[TIGA]

57 5 3
                                    

Malam telah tiba. Mereka semua berusaha untuk berhenti memikirkan yang terjadi. Mereka tertidur pulas. Namun tidak dengan Jeje, Medi, dan Inok.

"Udah Med, tidur. " Jeje mengelus elus kepala Medi. Perlahan lahan Medi menutup kedua kelopak matanya. Dan mulai tertidur.

Jeje menatap Medi, dan Inok menatap mereka berdua.

"Kapan ya gw gitu juga? Ah gak bakal pernah keknya. " Batin Inok menundukkan kepala nya dengan ekspresi yang terlihat sedih.

Jeje tiba tiba melihat Inok yang sedang bersedih.

"Nok? Lu kenapa? " Tanya Jeje mulai berjalan menuju Inok.

"Eh ... Enggak kok. " Jawab Inok sembari membenarkan posisi kacamata miliknya.

Jeje diam sejenak, kemudian mulai bertanya lagi.

"Lu kok belum tidur Nok? "

"Ah, itu ya? Gw ... Lagi mikirin sesuatu. "

"Mikirin apa Nok? " Tanya Jeje.

"Gak penting sih. " Jawab Inok.

"Yaudah, tidur gih. "

"Oke. "

Inok menyandarkan dirinya ke dinding yang berada di belakangnya. Ia melepaskan kacamata miliknya dan menaruhnya tepat disebelahnya. Perlahan-lahan ia menutup mata nya, hingga akhirnya ia tertidur.

Keesokan harinya

Jeje sudah bangun sedari tadi, namun lebih memilih untuk diam dikelas. Jeje memperhatikan tiap sudut ruangan. Satu persatu temannya ia tatap dengan seksama.

"8, 9 ... 10? "

Mau berulang kali ia menghitung, jumlah nya tetap 10. Seharusnya jumlahnya 11 (12, tapi Klara udah jadi mayat) namun, mengapa hanya ada 10? Jeje mulai memperhatikan satu persatu wajah teman temannya.

"Eh. "

Alana tidak ada di kelas. Kemana ia pergi? Jeje juga tidak tahu. Jeje pun memutuskan untuk keluar dari kelas dan mencari Alana. Jeje melewati lorong, kelas demi kelas ia masuki. Namun, Alana tidak ada disana. Sampailah di kelas yang paling ujung.

Sebelum Jeje memegang gagang pintu nya, ia terdiam. Melihat dari jendela pintu, Alana telah menjadi mayat dan ada bekas gigitan dari tangannya.

"Alana ... Dia ..."

Kai tiba tiba saja sudah berada di sebelah Jeje.

"Kai ..."

"Gw ... Kasih tau yang lain dulu. " Kai pergi meninggalkan Jeje, dengan wajah yang datar dan tatapan yang kosong.

Beberapa menit kemudian

"Selanjut nya apa?! Apa salah satu dari kita bakal mati lagi! " Seru Anya.

Semua orang diam mendengar seruan Anya. Namun, tiba tiba saja Langit membuka suara.

"Mungkin aja ... menurut lu, emang siapa selanjutnya? "

"Gw ada kepikiran ini, tapi ... Belum tentu bener sih. " Ujar Karis.

"Emang, apaan Ris? " Tanya Bintang.

"Udah ada 2 korban diantara kita, dan dua dua nya ... Cewek ... Kemungkinan besar, Anya yang jadi target selanjutnya. "

"Gw? Gak mungkin, teori lu ngaco! " Anya menarik kerah Karis.

"Tapi ... Setidaknya lu harus jaga jaga- bukan, kita semua harus jaga jaga. " Karis melepaskan tarikan Anya.

"..."

Semua nya terdiam. Karis ada benarnya, mereka semua memang harus berjaga-jaga. Kita tidak tahu siapa yang akan menjadi target si kanibal selanjutnya.

"Semuanya, gw punya ide ... Kita entar malem begadang. Demi keselamatan bersama. "

Siapa yang berbicara? Yap, itu adalah Niko.

"Niko bener, kita begadang bareng. Biar gak ada korban lagi. " Ujar Medi.

Bersambung

Maap pendek. Hiks hiks. Btw, Alana mati nih. Gak ada yang sedih kah? Bwehehehe.

Next bab bakal ada mayat lagi.

477 kata

Kannibal : Bakwan fight backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang