Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Tetap saja Agil lihat tubuh kekasihnya yang terpasang alat medis untuk menopang kehidupannya.
Pastinya selama 8 bulan ini, sangat terlihat perbedaan dari orang orang terdekat Mako. Apalagi Rion, Caine, Mia serta Agil. Mereka sering kali berkunjung ke rumah sakit untuk melepaskan tangisnya.
Terlihat tubuh Agil yang semakin kurus, rambutnya pun ia biarkan panjang. Kebiasaan yang dulu Mako larang, sekarang menjadi kebiasaan Agil. Seperti minum minum ke bar dan terlalu banyak mengkonsumsi rokok.
Hari ini adalah jadwal Agil untuk menjaga Mako, ia membuka pintu dengan wajahnya yang terlihat kelelahan.
"Sayang.."
Gumam Agil pelan memeluk tubuh Mako yang sama sekali tidak bergerak."Aku cape banget, tadi aku dimarahin sama atasan aku"
Ucap Agil, ia menceritakan semua kejadian di kantor polisi kepada kekasihnya yang bahkan tak bisa mendengar ceritanya itu.Agil perlahan mengelus tangan lembut Mako, ia melihat gelang hitam yang selalu Mako gunakan. Itu adalah gelang yang sama seperti Agil.
Di gelang itu, terlihat gantungan hati yang hanya setengah, jika digabungkan kedua gelang itu, akan membuat 1 hati yang utuh.
"Biasanya, kalo aku pengen nyambungin gelang ini, pasti kamu langsung ngelepas sambungannya"
Gumam Agil menyambungkan kedua gelang itu.Agil masih saja berbicara sendiri sedaritadi, seolah kekasihnya sedang mendengarkan semua ocehan yang keluar dari mulutnya itu, tak Agil sadari, ia tiba tiba mengeluarkan air mata.
Tiba tiba, pintu dibuka lumayan keras. Agil melihat sosok di pintu, ternyata itu Rion.
"Nangis lagi?"
Tanya Rion terus memperhatikan mata Agil yang terlihat bengkak."Engga, tadi mata gua kemasukan debu"
Bohong Agil, pastinya ia tak ingin Rion tahu jika ia menangis lagi ketika mengunjungi Mako"Gausah boong"
Ucap Rion, pastinya ia tahu jika Agil berbohongAgil berjalan mendekati Rion, "Jagain Mako" ucapnya dan menepuk pundak Rion
"Lu kalo masih mau disini gapapa, kita berdua jagain Mako" Ucap Rion menatap Agil yang terlihat tidak rela keluar dari ruangan itu.
Agil mendengar ucapan itu pastinya langsung menghadap ke arah Rion, ia menaruh kembali tasnya itu dan duduk di tempat semula.
Baru saja beberapa menit ia bersandar pada kursi yang terletak di samping ranjang Mako, Agil mendengar notif hp nya. Ia pun merogoh kantongnya dan mengambil hp nya, melihat notif yang terlihat di beranda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can we be together? [Magil]
Teen FictionAdegan apapun disini hanya karangan author. Semua yang aku tulis disini, tidak ada hubungan dengan roleplay asli mereka. Jika ada hal yang sama, itu berarti aku hanya mengambil sedikit ide dari roleplay asli mereka. Mohon dimengerti bagi semua reade...