"Sera buruan!" teriak Nathan dari luar rumah. Sera mendengus kesal. Baru saja ia hendak mengoleskan foundation ke wajahnya, Nathan sudah lebih dulu meneriakinya.
"BENTAR!" balas Sera juga dengan teriakan.
"Nath, Apartemennya udah kamu cek kan? Gimana kondisinya? Nyaman ngga?" tanya Melinda. Ia baru saja keluar dari rumah dan menghampiri Nathan yang menyender di pintu mobil.
"Ya lumayan sih ma. Cukup lah buat aku sama Sera tinggal. Nanti siang rencananya aku mau ajak Sera liat Apartemennya. Mama mau ikut? Kalo mama ikut, biar nanti siang aku jemput mama."
"Gak usah deh. Mama gamau ngrepotin kamu. Kamu kasih liat aja nanti fotonya ke mama. Oke?" Nathan mengangguk.
Tak lama, Sera keluar dari rumah. Ia tersenyum hangat pada Melinda lalu segera menyalami Melinda dan mencium pipinya.
"Mama, aku berangkat kerja dulu ya. Mama hati-hati di rumah. Jangan lupa makan dan jangan kecapekan ya ma." ucap Sera. Melinda tersenyum hangat.
"Kamu gausah ingetin mama makan juga mama pasti makan sayang. Kayak mama sakit-sakitan aja." ucap Melinda dengan candaannya.
Seketika Sera terdiam. Ia sering mengucapkan kalimat tersebut untuk Ibunya. Ia sangat merindukan Ibunya. Ia ingin memeluk Ibunya. Lebih baik nanti siang ia menjenguk Ibunya. Nathan yang mengerti perubahan sikap Sera segera menyalami Melinda lalu menarik Sera untuk masuk ke dalam mobil. Ia juga memakaikan safe belt untuk Sera.
"Aku udah beli apartemen buat kita berdua tinggal. Nanti siang kita ke Apartemen baru kita." ucap Nathan. Sera hanya terdiam dan tak peduli dengan ucapan Nathan.
"Ra, Seraa." Panggil Nathan ketika melihat Sera yang hanya melamun.
"Ahh yaa, maaf nath kamu ngomong apa tadi?"
Nathan menghela nafas panjangnya. "Aku bilang nanti setelah pulang dari kantor kita mampir ke apartemen dulu. Aku udah beli apartemen buat kita tinggal."
"Beli apartemen? Jadi maksud kamu, setelah ini kita akan tinggal berdua aja?"
"Iya, kita akan tinggal berdua disana nanti. Mama yang minta, dan kamu tau sendiri aku paling gabisa nolak kemauan mama." Jelas Nathan.
Sera hanya mengangguk mengerti. Ia mulai melamun lagi, memikirkan bagaimana caranya untuk meminta izin kepada Nathan untuk menemui ibunya. Jujur saja, ia begitu merindukan ibunya.
"Emmm, Nath. Boleh nggak nanti setelah kita pulang dari kantor kita mampir ke rumah sakit dulu. Aku mau jenguk ibu, aku kangen banget sama ibu." Ucap Sera penuh kehati-hatian.
"Oke nanti kita kesana." Jawab Nathan singkat.
***
Saat ini Sera dan Nathan sudah sampai di rumah sakit tempat perawatan ibu Sera. Sera menatap Ibunya dengan senyuman yang terukir di bibirnya. Sesekali ia meneteskan air mata, namun ia segera menghapusnya. Nathan hanya duduk di sofa dan melihat apa yang Sera lakukan.
"Bu, Sera kangen banget sama Ibu. Kapan Ibu mau buka mata? Ibu ga capek koma terus? Ibu ga mau makan siomay kesukaan Ibu? Ibu bangun dong, nanti aku bakal beliin Ibu siomay. Kalo perlu sekalian penjualnya aku bawa buat masakin Ibu di rumah."
"Bu, aku sekarang udah ga sendiri lagi. Ibu percaya gak kalo sekarang anak Ibu yang manja ini udah punya suami? Pasti Ibu ga percaya kan? Selama ini kan aku manja banget sama Ibu. Sekarang aku udah jadi seorang Istri. Udah ada yang jagain aku Bu. Nantinya aku juga bakalan ngerasain apa yang Ibu rasain. Aku berharap aku bisa jadi Istri sebaik Ibu. Ibu bangun ya, dan liat aku bahagia."
Sera meneteskan air matanya. Ia menangis dengan terisak. Nathan merasa kasihan melihatnya. Ia berdiri dari sofa lalu mengelus pundak Sera dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Agreement
FanficBagaimana jika kalian menjadi assisten baru dari seorang lelaki tampan namun memiliki sikap sedingin kulkas? Lalu bagaimana jika lelaki tersebut dengan tiba-tiba menawarkan sebuah kesepakatan gila padamu? Sebuah kesepakatan untuk menjalani pernikaha...