Seorang gadis cantik dengan dress berwarna pink soft tampak cantik dan anggun, kulit putih yang dihiasi make up natural sangat pas di wajahnya cantiknya. Terlebih rambutnya yang di sanggul dan menyisakan anak-anak rambutnya yang nakal membuat penampilannya malam ini sangat sempurna.Dia, Ceisya yang sedari tadi sibuk menyalami para tamu yang memberi ucapan selamat atas ulang tahunnya yang ke tujuh belas.
Pesta yang diadakan di halaman belakang rumahnya, ditata sedemikian cantik. Kolam renang yang tadi sore masih dipakai untung berenang sambil bercanda ria dengan ketiga sahabatnya. Kita sudah diubah sedemikian rupa. Dengan lilin-lilin kecil yang bertebaran diatas air kolam renang membuat air tersebut tampak berkilau.
Belum lagi lampu-lampu kecil yang redup, dan segala macam balon-balon serta bunga turut andil dalam menghiasi taman belakang rumah keluarga Bramantyo. Makanan yang terhidangpun tampak lezat untuk dicicipi.Alunan musik yang dibawakan teman-teman yang silih berganti, ikut berpartisipasi untuk memeriahkan malam ini.Semuanya terasa sempurna.
Tapi tetap saja bagi Cei ini belum ada apa-apanya dibandingkan dengan kedatangan seseorang yang ditunggunya sejak tadi.Apakah mungkin dia membatalkan janjinya?Cei semakin gusar memikirkan hal itu.Hingga uluran tangan mengalihkan perhatiannya.
"Happy Birtday yah Cei."Cei menoleh dan tanpa menunggu lama dia memeluk sosok yang ada didepanya.
"Juna, yaampun lo dateng.thank's yah.." Ucap Cei seraya melepaskan pelukannya.
"Masa gue lupa sama hari kelahahiran sahabat gue."Ucap Juna sambil terkekeh kecil."Ini."Kado yang sudah dipersiapkan Juna kini diberikan kepada Cei.
"Lo jahat banget sih, ngilang gitu aja.BBM gue gak pernah dibales."Cei mencebikan bibirnya kesal.Membuat Juna lagi-lagi terkekeh kecil.
"Sorry, gue sibuk akhir-akhir ini." Jawab Juna berbohong.
"Oke, eh tapi thank's ya udah mau dateng dan buat kadonya.. Mr. sok sibuk haha." Juna tertawa mendengar panggilan barunya keluar dari mulut Cei.
"Cei, ayok sayang kita keacara inti."Ucap mama Cei yang menghampiri anak bungsunya.
Cei mengikuti langkah mamanya diikuti juga oleh Juna, tapi detik berikutnya langkahnya terhenti.Bagaimana mungkin dia keacara inti? Sedangkan seseorang yang sejak tadi ditunggunya belum menampakan batang hidungnya sama sekali.
Juna menangkap kegelisahan yang tampak di wajah Cei sedari tadi. Juna tau apa yang sedang cei fikirkan saat ini. Walau senyumnya mengembang tetapi matanya menyatakan tidak.
Lagu selamat ulang tahun berkumandang seiring dengan proses tiup lilin dan potong kue. Proses tiup lilin selesai sudah, sekarang giliran proses pemotongan kue. Kue pertama pun berhasil di potong Cei, diakhiri dengan tepuk tangan dari keluarga, sahabat, dan teman-temannya.
"Ciyeee Cei, buat siapa tuh first cakenya?" Ujar salah satu teman sekelasnya.
Cei bingung, sebenarnya kue pertamanya ingin dia berikan kepada orang spesial yang belakangan ini telah mengisi hari-harinya.Tapi nyatanya orang itu tidak datang.Cei kecewa, sangat kecewa.Akhirnnya dia memutuskan untuk memberi first cakenya untuk mamanya saja.
"First cakenya buat ma.."
"Hai, maaf aku telat."Aaron datang dengan tergesa gesa sambil membawa sebuah kado yang lumayan besar..
Seketika Cei pun kaget dan bengong, mengetahui bahwa Aaron yang datang, ia kira Aaron tidak akan datang ke pestanya. Jauh dengan perkiraannya, ternyata Aaron lebih tampan dan berkarisma daripada yang ia liat di foto selama ini. Cei gugup membuat ia tampak seperti orang bodoh. Pun suasana mendadak hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake (Smiles or Feelings)
Teen Fictionseorang cewe di hadapkan dengan dua pilihan.. memilih cowo yang rela menunggu dan yang sangat ia cinta? atau cowo yang selalu menjaganya dari jauh? hai. ini cerita pertama kita. kalau kata-katanya kurang bagus tolong di maklumin yaa...