~ 06 ~

5 1 0
                                    

Assalamualaikum!!!
Semoga suka sama ceritaku yaa!!!




Kini mereka sudah sampai di pesantren Kyai Rohmat.

Terlihat banyak santri dan santriwati yang sedang membersihkan halaman .
Karena sekarang adalah ahad maka santri dan santriwati diharuskan untuk membersihkan halaman pesantren.

" Alhamdulillah " Ucap Kyai Rohmat
" Abi masuk duluan untuk buka pintu ya?" Ucap Kyai Rohmat
" Biar Syafa aja bi " Ucap Ning Syafa

Kyai Rohmat pun menyerahkan kunci ndalem kepada Ning Syafa.
Ning Syafa yang menerima bergegas keluar mobil dan menuju ndalem.
Disusul dengan Kyai Rohmat dan Umma Raiya.

Sebelum meninggalkan mobil Umma Raiya berpesan kepada Gus Hafidz.
" Fidz ,itu istrimu dibangunkan kalo tidak kamu gendong saja." Ucap Umma Raiya
" Inggih Umma " Jawab Gus Hafidz

Setelah Umma Raiya dan Kyai Rohmat pergi menuju ndalem,Gus Hafidz langsung membangunkan Aisya.
" Bangun " Ucap Gus Hafidz
Aisya yang merasa dibangunkan pun mengerjapkan matanya.
" Sudah sampai ya Gus?" Ucap Aisya
Gus Hafidz hanya menjawab dengan anggukan.

Setelah itu mereka bergegas turun dari mobil dan menuju ndalem.
Saat mereka turun dari mobil terlihat para santri sedang melihat ke arah mereka.
Aisya yang merasa dilihat pun malu, dan memutuskan untuk kendalem sendiri.

" Gus duluan aja " Ucap Aisya
Gus Hafidz yang bingung pun hanya bisa menaikkan alisnya seolah-olah bertanya kepada Aisya.

" Gus duluan aja , malu dilihat para santri , nanti Ais jelasin " Ucap Aisya
Gus Hafidz hanya menganggukan kepalanya.

Setelah Gus Hafidz meninggalkan Aisya , Aisya langsung menuju ke ndalem.

" eh itu siapa ya?" Ucap salah satu santriwati
" Iya, kok deket banget sama Gus Hafidz " Jawab salah satu santriwati
Dan banyak lagi ucapan - ucapan para santriwati yang penasaran.

•••••••••••
Kini Aisya sudah sampai di ndalem.

" lho nduk kok kamu ketinggalan? " Ucap Umma Raiya
" Boleh Ais bicara sebentar? ada yang ingin Ais bicarakan." Ucap Aisya
Kyai Rohmat,Umma Raiya ,Ning Syafa,Gus Hafidz pun menganggukkan kepala mereka.

Kini mereka sudah duduk diruang keluarga.
" Sebelumnya Ais minta maaf sama Kyai Rohmat,Umma Raiya,Ning Syafa,dan Gus Hafidz,Aisya ada 1 permintaan yang semoga Gus Hafidz , Kyai Rohmat,Umma Raiya,dan Ning Syafa." Ucap Aisya

Mereka yang bingung pun hanya bisa ter diam .
" Permintaan apa Nduk?jika bisa kami lakukan , ins sya Allah akan kami lakukan " Ucap Kyai Rohmat.

" Ais minta tolong sama Kyai Rohmat,Umma Raiya,Ning Syafa,dan Gus Hafidz untuk merahasiakan pernikahan ini kepada para santri/santriwati.
Ais minta jika ada yang bertanya Ais ini siapa , tolong dijawab dengan sepupu jauh atau saudara jauh.
Ais minta maaf jika permintaan Ais memberatkan Kyai Rohmat , Umma Raiya,Ning Syafa,dan Gus Hafidz." Ucap Aisya

Mereka yang mendengar pun terkejut.
" Memang kenapa dirahasiankan mba? " Ucap Ning Syafa
Ais tersenyum
" Ais hanya ingin menjaga perasaan mereka " Ucap Aisya

Kyai Rohmat yang mendengar pun hanya bisa melirik ke arah Gus Hafidz.
" Begini nak...semua ada ditangan Gus Hafidz , kalau Abi tidak masalah jika itu kemauan kamu " Ucap Kyai Rohmat

Aisya yang mendengar jawaban Kyai Rohmat pun tersenyum.

" Saya tidak masalah, tapi jika ada apa - apa sama kamu maka saya tidak segan- segan untuk mengumumkan pernikahan kita " Ucap Gus Hafidz

" Iya Gus , terimakasih Kyai , Umma ,Gus Hafidz ,Ning Syafa." Ucap Aisya

" Tapi Umma ada 1 permintaan juga untuk Aisya " Ucap Umma Raiya.

" apa itu umma?" Tanya Aisya
" Umma mau kamu memanggil Kyai Rohmat dengan sebutan ABI , memanggil Ning Syafa dengan sebutan DEK , memanggil Gus Hafidz dengan sebutan kesayangan kalian " Ucap Umma Raiya

" B-baik Umma " Jawab Aisya

•••••••••••••••

Kini pasutri baru sudah berada dikamar Gus Hafidz.

" Kamu tata baju kamu dilemari sana " Ucap Gus Hafidz

Aisya pun mengangguk dan beranjak menuju lemari untuk menata baju yang dia bawa.

Gus Hafidz Kini sedang menunggu Aisya menyelesaikan menata baju.
Gus Hafidz yang sedang duduk sambil bermain hp sedikit salfok dengan Aisya.

••••••••••••••

Kini Aisya telah selesai menata baju bawaannya.

" Sini " Ucap Gus Hafidz
Aisya pun yang merasa dipanggil beranjak dan menuju Gus Hafidz

" Ada apa Gus?" Ucap Aisya
" Saya ingin bicara dengan kamu " Jawab Gus Hafidz

Gus Hafidz pun menarik Aisya untuk duduk disebelahnya.
" Kenapa kamu ingin merahasiakan pernikahan kita?apa kamu malu mempunyai suami seperti saya?" Ucap Gus Hafidz

" B-bukan gitu , Ais hanya ingin menjaga perasaan mereka yang sedang menganggumi Gus..." Ucap Aisya

" Huftt...itu urusan mereka..." Ucap Gus Hafidz

" Ais mohon Gus jangan dulu diumumkan " Ucap Aisya memohon

" Huftt .
Baik jika itu mau kamu...sekarang kita bahas tentang panggilan " Ucap Gus Hafidz

" Panggilan?" Ucap Aisya
Gus Hafidz mengangguk.
" Seperti yang Umma tadi bilang , kita sebaiknya memanggil satu sama lain dengan sebutan kesayangan?" Ucap Gus Hafidz

" Emm Ais terserah Gusnya" Ucap Aisya

" Kalo Saya memanggil kamu dengan sebutan ra?" Ucap Gus Hafidz

" Ra? ra itu singkatan apa Gus?apa karna Aisya ada nama Amiranya?" Ucap Aisya

" Bukan saya panggil kamu ra itu dengan singkatan HUMAIRA , apa kamu keberatan?" Ucap Gus Hafidz

Aisya yang mendengar pun sedikit malu hingga pipinya berubah menjadi tomat.

" Malu nichhh " Author
" diem deh " Aisya

" Apa kamu sedang sakit?" Ucap Gus Hafidz
" T-tidak" Ucap Aisya
" Lalu mengapa pipi kamu merah?" Ucap Gus Hafidz
" Gapapa Gus , panas " Ucap Aisya

Gus Hafidz hanya menganggukan kepalanya.
" Gimana setuju?" Ucap Gus Hafidz
" Terserah Gusnya aja " Ucap Aisya
" Sekarang kamu mau memanggil saya dengan sebutan apa?" Ucap Gus Hafidz

" Emm, Gus maunya apa? Abang?Kakak?A'a?atau mas?" Tanya Aisya
" Senyamannya kamu , tapi Mas bagus " Ucap Gus Hafidz

" Okey, Ais panggil Mas ya?" Ucap Aisya

Gus Hafidz menganggukan kepalanya.





Tunggu kelanjutannya ya guysss

TAKDIR?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang