Kembali

179 54 15
                                    

11— Pulang

Asahi mengelap meja-meja di restoran. Ia membantu Bibi Kim , restoran sedang ramai pengunjung. Namun sekarang ia sedang bersih-bersih karena restoran sudah mulai sedikit yang datang tidak sesibuk tadi.

"Halo! Aku pergi ke danau tapi tidak bertemu denganmu." Ucap Louis yang datang dengan sekeranjang buah jeruk.

Asahi tersenyum, "Halo , aku tidak pergi mencuci karena membantu Bibi. " Ucapnya.

"Tunggu ya, sebentar lagi selesai. " Ucap Asahi.

Louis mengangguk, "Iya, aku akan menunggumu. "

Louis duduk di salah satu kursi, menunggu Asahi selesai mengerjakan pekerjaannya. Beberapa saat kemudian, Asahi selesai bekerja. Ia berganti shift dengan pegawai bibi kim yang lain.

"Sudah selesai?." Tanya Louis.

Asahi mengangguk.

"Kita ke lapangan yuk, melihat anak-anak." Ajak Louis.

Asahi dan Louis pergi ke lapangan, disana sudah sangat ramai oleh anak-anak. Lapangan memang menjadi tempat bermain dan berkumpulnya anak-anak disana.

"Wah ada guru Louis Beri salam!." Pekik Hajun saat melihat Louis.

"Selamat siang Mr. Louis!." Ucap anak-anak itu, memberi salam.

Sekitar lima belas anak-anak berkumpul, sepuluh anak laki-laki dan lima anak perempuan menghampiri mereka berdua.

Louis tersenyum hangat, "Selamat siang juga anak-anak. " Ucapnya.

"Mister Louis ada keperluan apa?." Tanya Hayoon sambil memeluk bonekanya.

"Tidak ada , hanya ingin melihat kalian bermain. Ah iya, mister bawain kalian buah jeruk. Ini baru dipetik loh."

"Wahh mauu~ "

"Kalau begitu baris dulu."

Mereka langsung berbaris, di barisan pertama ada Hayoon. Ia yang paling kecil dari yang lain.

"Ini untuk Hayoon yang cantik!."

"Wah terima kasih mister Louis yang baik hati." Balas Hayoon, Louis dan Asahi yang mendengar ucapan menggemaskan dari anak itu hanya tersenyum.

Asahi juga membantu Louis membagikan buah jeruk yang tadi dibawa oleh pria jangkung itu. Setelah semuanya terbagi, Louis menyuruh mereka untuk lanjut bermain.

Mereka mengangguk.

Asahi dan Louis duduk di bawah pohon yang teduh sambil makan buah jeruk.

"Kamu guru? Aku baru tahu  "

Louis mengangguk, "Mereka bukan dari kalangan bangsawan , susah untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan anak-anak bangsawan apalagi orang tua mereka yang tidak memiliki biaya jadi aku membantu sebagai guru relawan. "

Asahi terdiam, ia prihatin mendengarnya.

"Aku kira di Shadowvale yang makmur ini semua warganya sudah bahagia dan terbantu ternyata masih ada yang kesusahan." Ucap Asahi.

Louis menghela nafas, "Yah beginilah kenyataannya, aku tidak tahu masalahnya sehingga masih ada yang kesusahan disini. "

"Tapi, aku tidak bisa selalu mengajar karena aku pun diam-diam. Jika ayah tahu, aku tidak akan diizinkan untuk menjadi guru mereka. "

"Kenapa?." Tanya Asahi.

"Ayahku melarang aku bergaul dengan yang bukan bangsawan atau ya.. orang maaf, miskin."

"Ayahku salah satu bangsawan yang cukup di hormati di sini, jadi ia tidak mau seseorang membuat namanya atau nama keluarga jelek, makanya dia melarangku."

Marked By Destiny || JAESAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang