Mikey.
Seluruh orang terdiam, termasuk Yuki.
Aku berlari kearah Mikey yang masih terdiam setelah ditampar oleh Hina.
"Apa yang sedang kalian lakukan?!". Seru Yuki sambil memasang wajah marah pada Mikey dan Draken.
Mikey menyuruhku untuk diam sambil tersenyum dan memegang tanganku.
"Sebentar saja..". Bisik Mikey pada Yuki.
Yuki yang masih kebingungan hanya mengangguk dan terdiam.
Tiba tiba saja Draken menghentikan Hina dan mencoba untuk menyakitinya, tapi Takemichi membela Hina.
Setelahnya Suasana menjadi cair berkat kata kata Mikey.
Ternyata setelah dijelaskan Yuki baru mengerti kalau itu semua hanya sandirawa Draken dan Mikey, Yuki pun merasa malu dan bersembunyi dibelakang Hina.
"Kenapa tidak beritahu aku dulu! Aku kan jadi marah marah!".
"Benar juga kalau aku beritahu Hina-chan pasti tidak akan menamparku, ngomong ngomong, tamparanmu lumayan juga ya Hina-chan".
Wajah Hinata dan Yuki menjadi merah karena merasa malu karena sudah salah paham.
Setelah itu Mikey mengajak Takemichi untuk pergi bersamanya sedangkan Yuki, Hina, dan Draken pulang.
Draken berjalan bersama Yuki menuju rumah Yuki.
Yuki terdiam sambil memandangi Draken yang berjalan didepannya.
"Ada apa?". Tanya Draken yang membuat Yuki sedikit terkejut.
"Ah! Tidak apa apa...".
Draken membalikan badannya dan menatap Yuki.
Sejak mereka kecil dulu, Yuki memang lebih pendek dibandingkan dengan teman teman lainnya, terutama Draken, tingginya hampir 2 kali lipat tinggi badan Yuki, untuk menatap wajah Draken saja Yuki harus mengangkat kepalanya lebih tinggi lagi.
Mereka terdiam dipinggir jalanan yang sepi.
Yuki masih menatap Draken yang sedang bingung.
Sore itu Angin berhembus cukup kencang, sensasi lembut angin yang melewati wajah Yuki, membuatnya sedikit lebih tenang.
"Kalau tidak ada yang mau kau bicarakan, sebaiknya kita terus berjalan, aku lapar, kau harus memasak sesuatu untukku nanti".
Yuki mengingat lagi tentang masa depan, dimana Draken akan mati. Cukup membuat dada Yuki terasa sangat sakit, terlebih Draken adalah sahabatnya yang berharga, apapun yang terjadi Yuki tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.
Yuki pun tersenyum dan berlari kedepan Draken.
"Kau benar, kita harus segera pulang sebelum Emma-chan marah!".
Mereka pun melanjutkan perjalanan nya.
----
"Yuki~". Seru Mikey yang tiba tiba masuk ke dapur rumah Yuki dan menempelkan wajahnya dibahu Yuki yang sedang memotong sayuran.
"Mikey? Kau sudah pulang?".
Mikey mengangguk, masih belum melepaskan wajahnya dibahu Yuki.
"Hei, aku sedang memotong sayuran, nanti tanganku terluka kalau kau menggangguku begitu...". Ucap Yuki sambil mencoba melepaskan kepala Mikey dari bahunya.
Bukannya pergi, Mikey justru mengangkat wajahnya dan menyenderkan dagunya dibahu Yuki.
"Wah! Kau sedang membuat kare ya?". Seru Mikey.
Melihat wajah Yuki yang sudah kesal, Mikey terkekeh dan pergi menuju ke ruang tengah, dimana Draken dan Emma sedang duduk.
"Yuki".
Suasana didapur tiba tiba menjadi dingin.
Yuki membalikkan badannya dan melihat bahwa Shirayuki sudah berdiri didekatnya.
Wajah Shirayuki terlihat sedih.
"Yuki... Ada yang harus kukatakan padamu... Tapi, aku... Aku...".
Yuki mendekati Shirayuki.
"Katakanlah...".
Sambil terduduk, Shirayuki mengatakan hal yang ingin ia katakan pada Yuki.
Yuki awalnya terkejut, tangannya sedikit bergetar setelah mendengar permintaan Shirayuki.
Dengan wajah yang hampir menangis, Yuki mengangkat wajahnya dan menatap Shirayuki.
"Baiklah... Aku akan mengikuti kemauan mu...".
Shirayuki pun menangis dan memeluk Yuki dengan erat.
"Maafkan aku! Yuki!".
Yuki menahan tangisnya.
----
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokyo Revenger : King of Tokyo (Revisi Ver.)
Fanfiction"Kenapa?". ucap gadis itu yang memperhatikan mayat pria yang ia sayangi sedang dibawa menuju ambulance. Ketiga pria terdiam dibawah terangnya sirine mobil polisi yang sudah mengelilingi tempat nya. Pandangannya gelap, bahkan lebih gelap dari malam d...