Kidnapped.

59 12 0
                                    

Rasa sakit sekaligus nyeri menyerang tubuh Mako ketika ia bangun dari tidurnya. Mako memandangi ruangan yang ia tempati, ruangan yang terlihat sangat asing di matanya.

Dengan perlahan, Mako berusaha bangun dari posisi berbaring nya agar beralih ke posisi duduk. Mako memandangi ruangan itu dengan perasaan bingung, ia merasa tidak pernah pergi atau sekedar melihat ruangan ini sebelumnya.

Lamunan Mako terpecah karna suara seseorang yang membuka pintu dengan sangat kasar. Setelah pintu tersebut terbuka, terdapat sosok pria yang sudah berkali kali dilihat oleh Mako, bahkan ia sudah bosan melihat wajah lelaki itu.

"Mako Navarro," Panggil Airuma, ie memandangi paha Mako yang tidak tertutup sempurna.

"Gue selalu ketemu sama lo, mungkin kita jodoh?" Ucap Airuma lagi, ia menghampiri Mako yang tubuhnya sudah di penuhi luka bekas cambukan.

Airuma semakin mendekatkan dirinya dengan Mako, ia mengelus pipi Mako menggunakan tangannya yang langsung ditepis kasar oleh Mako.

"Gausah pegang pegang," Ucap Mako memandangi wajah Airuma yang tersenyum seram padanya.

"Lo udah bisa ngelawan ya? Padahal kemaren, memek lo dikocok gitu lo diem aja. Keenakan lagi" Bisik Airuma dengan senyumannya yang mengerikan, ia mulai memegang paha Mako.

Mako menatap Airuma dengan tatapan tidak suka, pastinya Mako tidak ingin "kejadian" yang terjadi beberapa minggu lalu itu, selalu diungkit oleh Airuma.

"Bisa ngga hal itu gausah dibahas lagi? Lo ngerasa bangga banget dengan hal itu, lo kenapa sih?" Mako menepis tangan Airuma yang ingin beranjak ke bagian vitalnya

"Pastinya gue bangga, Mako Navarro yang terkenal ga gampang jatuh cinta sama orang. Masa bisa keenakan gitu pas gue kocokin?" Airuma menatap Mako dengan tatapan yang menurut Mako sangat menyebalkan.

"Sebenarnya lo maunya apasi Ai? Lo gangguin hidup gue terus perasaan," Mako menatap Airuma tajam.

"Mau nenen" Bisik Airuma di telinga Mako dan mulai meraba dada Mako. Mako yang mendengar itu mendengus kesal "nenen nenen, muka lo kayak sendok semen!" gerutu Mako kesal.

****

Agil masih saja mencari keberadaan kekasihnya, jika biasanya Agil dapat mencari Mako melalui jam tangan yang Mako kenakan, sekarang tidak.

Jam tersebut tidak dapat mendeteksi lokasi Mako, mungkin karna lokasi Mako sudah terlalu jauh dari lokasi Agil.

Agil mengacak ngacak surai hitamnya, ia mulai menggerutu dalam hati. Dirinya terlalu fokus dengan ocehannya sehingga ia tidak sadar jika namanya dipanggil sedaritadi.

"Gil, Agil! Woi Agil!" Teriak krow tepat di depan telinga Agil.

Agil menoleh, "Apaan anjir, gausah teriak teriak kali, gua ga budeg," Ucapnya kesal.

"LAH? gue panggilin daritadi, lo ga jawab jawab!" Sekarang waktunya krow yang mengeluarkan kekesalannya.

Teriakan krow nihil, tidak dijawab oleh Agil. Secara tiba tiba Agil menjadi bungkam mulut, suasana di rumah Agil terasa canggung.

"Gil, gimana cerita Mako bisa diculik?" Tanya Krow memecahkan keheningan.

"Gue bakal jelasin, tapi tolong jalan kasih tau ke Rion. Nanti gue dicincang soalnya," Krow mengangguk dan Agil mulai menceritakan.

**

Hari ini, pagi yang cerah. Sesaat Mako terbangun dari tidur lelapnya, ia melihat kekasihnya yang mengelus surai putih miliknya dengan lembut.

"Sayang, sarapan dulu yuk. Udah aku masakin" Ucap Agil, tak lupa ia mengecup dahi Mako singkat sebagai tanda ucapan selamat pagi.

"Sayang, mau jalan jalan," tanpa sadar, bibir Mako melengkung ke bawah. Membuat Mako sangat menggemaskan bagi Agil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can we be together? [Magil]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang