Episode 11

3 1 0
                                    

"Maafkan aku! Yuki!".

Yuki menahan tangisnya.

----

Tak lama, Shirayuki menghilang, dan suasana ruangan kembali semula.

"Yuki!".

Yuki dikejutkan dengan Mikey dan memanggilnya sambil berjongkok didepannya.

"Kau kenapa? Kenapa kau duduk dilantai? Kenapa kau menangis?!".

Aku memegang mengusap air mataku, tapi air mataku justru mengalir lebih deras, melihatku yang menangis, Mikey menjadi panik.

"Yuki! Hey! Kenapa kau tiba tiba menangis seperti itu? Apa tanganmu terluka? Coba aku lihat!". Seru Mikey yang kemudian memegang tanganku dengan hati hati, memeriksa apa tanganku terluka.

Mendengar keributan, Draken dan Emma pun ikut datang menghampiri Yuki.

"Yuki-chan?! Mikey! Kenapa kau membuat Yuki-chan menangis!!".

Emma berlari kearah Yuki dan mendorong Mikey.

"Ughh!! Aku juga tidak tau kenapa Yuki menangis!". Seru Mikey merasa kesal.

Draken hanya menggelengkan kepalanya melihat keributan Emma dan Mikey.

"Aku... Baik baik saja, aku hanya terjatuh dan sedikit terkejut, kalian tidak perlu khawatir...". Ucap Yuki sambil mencoba tersenyum dan menyeka air matanya.

Suasana menjadi tenang kembali, tapi teman teman Yuki merasa masih khawatir.

Setelah itu Yuki melanjutkan kegiatan masaknya, dibantu oleh Emma.

----

Setelah semua orang pulang, Yuki berbaring diatas futon yang ada dikamarnya.

"Ughh... Rasanya ingin mati saja!". Seru Yuki sambil menutupi wajahnya dengan bantal.

Yuki bangkit dari posisinya dan mengambil album foto yang terdapat foto Shinichirou didalamnya.

Yuki mengambil foto itu dan menatapnya.

"Setelah melihat foto Shin-chan, aku merasa lebih baik".

Yuki pun menampar wajahnya sendiri.

"Yosh! Mulai sekarang aku harus berjuang!". Yuki pun mematikan lampu kamarnya dan tertidur.

----

Yuki yang tidak bisa tidur semalaman, merasa sangat mengantuk saat pergi kesekolah.

"Yuki-chan!". Seru Hina yang segera menghampiri Yuki.

"Uwah! Wajahmu terlihat suram, apa kau tidak bisa tidur semalaman?". Tanya Hina.

"Ugh... Aku tidak ingin membahasnya lagi sekarang...".

Hina pun tertawa kecil melihat wajah Yuki yang terlihat sangat lelah.

Dipertigaan jalan, Yuki dan Hina menunggu lampu merah menyala sebelum menyebrang.

"Are? Shiraishi-san!". Seseorang memanggil Yuki.

Yuki pun menengok kearah orang yang memanggilnya.

"Chifuyu-chan!". Wajah Yuki yang sebelumnya lesu, berubah menjadi bersemangat, Ia pun berlari menuju orang yang memanggil namanya.

"Sedang apa? Tidak biasanya kau ada disekitar sini!!". Seru Yuki dengan penuh semangat.

"Ah... Aku habis membeli makan kucing ditoko sana, toko yang biasa aku kunjungi sedang kehabisan stok". Ucap Chifuyu sambil memperlihat ya belanjaannya.

"Ya ampun, kau manis sekali!!!".

Chifuyu terkekeh membiarkan Yuki mencubit pipinya.

"Aku harus segera kembali, Kucingku akan marah kalau aku tidak segera memberinya makan, aku permisi dulu, Shiraishi-san".

Chifuyu pun menunduk badannya, berpamitan kepada Yuki dan Hina.

Melihat wajah Yuki yang tiba tiba berseri membuat Hina sedikit curiga.

"Siapa?". Tanya Hina.

"Chifuyu-chan! Dia manis kan?". Seru Yuki sambil memegangi pipinya.

"Pacarmu?".

"Hm? Bukan kok, dia wakil ketuanya Keisuke, berbeda dari yang lain Wajah Chifuyu-chan sangat manis!".

Hina hanya menghela nafas singkat, karena tidak tahu harus memberi respon apa pada Yuki.

Mereka pun akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, diperjalanan Yuki tidak berhenti membicarakan tentang Chifuyu yang akhirnya membuat Hina terdiam.

"Ngomong ngomong, hubunganmu dengan Mikey-kun apa?". Tanya Hina yang mencoba mengalihkan pembicaraan tentang Chifuyu.

"Hm? Mikey itu teman kecilku, kenapa kau tiba tiba bertanya begitu?".

"Soalnya aku melihat kalau Mikey-kun cukup dekat denganmu, aku kira dia pacarmu".

Perkataan Hina membuat Yuki tertawa.

"Ahaha! Mana mungkin, Mikey dan aku sudah kenal sejak kami kecil, dia sudah seperti saudaraku sendiri, kalau kau mau tahu, selain Mikey, aku juga punya teman masa kecil lainnya, seperti Emma, Draken dan Keisuke".

Hina mempoutkan pipinya.

"Padahal kau cukup populer disekolah, kenapa kau tidak punya pacar? Bahkan ketua OSIS yang populer menyatakan perasaannya padamu Minggu lalu, tapi kau malah menolaknya".

Yuki tersenyum pada Hina.

"Entahlah, cinta pertamaku adalah Shin-chan, dan sampai sekarang aku masih tidak menemukan orang yang membuatku bisa merasakan apa yang kurasakan pada Shin-chan".

Hina merasa bersalah karena membuat Yuki mengingat masa masa yang membuat Yuki hancur.

"Maaf! Aku tidak bermaksud mengingatkanmu---".

Yuki menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa apa, lagipula setelah orang orang yang kutolak akhirnya merasa menyesal setelah tahu aku anak Pimpinan Yakuza dan mahir dengan ilmu bela diri Kendo, haha!".

Hina tersenyum lega.

"Kuharap suatu saat nanti kau menemukan orang yang bisa membuatmu merasakan hal yang sama seperti perasaanmu pada Shin-chan".

"Kuharap begitu...".

Setelah itu Hina dan Yuki melanjutkan perjalannya ke sekolah.

----

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tokyo Revenger : King of Tokyo (Revisi Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang