Cermin Tua 7

2.8K 51 0
                                    


Wawan mencoba berteriak, tetapi suaranya tertelan oleh suara gemuruh dari pusaran dimensi.

Hamdi, yang masih menggenggam tangan Wawan, merasa seperti tubuhnya ditarik-tarik ke berbagai arah.

Mereka terjebak di antara dua dunia—di satu sisi adalah dunia nyata yang mereka kenal, dan di sisi lain adalah dimensi cermin yang penuh dengan makhluk-makhluk aneh yang ingin menggantikan mereka.

"Apa yang terjadi?!" Wawan berteriak, meskipun suaranya hampir tak terdengar di tengah kekacauan.

"Kita terjebak di antara dimensi," jawab Hamdi dengan penuh kepanikan. "Energi dari cermin itu terlalu kuat! Jika kita tidak bisa keluar dari sini, kita akan terperangkap selamanya di dalam dunia ini... atau lebih buruk lagi, mereka akan mengambil alih dunia kita."

Di tengah pusaran dimensi, Hamdi melihat bayangan cermin semakin jelas.

Di dalam cermin itu, ia bisa melihat berbagai versi dirinya—dunia-dunia paralel yang tak terhitung jumlahnya, masing-masing mencerminkan Hamdi dan Wawan dalam berbagai bentuk dan kehidupan.

Beberapa dunia tampak normal, sementara yang lain terlihat hancur, dipenuhi reruntuhan dan kegelapan.

"Lihat itu..." kata Wawan dengan napas tertahan. "Mereka... mereka adalah kita, tapi... semuanya salah."

Hamdi hanya bisa mengangguk.

Dia tahu bahwa bayangan-bayangan itu adalah hasil dari dimensi cermin.

Mereka bukan hanya tiruan buruk, tetapi entitas yang telah mencuri identitas dari banyak dunia paralel.

Dan sekarang, mereka ingin menguasai dunia nyata Hamdi dan Wawan.

Bayangan-bayangan itu semakin mendekat, gerakannya cepat dan penuh determinasi.

Mata mereka yang kosong memancarkan niat jahat, seolah-olah mereka tahu bahwa waktunya semakin mendekat untuk menggantikan Hamdi dan Wawan di dunia nyata.

"Kita tidak bisa membiarkan mereka keluar," Hamdi berkata tegas. "Jika mereka masuk ke dunia kita, semuanya akan berakhir."

Tetapi sebelum Hamdi bisa berpikir lebih jauh, salah satu bayangan muncul di hadapannya—versi dirinya yang lebih kuat dan lebih gelap, dengan senyum jahat yang terpahat di wajahnya.

Bayangan itu menatap Hamdi dengan tatapan penuh kebencian, seolah-olah ingin merenggut semua yang dimiliki Hamdi.

"Aku akan menggantikanmu," bayangan itu berbisik dengan suara seram. "Aku akan mengambil alih duniamu, dan kau akan terlupakan di sini, dalam kegelapan."

Hamdi merasakan dorongan kuat untuk melawan, tetapi tubuhnya lemah setelah berusaha melawan energi dari cermin.

Bayangan itu terus mendekat, mengulurkan tangan yang penuh dengan niat jahat.

Namun, sebelum bayangan itu bisa menyentuhnya, Hamdi berusaha keras untuk bangkit dari keputusasaan.

"Tidak! Kau tidak akan mengambil hidupku!" teriak Hamdi, mencoba menarik kekuatan dari dalam dirinya.

Wawan yang berada di sebelah Hamdi juga menghadapi bayangan dirinya sendiri.

Sosok itu tampak menyerupai Wawan, tetapi dengan kekosongan di mata dan tubuh yang cacat seakan telah diubah oleh kegelapan dimensi cermin.

"Kita harus keluar dari sini sekarang!" Wawan berteriak sambil memukul bayangannya dengan alat medan energi yang masih dipegangnya.

Cahaya biru yang dipancarkan alat itu menghantam bayangan tersebut, membuatnya mundur sejenak, namun bayangan itu segera kembali dengan intensitas yang lebih besar.

Detektif Hamdi - Detektif SCPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang