(7) BestFriend

54 4 1
                                    

Part ini buat pengganti karna kemarin kita telat updatenya

jangan lupa buat vote dan comment nya yah :*


*** 

Hari demi hari telah berganti, tak terasa seminggu telah Cei lewati. Ia masih ingat saat mamanya Juna menerima lukisan yang ia buat dan mengajaknya makan bersama untuk merayakannya. Tentu saja dengan Devi

Dan saat ini Cei sedang bersama Juna, Juna mengajaknya makan malam sebagai ucapan terimakasihnya kepada Cei karna lukisannya. Disinilah mereka, di sebuah restoran sederhana tetapi pemandangannya sangat indah.

"Keren banget ya Na" ucap kagum Cei

"Dulu mama sama papa sering ngajak aku kesini cei, pas aku masih kecil"

"Ohh gitu" ucap Cei sambil melihati pemandangan di sekitarnya

"Aku mau ngomong sesuatu Cei." Ucap Juna, Cei menengok dan tepat ia menatap mata Juna, mata yang tak bisa ia artikan

"Ngomong aja kali Na, mau ngomong apa?"

Juna menghela nafas "Aku besok udah balik ke Singapur lagi Cei."

SKAK Cei tak menyangka bahwa pemikirannya terlalu jauh, ia kira Juna akan... menyatakan cinta?

"Oh,kok cepet baanget?"Tanya cei kikuk

"Iyah,aku disana ada urusan. Lagian bentar lagi aku udah mulai sekolah disana" ucap juna "hm... cei udah malam banget nih,kita pulang aja yuk"ucap juna datar.

Akhirnya cei dan juna pun keluar dari tempat makan tersebut,belum sempat sampai parkiran mobil cei melihat orang yang sangat ia kenal,ia pun langsung menggandeng tangan juna,saat juna ingin bertanya suara lelaki mengintrupsinya

"hai cei, ga nyangka bakal ketemu disini" ucap cowo tadi, juna melihat cei yg tak wajar pun mengerti dan memilih diam

"iyah gue juga ganyangka ketemu lo"ucap cei tenang

"pacar lo cei?"ucap cowo tersebut sambil melirik juna

"iyah,sayang kenalin ini reon."ucap cei sambil melepas gandengan tangannya. Juna mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan cowo yg bernama reon tersebut.

"herjuna"ucap juna dengan gaya angkuh dan senyuman tipis yang membuat cewe di sebelah reon terpanah.

"reon"ucap reon dengan nada taksuka.

"kita duluan yah re"ucap cei sambil menggandeng tangan juna dan melirik cewe sebelah reon

"duluan juga yah" ucap cei ke cewe tersebut.

***

Ceisya pov

"makasih banget yah jun,beneran deh untung tadi lo bantuin gue. Coba kalo pas gue kenalin lo jadi cowo gue terus tiba-tiba lo nanya 'kita emang jadian yah?' beh gue gatau deh naro muka dimana" ucapku mendramatisir kata-kataku. Aku benar-benar berterimakasih sama juna gara-gara kejadian tadi saat bertemu reon dengan pacar barunya.

Juna yang mendengar omonganku tadi malah tertawa

"aku ga mungkin setega itu cei,lagian aku juga ga bego-bego banget ga peka sama keadaan" ucapnya langsung memalingkan mukannya. Aku bingung dengan sikap juna, dia cepat banget mengganti mimic wajahnya. Apa jangan-jangan dia punya 2 kebribadian yah? Ah tapi ga mungkin.

"kamu ga turun cei?"Tanya dengan datar. Turun ? jangan jangan ia nyuruh aku pulang sendiri?

"turun?" ulangku dengan wajah polos. Dia tersenyum lembut,tuh kan tadi datar sekarang senyum senyum.

"udah sampai rumah kamu cei" jawabnya sambil mengacak acak rambutku. Aku merasakan panas di wajahku,aku pun menoleh kea rah kiriku dan ternyata aku udah sampai di depan rumah

"oh iyah udah sampai yah"

"kenapa? Masih pengen berduaan sama aku yah?" Tanya jahilnya,aku reflek memukul pelan lengannya

"pede banget sih, yaudah makasih buat malam ini yah jun dan gue pasti kangen sama lo hehe" ucapku sambil tersenyum. Juna pun ikut tersneyum dan jantung ku pun beradu saat ia menggenggam kedua tanganku.

"aku juga pasti kangen banget sama sahabat ku yang satu ini"

Sahabat...

Entahlah mendengar anggapan dia untuk ku cukup membuat nyesek, padahal dari awal harusnya aku tahu bahwa juna memang ramah dengan semua orang. Kalaupun dia sedikit berbeda sikapnya denganku karna dia menganggapku 'Sahabat'nya.

"Mau nitip salam buat Aaron ngga?" pertanyaannya yang membuatku sadar

"Engga ah,gamau"

"Loh,kenapa ga mau cei? Kan lumayan tuh siapa tau bisa 'jadi'" ucapnya sambil tersenyum jahil,senyum yang sama dengan senyum harris kalau ngegodain aku ataupun teman-temanku.

"Lama-lama kelakuan lo mirip Harris yah" dia hanya tertawa mendengar dumelanku

Fake (Smiles or Feelings)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang