~ 09 ~

4 1 0
                                    

Assalamualaikum Guys!!!
Maaf sudah menunggu lama...
Untuk beberapa hari kemungkinan aku jarang update ya guyss 😞.
Aku baru sibuk persiapan TO dan lomba Cc ipa guyss !!
Do'a kan aku bisa yaa!!!
Makasihh lop youuuu!!!





" Astagfirullah " Ucap Gus Hafidz
" Kenapa bisa luka?" Ucap Gus Hafidz

" Hiks...t-tadi ga sengaja kegores pisau " Ucap Aisya

" Ya Allah , sebentar saya ambil obat dulu " Ucap Gus Hafidz

" Sudah Umma ambilkan Fidz " Ucap Umma Raiya

" Biar Hafidz aja Umma " Ucap Gus Hafidz

Umma Raiya pun menganggukan kepalanya dan menyerahkan P3K kepada Gus Hafidz.

" Sini saya obati dulu " Ucap Gus Hafidz

Aisya pun menganggukan kepalanya dan menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Gus Hafidz.

" Umma lanjutkan memasak dulu " Ucap Umma Raiya

" Iya Umma " Ucap Gus Hafidz

Gus Hafidz pun mengobati jari Aisya yang tergores pisau.
Dengan hati - hati dan sesekali Gus Hafidz meniup jari Aisya untuk mengurangi rasa perih dari obatnya.

" Sshh "

Gus Hafidz mengangkat kepalanya ke arah Aisya.
Mereka pun saling menatap.

Hingga pada akhirnya Aisya tersadar.

" U-udah Gus?" Ucap Aisya gugup.

" ehem , sudah " Ucap Gus Hafidz
" Lain kali hati - hati " Ucap Gus Hafidz

" Iya Gus " Ucap Aisya

" Saya ke kamar dulu " Ucap Gus Hafidz

Aisya menjawabnya dengan anggukan kepala.

Aisya pun menyusul Umma Raiya didapur.
" Maaf ya Umma , Aisya jadi ganggu Umma " Ucap Aisya

" ehh gpp sayangg , namanya juga musibah ga ada yang tau kan?" Ucap Umma Raiya

" Iya Umma....Aisya bantu lagi ya?" Ucap Aisya

" Iya..tapi jari kamu udah gpp?" Ucap Umma Raiya

" gpp Umma " Ucap Aisya

Kini mereka pun melanjutkan memasak

                              ••••••••••••••••

Setelah selesai memasak Aisya pun memanggil Gus Hafidz untuk makan siang.
Sedangkan Umma Raiya memanggil Kyai Rohmat dan Ning Syafa.

Tok
Tok
Tok

" Gus makan siang sudah siap " Ucap Aisya

" Iya bentar " Ucap Gus Hafidz

Ceklek

" Kenapa berdiri disini?"Ucap Gus Hafidz

" Nunggu Gus " Ucap Aisya

Gus Hafidz hanya menganggukan kepalanya dan mengeggam tangan Aisya.
Aisya yang diperlakukan seperti itu hanya bisa salting.

                                   ••••••••••

Kini Keluarga Kyai Rohmat sudah berada di meja makan.
Umma Raiya yang sedang mengambilkan makan siang untuk Kyai Rohmat , dan Ning Syafa yang sedang memakan makanannya.

" Segini cukup Gus?" Ucap Aisya

" Cukup " Ucap Gus Hafidz

" Kok masih Gus sih?" Ucap Ning Syafa

Aisya yang mendengar itu pun hanya menundukkan kepalanya.

" Belum terbiasa " Ucap Gus Hafidz

" Biasakan ya nak "Ucap Kyai Rohmat

" Njih Abi " Ucap Aisya

" Sudah - sudah dimakan dulu " Ucap Umma Raiya

                               •••••••••••••

Setelah selesai Makan siang dan menjalankan Ibadah sholat Dzuhur , Gus Hafidz dan Aisya pun bersantai dikamar.

Terlihat Gus Hafidz sedang sibuk dengan leptopnya.

" ehem , Ra saya mau bicara sebentar bisa?" Ucap Gus Hafidz

" Bisa Gus " Ucap Aisya
" Biasakan panggil saya dengan sebutan Mas " Ucap Gus Hafidz

" Iya G- eh Mas" Ucap Aisya

" Dan satu lagi , Saya besok ada pekerjaan di luar kota " Ucap Gus Hafidz

" Pekerjaan?bukannya Mas cuma ngajar di pesantren ya?" Ucap Aisya

" Kamu belum tau?" Ucao Gus Hafidz

Aisya menggelengkan kepalanya

" Selain ngajar di pesantren , Mas juga ceo dan dosen " Ucap Gus Hafidz

" Kok banyak banget si mas?kenapa ga ambil salah satunya aja?" Ucap Gus Hafidz

" Karna saya mampu  " Ucap Gus Hafidz

" Ya udah...terus pekerjaan diluar kota mana?" Ucap Aisya

" Mas besok ada pekerjaan di Bandung...kamu gpp Mas tinggal?" Ucap Gus Hafidz
" gpp Mas...berapa hari?" Ucap Aisya

" 2 hari mungkin?" Ucap Gus Hafidz

" Ya udah...Mas udah siap-siap?" Ucap Aisya

Gus Hafidz menganggukan kepalanya.





Segini dulu ya guyss

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAKDIR?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang