Teman

244 50 18
                                    

06 - Berjumpa Kembali

Jaehyuk terbangun setelah satu hari tak sadarkan diri, mata merahnya kembali normal. Ia mengingat semua yang terjadi.

"Kau sudah bangun?." Tanya Mark.

Jaehyuk mendengus, "Kelihatannya bagaimana?." Ucap Jaehyuk sarkas. Mark berdiri tepat di samping Jaehyuk.

"Lupakan ucapan ku kemarin, aku hanya ingin mengujimu . Maafkan aku."

Jaehyuk tersenyum sangat tipis, dia mengangguk pelan.

"Aku mengerti, lagipula itu kenyataannya."

Mark terdiam. Ia merasa bersalah.

"Kau tetap adikku."

"Aku tahu, tidak usah merasa bersalah kak. "

"Sekali lagi maafkan aku, kau beristirahatlah." Setelah mengucapkan hal itu, mark pergi dari kamar Jaehyuk. Jaehyuk merubah posisi menjadi duduk, dengan perlahan ia turun dari ranjang untuk ke kamar mandi membersihkan diri.

"Dia pergi kemana?." Gumam Jaehyuk yang kini tengah berendam air hangat.

Jaehyuk ingat saat dirinya yang dikendalikan Lazaro mencium tangan Asahi denga lancang, ia merutuki dirinya sendiri.

"Aishh apa-apaan diriku ini, kenapa memikirkan anak itu." Ucapnya saat Sadar apa yang ia katakan.

Tok tok tok!

"Pangeran pakaian anda sudah kami siapkan. Apakah ada hal lain yang harus kami lakukan." Ucap salah satu pelayan yang ditugaskan Jaehyuk.

"Tidak. Kalian boleh pergi."

Setelah itu tiga orang maid yang tadi menyiapkan keperluan Jaehyuk pergi dari kamarnya.

"Semoga kita tidak bertemu lagi." Monolog Jaehyuk sebelum melanjutkan aktivitas mandinya.

.

.

.

.

"Pakaian itu terlihat bagus di gunakan olehmu!."

Asahi tersenyum manis, ia membungkuk sembilan puluh derajat. "Terima kasih paman!." Ucapnya.

"Jangan membungkuk seperti itu." Ucap Seorang pria paruh baya yang Asahi sebut paman.

"Ini. Cuci yang bersih ya."

Asahi menerima keranjang yang berisi tumpukan baju dari paman itu.

"Dan hati-hati saat mencucinya, ini pakaian bara bangsawan jangan sampai rusak."

"Tapi aku tidak bisa mencuci baju."

Paman itu terkejut mendengar ucapan Asahi. "Benarkah!?."

Asahi mengangguk - anggukan kepalanya.

"Jadi ucapan mu kemarin benar?."

"Iya, aku sudah bilang tidak bisa paman."

"Aduh bagaimana ini, Rona dan Imsool sedang tidak ada. Dan aku membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan pekerjaan ini."

"Kau benar tidak bisa melakukan hal semudah ini?."

"Aku akan mencucinya."

"Benarkah?."

"Iya paman, aku pernah Melihat pelayan mencuci baju. "

"Pelayan?."

"Ah maksudku bibi ku di desa dia seorang pelayan istana."

Paman itu mengangguk -angguk. "Baiklah, ingat jangan sampai rusak."

"Siap Tuan!." Ucap Asahi dengan sikap hormat kepada Paman itu, paman hanya terkekeh melihat tingkah gemas Asahi.

Marked By Destiny || JAESAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang