[LIMA]

66 6 2
                                    

Seluruh murid kelas unggulan hanya berdiam diri, di ruangan kelas mereka. Susana kelas benar benar sunyi. Tak ada mau membuka suara.

3 teman mereka mati oleh kanibal itu.

Bagaimana mereka tak sedih? Pasti mereka sedih. Takut.

Tiba tiba Adrian berdiri. Sekujur tubuh nya merinding. Mata nya yang perih, perlahan lahan mengeluarkan air mata. Seluruh teman temannya menatap nya.

Adrian berlari lalu duduk dihadapan Karis. Air mata nya tak dapat ditahan lagi.

"A-aku.... Minta maaf. " Lirih Adrian.

Karis terkejut. Apa yang Adrian lakukan?

"K-kalau aku....Kalau aku. " Adrian tak kuat menahan deras air matanya. Adrian sekarang berhenti melanjutkan omongannya.

Karis mendekati Adrian. Kemudian, memeluk hangat diri nya. Karis menepuk pundak Adrian.

"Ini.... Bukan salah kamu Adrian.... Lebih tepatnya, yang bersalah hanya kanibal itu. " Karis tersenyum. Senyuman nya manis sekali. Bahkan, netra zamrud nya itu sangat indah.



Malam telah tiba, waktu yang mereka takuti. Bukan karena kegelapan, melainkan karena pada malam hari, kanibal itu akan beraksi.

"Kita semua harus begadang bareng! " Ujar Medi.

"Ya! Biar gak ada... Yang mati lagi. " Bintang mengiyakannya.

"Emang kalo kita begadang bareng, bakal jamin gak ada yang mati? " Niko sedikit melantangkan nada bicara nya.

Medi berjalan menuju Niko. Lalu berdiri di hadapan Niko.

"Setidaknya, cuma ini yang bisa kita lakukan, kan? "

Semua nya terdiam. Medi benar.

"Yaudah, kita begadang bareng bareng! " Seru Karis.

Mereka pun bergadang bersama. Mereka berharap, tidak ada yang mati lagi.




"AAAAHHHHHH. "

Terdengar suara teriakan wanita dari kelas sebelah.

Siswa kelas unggulan berlari menuju ruangan kelas sebelah. Tidak semuanya, sih. Tapi, mereka tidak menyadari nya.

Saat sampai disana, hanya terlihat sebuah ponsel. Seperti nya, suara tadi berasal dari ponsel itu. Karis mencoba memegang ponsel itu. Namun, ternyata ponsel itu lengket. Pasti ponsel ini dipakai kan lem agar tetap menempel dengan meja.

Hampir semua siswa kelas unggulan berada disana.

Karis mulai memperhatikan satu persatu  teman temannya. Namun, ia tak melihat ada nya Adrian disana.

Adrian tidak ada disana.

"Adrian mana?! " Seru Karis.

Tiba tiba Medi bergegas menuju kelas nya. Dan....

...

"A....drian? "

Tatapan Medi menjadi kosong setelah melihat.... Mayat Adrian.

"AHG! SIALAN! "

Medi mengepalkan tangannya dengan sangat kuat. Medi berlari menuju mayat Adrian, lalu memeluk mayatnya. Medi tak peduli dengan darah Adrian yang menempel ke tubuhnya.

Ia tak merasa jijik. Lagipula, sekarang ia sedang bersedih.

"Adrian.... Tangan lu.... Ah, muka lu pucet banget, deh. " Ujar Medi.

"Ahahaha, jangan bercanda deh Dri.... "

-

"AHG! BANGUN DRI! JANGAN TINGGALIN GW! BANGSAT! SIALAN! "

Deras air mata nya mulai membasahi pipinya. Air mata nya menetes ke lantai, dan perlahan-lahan mulai menyatu dengan darah segar milik Adrian.

Jika dilihat dari mayat Adrian, ada bekas tusukan dari tubuh bagian belakang. Ya, si kanibal juga tak bisa lama lama. Dia harus cepat berada diantara keramaian teman temannya.

"Med.... " Lirih Karis.

"Pergi lu.... PERGI LU ANJING!!!"

Tiba tiba ada tangan yang menarik tangan Karis dari belakang. Tangan itu menarik Karis untuk keluar dari kelas.

"Biarin Medi sendiri dulu. "

Karis menoleh kebelakang untuk memastikan siapa yang menarik nya tadi.

Kai.

Kai adalah orang yang tadi menarik tangan Karis.

Karis menjawab ucapan Kai dengan mengangguk.

Bersambung

____________

Yoooooooo. Siapa disini yang suka sama Adrian?

Jangan marah ya! :)

Btw, disini, tuh, Adrian ama Medi sahabat dari kecil ya.

Pas Klara mati, Medi nangis tapi gak parah banget. Tapi pas Adrian mati, si Medi tantrum.

NEXT BAB ADA MAYAT LAGIIIIIII!!!

Nah, yang seru nya tuh next bab ada 2 mayat.

<
   |
<

555 kata

Kannibal : Bakwan fight backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang