B' day

41 2 0
                                    

✧ B'day ๑ episode 11✧

"euhh, kenapa kepalaku pusing sekali" ucap Heksa terbangun dari tidurnya sembari memegangi kepalanya.

Prang.. prang!
Suara gaduh terdengar di telinga Heksa, ia pun bangkit dari tempat tidurnya dan keluar untuk mencari tahu dari mana asal kegaduhan itu. Ketika ia membuka pintu terlihat jelas Jefan dan Jayan sedang bertengkar hebat di ruang keluarga. Badan Jefan sudah penuh dengan memar. Jayan memukul Jefan terlalu keras sampai-sampai ia tidak sadarkan diri. Heksa segera pergi ke bawah untuk menghentikan kegaduhan tersebut.

"Ada apa ini, kenapa kalian bertengkar" ucap Heksa sambil mengangkat Jefan ke kursi karna tidak sadarkan diri, pergi Jayan pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun, "Jayan, sini kamu" ucap Heksa tegas, baru kali ini ia tegas terhadap adiknya, sontak Jayan pun menghentikan langkahnya dan menoleh sinis pada Heksa, lalu pergi keluar.

Heksa yang melihat sikap Jayan yang sangat berbeda dari biasanya, ia sangat kecewa pada sang adik, namun ia juga merasa bersalah karena belum bisa menjadi Abang yang bisa membuat adik-adiknya bersatu kembali.

Ia pun meninggalkan Jefan dan pergi ke kamar untuk membawa kotak P3K, selang beberapa waktu Jefan pun sadar, "Abang" ucapnya lemas, "bentar Abang selesain obati luka kamu" balasnya, Heksa pun selesai mengobati luka Jefan.

"Kamu kenapa bisa gini" tanya Heksa khawatir, "gapapa bang, gak penting itu mah cuma masalah kecil" balas Jefan, "gak, kamu pasti bohong, mana mungkin masalah kecil kaya gini   Jayan sampe murka gitu" sambung Heksa.

Jefan pun menceritakan kenapa mereka bisa bertengkar, ternyata ia melarang Jayan pergi ke luar karena hari ini birth day Juan, Jefan hanya ingin mereka bisa merayakannya bersama, namun Jayan tetap pergi, dan Jefan tidak sengaja meninggikan suaranya yang membuat Jayan kesal dan akhirnya pertengkaran pun terjadi.

"Abang, gak nyangka sama sifat Jayan yang sekarang" ucapnya, "sama bang, padahal bang Jayan dulu gak kayak gitu" balas Jefan sembari  memegang tangannya yang bengkak. "Oh iya, Abang sampe lupa pesenin kue buat Juan" gumamnya sembari mengambil ponselnya dan segera memesan kue untuk Juan.

"Ngomong-ngomong adik-adik pada kemana kok gak keliatan dari tadi" ucap Heksa, "tadi Satria ajak mereka jalan-jalan ke alun-alun mumpung libur katanya" balasnya, "ohh ya udah bagus deh kalo gitu" balasnya, krubukk, perut Jefan berbunyi, "kamu pasti belum makan kan?" tanya Heksa, "belum bang" jawab Jefan sambil tersenyum kecil, "ya udah tunggu ya Abang mau masak dulu" ucapnya sembari pergi ke dapur, "iya bang" balasnya.

Selang beberapa waktu masakan pun sudah matang dan siap di sajikan, "eumm Abang masak apa nih harum banget" ucap Jefan, "Abang masak nasi kuning" balasnya sembari menyiapkan makanannya di meja makan, "tolong hiasi nasi kuning nya ya, Abang mau chat Satria dulu" ucapnya, Jefan pun segera menghiasi nasi kuningnya.

Satria

dek kamu di nama?.

aku masih di alun-alun
kenapa bang?.

masih lama gak?.

ini benar lagi pulang kok.

kalo bisa lama-lamain a
ja
di sananya Abang lagi
nyiapin sesuatu buat Juan.

ohh siap bang.

-

Bel rumah berbunyi, "Abang itu ada orang kayanya" teriak Jefan, "iya bentar" ucapnya sembari cepet-cepet keluar, ternyata pesanan kuenya sudah datang, "gimana kamu udah beres hiasi nasinya" tanya Heksa sembari menaruh kue nya ke dalam kulkas, "udah bang ini tinggal satu lagi" balasnya.

Selang beberapa jam, Satria dan adik-adiknya pun pulang, Heksa dan Jefan sudah siap di depan pintu sambil membawa kue dan nasi kuning, "Juan tolong bukain pintunya, Abang sudah ini bawa barang-barang" ucap Satria, Juan pun segera membuka pintunya, saat pintu di bukakan merekapun segera menyayikan lagu happy birthday. "Happy birthday Juan, happy birthday Juan, happy birthday, happy birthday, happy birthday Juan". Ucap mereka serempak,
"Ayo tiup lilinnya, jangan lupa berdoa ya" ucap Heksa.

Mata Juan sudah berkaca-kaca karena terharu, ia pun segera meniup lilin tersebut dan mereka pun berpelukan. "Makasih banyak ya, kalian udah sayang sama Juan, semoga Juan bisa terus bertahan bersama kalian" ucapnya menangis sesegukan, " udah jangan nangis dong nanti gantengnya ilang, mending kita makan aja yu" ajak Heksa sembari mengusap kepala Juan.

Mereka pun pergi ke ruang keluarga untuk makan bersama, "aku mau Spiderman nya" ucap Riki, "enggak gak boleh" sahut Sean, "eh kok malah pada ribut si" balas Heksa sambil tersenyum kecil, "kita bagi aja ya supaya adil" sambungnya sembari memotong kue.

"Bang Jayan kemana kok gak keliatan" tanya Satria, "gak usah di tanyain, mending kamu makan aja" balas Jefan dengan muka kesal,
"Iya, kamu makan aja gak usah mikirin jayan" sambung Heksa, Satria merasa heran karna tak biasanya mereka seperti itu, namun ia tak terlalu peduli dan melanjutkan makannya.

"Bang Jayan kok gak ada ya, apa bang Jayan udah gak peduli lagi sama aku" gumam Juan dalam hati, "perasaan aku gak buat salah sama dia, tapi kenapa bang Jayan gak ada pas hari ulang tahun aku" sambungnya sambil bengong. "Kamu kenapa malah bengong" tanya Jefan sembari menepuk pundak Juan, "emm, gapapa kok bang" balasnya.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 20.30, mereka sedang berkumpul di ruang keluarga sembari menonton film, "Abang Ikii mau cemilan" ucapnya sembari fokus menonton film, "mau apa?, biar Abang masakin" balas Heksa, "apa aja deh" balasnya, "yasudah" balas Heksa sambil pergi ke dapur untuk memanggang popcorn, kebetulan persediaan cemilan mereka habis dan hanya itu yang tersisa.

Ketika Heksa sedang memanggang popcorn, tiba-tiba Jefan menghampirinya "bang, kok bang Jayan belum pulang si ini udah malem loh, gak inget rumah apa" tanya Jefan, "gak tau coba kamu telpon" balas Heksa, Jefan pun segera meneleponnya, namun tak ada jawaban dari Jayan. "gimana fan" tanya Heksa, "bang Jayan gak angkat telpon nya bang" balasnya. "Ya udah biarin aja" balasnya.

"Abang cepetan" teriak Riki, "iya bentar" balasnya, "Jefan tolong bawain popcorn nya, Abang mau bawa minumannya" ujar Heksa, mereka pun segera pergi ke ruang keluarga.

Tak lama kemudian sekitar jam 21.45 Jayan pun pulang dengan baju yang begitu basah, matanya terlihat sayu dan merah, "Jayan kamu dari mana saja, baru pulang jam segini" tanya Heksa tegas, namun Jayan seperti tidak mendengar hal apapun tubuhnya tiba-tiba terjatuh ke lantai, Heksa segera menghampiri Jayan, dam membopongnya ke kursi, "ya Allah Jayan kamu kenapa, badan kamu panas banget" ucapnya sembari memegangi dahi Jayan, adik-adiknya sudah tidur jadi hanya Heksa ia yang berada di ruang keluarga.

Heksa segera pergi ke kamar untuk membawa kompresan, "kamu abis dari masa di, kok bisa kaya gini" gumam Heksa sembari mengompres Jayan.

"Euhh, malah kebelet pipis" ucap Jefan, iapun pergi ke bawah untuk ke kamar mandi, saat ia akan pergi ke kamar mandi ia melihat Heksa yang sedang mengompres Jayan, ia pun segera menghampiri mereka, "dia kenapa bang" celetuk Jefan, "gatau, pas pulang Jayan tiba-tiba pingsan" balas Heksa, "kok masih mau ngurusin dia si bang, aku mah ogah" sambung Jefan dengan muka judes, "eh kamu gak boleh gitu sama Abang kamu" balas Heksa, "kenapa kamu belum tidur?" Tanyanya, "udah kok, tapi malah kebelet pipis" jawabnya, "oh ya udah sana nanti kamu malah pipis di sini" balas Heksa, Jefan pun segera ke kamar mandi dan pergi ke kamar untuk tidur lagi.

7Sibling BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang