Part 20|Batalnya Perjanjian

61 11 1
                                    

Sera sedang sibuk berkutat di dapur. Ia membuatkan makan malam untuk Nathan. Sudah 1 minggu semenjak Sera mengakui tentang kehamilannya, sikap Nathan menjadi berubah. Nathan mendiamkannya, bahkan mereka tak bertegur sapa sama sekali baik dirumah maupun di kantor. Sera sungguh sangat tidak nyaman dengan perubahan sikap Nathan. Malam ini ia berencana untuk membuatkan makanan favorit Nathan, dan berharap Nathan tak bersikap dingin lagi padanya.

"Semoga Nathan suka."

Sera meletakkan masakannya di atas meja makan. Setelah menatanya di meja, Sera berniat memanggil Nathan yang berada di dalam kamar. Sera melangkahkan kakinya menuju ke kamar Nathan. Ia mengetuk pintu kamar Nathan dengan perlahan.

"Masuk." ucap Nathan dari dalam.

Sera segera membuka pintu kamar Nathan. Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Nathan terlihat sibuk dengan laptopnya. Ia tampak serius mengerjakan sesuatu.

"Nath, makan malamnya udah siap. Aku bikinin spesial buat kamu. Makan gih."

Nathan mengalihkan pandangannya untuk menatap Sera. Nathan terlihat terpesona dengan kecantikan Sera. Semenjak hamil, Sera tampak semakin cantik. Nathan menghela nafasnya. Ia kembali mengalihkan pandangannya dan sibuk mengamati data di laptopnya.

"Nath kamu jangan cuekin aku dong."

"Nathan."

"Nathan ayo makan dulu. Kamu jangan kayak gini dong Nath. Seminggu ini kamu cuekin aku terus. Aku tahu kok kamu pasti belum bisa Nerima anak ini, aku nggak masalah kok. Tapi tolong hargai aku Nath." Ucap Sera. Ia memandang mata Nathan dengan dalam. Nathan menghela nafasnya. Ia duduk menghadap Sera lalu memegang kedua pundaknya.

"Sera, boleh aku jujur sama kamu?" tanya Nathan. Sera terdiam, tak lama kemudian ia mengangguk.

"A-aku.. Aku.. Sebenernya aku..." ucap Nathan dengan terbata-bata.

"Ada apa? Kamu kenapa Nath?"

"Akucintasamakamu." ucap Nathan dengan cepat. Sera menaikkan sebelah alisnya, ia tidak terlalu jelas mendengar ucapan Nathan.

"Apa? Kamu ngomong apa sih? Aku ga denger."

Nathan menghela nafas sekali lagi. Ia merutuki Sera yang tidak mendengar ucapannya. Padahal ia mengatakannya dengan susah payah.

"Dengerin aku baik-baik, aku gaakan ngulangin lagi." ucap Nathan dengan sungguh-sungguh. Sera mengangguk dengan cepat.

"Aku-cinta-sama-kamu." ucap Nathan dengan menekankan setiap kata-katanya. Ia terlihat begitu tulus ketika mengucapkannya. Sera terdiam. Mulutnya menganga. Ia tidak percaya dengan semua ini.

"Apa?"

"Apa aku harus ngulangin lagi?"

"Nath kamu cinta sama aku?" tanya Sera. Nathan mengangguk dengan mantap.

"Sejak kapan?"

"Sejak kamu perhatian sama aku. Aku gatau kenapa aku bisa jatuh cinta sama cewek keras kepala dan egois kayak kamu, tapi yang pasti cinta ini datang tiba-tiba dan aku beneran cinta sama kamu. Aku juga udah nerima kehadiran anak kita." ucap Nathan dengan sungguh-sungguh. Sera jelas tampak terkejut. Tak lama kemudian ia menangis terharu. Nathan mengungkapkan perasaannya kepadanya, sulit dipercaya.

"Nath, sebenernya aku juga cinta sama kamu. Kamu adalah pria terdingin yang pernah aku temuin, tapi dibalik itu semua aku suka sama semua yang ada pada diri kamu." ucap Sera. Nathan menatapnya dengan mata berbinar. Sera membalas perasaannya? Rasanya ia sangat bahagia mendengarnya.

"Kamu cinta sama aku? Makasih sayang." Nathan segera memeluk Sera dengan erat. Sera tersenyum lalu membalas pelukan Nathan. Tak lama kemudian ia terdiam lalu melepas pelukan mereka.

Wedding Agreement Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang