✧akan adakah kehangatan kembali? ๑ episode 6✧
Pagi hari ini cuaca di luar sangat cerah, pagi yang enak untuk berjemur dan menikmati angin sepoi-sepoi, Riki dan Sean yang baru saja pulang lari pagi memutuskan untuk pergi ke taman belakang rumahnya untuk bersantai, di sana mereka melihat Heksa yang sedang mengisi air ke dalam ember untuk menyiram sayuran-sayuran yang telah ia tanam.
"Bang Heksa lagi ngapain, gak biasanya pagi-pagi gini udah di taman?" Tanya Riki sembari menghampiri Heksa, "ini Abang mau nyiramin sayuran-sayuran" balasnya, "biar aku sama Bang Sean aja yang nyiramin sayurannya" ucap Riki sembari mengambil ember yang sedang Heksa pegang.Heksa pun tidak bisa menolak keinginan adik-adiknya, karna apabila ia menolaknya mereka pasti akan cemberut dan tidak bisa di tanya beberapa hari, ia pun pergi ke atas untuk menjemur pakaian, ternyata Satria sudah lebih dulu menjemur pakaian yang ia cuci tadi, "tumben kamu mau ngejemur pakaian, biasanya kalo di suruh pasti ada aja alasannya" ucap Heksa, "kan biar jadi orang mandiri" ucapnya dengan pede, "Oh, ya udah kalo gitu Abang mau beresin rumah dulu" balas Heksa.
Ia pun pergi ke bawah untuk membereskan rumah, rumahnya memang tidak terlalu besar, tetapi melalukan bersih-bersih sendirian membutuhkan waktu yang lama, apa lagi yang tinggal di rumah tidak hanya satu dua orang, melainkan tujuh orang, jadi akan banyak sekali pekerjaan yang di lakukan. Dan ternyata Bi Sarmi sudah berhenti kerja saat Orang tua mereka akan pulang dari luar negri, bahkan, mungkin Bi Sarmi tidak mengetahui bahwa Orang tua mereka mengalami kecelakaan pesawat dan sudah meninggal.
Satria sudah selesai menjemur pakaian, ia pun kembali ke bawah untuk bersih-bersih, tetapi ia melihat Heksa yang belum selesai membereskan rumahnya, lalu Satria mengurung kan niatnya untuk bersih-bersih, dan lebih memilih membantu Heksa membereskan rumah. "Abang biar aku bantu" ucapnya, "tidak usah mending kamu bersih-bersih aja, ini udah siang" sahut Heksa yang sedang membereskan sofa, "gak papa Bang, Abang pasti cape kan ngerjain ini sendiri" balas Satria "gak usah Sat, ini udah mau selesai kok tinggal nyapu doang" balas Heksa " enggak aku mau bantuin Abang" jawabnya sambil mengambil sapu. "Ya udah terserah kamu deh" balas Heksa.
Kemudian Heksa pun pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan, ternyata bahan di kulkas sudah tinggal tahu saja, "ah, ternyata dagingnya habis, aku harus titip ke Jefan kayaknya" gumamnya.
Jefann
Dek.
Iya bang kenapa?.
Kamu masih dimana?.
masih di rumah sakit
ini baru selesai pengecekan
tinggal nungguin obat Bang.Gimana keadaan Juan
kata dokter?.Alhamdulillah katanya
kondisi Juan udah mulai
sehat, tapi masih harus di
jaga terus, takutnya kambuh
lagi.Syukur kalo gitu,
oh iya nanti kalo pulang
Abang titip daging ayam ya,
daging di kulkas udah habis.Iya bang.
_
Kebetulan minggu ini adalah jadwal kontrol Juan, biasanya Juan kontrol dua Minggu sekali dan Abang-abangnya pun sudah memiliki jadwal untuk mengantar ia kontrol, dan Minggu ini kebetulan Jefan yang bertugas mengantar Juan.
Heksa pun sudah beres memasak, kemudian ia menyuruh adik-adiknya untuk bersih-bersih dan segera makan, ia memutuskan untuk mengecek Jayan karna dia belum melihat Jayan keluar dari kamarnya dua hari ini, ternyata Jayan masih tertidur dan ia pun kembali lagi karena takut mengganggu nya, tetapi wajah Jayan terlihat pucat ia pun mengecek suhu tubuhnya, ternyata tubuhnya lumayan panas. Heksa pun pergi untuk menyiapkan makanan dan obat untuk Jayan, dan mengantarkan nya lagi ke kamar Jayan.
Jayann
Dek
Tadi Abang ke kamar kamu
tapi kamu masih tidur,
itu Abang udah siapin makanan
di meja sama obat
soalnya tadi badan kamu panas,
jangan lupa di makan ya.Iya Bang makasih
_
Sekitar pukul 11.23 Juan dan Jefan pun sudah selesai administrasi dan siap untuk pulang, tetapi mobil yang mereka pesan belum kunjung datang, biasanya mereka mengunakan mobil peninggalan ayahnya untuk mengantar Juan kontrol, tetapi karna Jefan baru belajar mobil dan belum lancar, ia lebih memilih untuk memesan grabcar karena takut terjadi apa-apa, sekitar 5 menitan mobil yang ia pesan pun akhirnya datang. Sebelum pulang mereka mampir ke supermarket untuk membeli daging ayam titipan abangnya.
"Pak, nanti tolong berhenti di supermarket depan ya, saya mau beli bahan masakan" ucap Jefan pada sang supir, "iya mas" balasnya sambil menganggukkan kepala. Dia pun sampai di supermarket tersebut dan keluar dari mobil, "Abang aku mau kinder joy satu" Teriak Juan dari dalam mobil, "iya Abang beliin" sahutnya. Beberapa menit berlalu Jefan pun sudah selesai berbelanja dan masuk lagi ke dalam mobil, "nih kinder joy kamu" ucapnya, "makasih bang" balasnya sambil tersenyum. Juan pun membuka coklat tersebut, ternyata dia mendapatkan hadiah kartun Sofia, Jefan yang sedang melamun melihat jendela tidak menyadari adiknya mendapatkan hadiah kartun kesayangannya. "Abang liat ini" ucap Juan yang asik memasang potongan-potongan kartun tersebut, "apa?" Tanya Jefan menoleh pada Juan, "ih, kok bisa kamu dapet itu?, buat Abang aja ya pliss" sambung Jefan memohon-mohon pada Juan, "tapi ada syaratnya, Abang harus ngerjain PR aku satu Minggu" ucapnya, "iya, Abang bakalan ngerjain PR kamu seminggu, kalo gitu siniin Sofia nya" sahutnya, Juan pun memberikan hadiah tersebut pada Jefan.
Tak terasa mereka ternyata sudah sampai di rumah, Juan pun tidak sabar untuk segera masuk ke rumah karna ingin bertemu Sean dan Riki, padahal ia baru berpisah beberapa jam, tapi seperti sudah satu tahun tidak bertemu. Mereka pun keluar dari mobil, "pak, terimakasih ya" ucap Jefan sembari memberikan uang pada sang supir. Juan yang sudah tidak sabar, cepat-cepat lari untuk bertemu Sean dan Riki. "Dek, jangan lari nanti jatuh" ucap Jefan.
"Assalamualaikum Jefan pulang" ucapnya sembari membuka pintu, ternyata di dalam rumah sangat sepi, ia heran kenapa tidak ada siapapun di rumahnya, setelah di lihat-lihat ternyata mereka berada di taman belakang rumahnya, "lagi pada ngapain, kok pada ngumpul di sini?" tanyanya penasaran, " ini tadi kita lagi belajar cara bikin pot dari barang bekas, makannya kumpul di sini biar bisa belajar semuanya, kan di sini halamannya lumayan luas jadi kita bisa leluasa buat bikinnya", ucap Satria.
"Dek, tolong cek Bang Jayan ke kamarnya ya takutnya dia belum makan makanan yang Abang anterin. Kamu juga kalo mau makan itu lauknya masih ada di meja makan" ucap Heksa sambil memotong botol bekas, "iya Bang" sahut Jefan sembari berjalan menuju kamar Jayan.
Tok.. tok.. tok.., Jefan pun masuk kedalam kamar Jayan, ternyata Jayan belum memakan sarapan yang Heksa siapkan tadi, "Abang kenapa belum di makan sarapannya?" tanya Jefan, "aku gak selera makan Jef" sahutnya,
"Tapi Bang, muka Abang udah pucat gitu, jangan maksain buat selera dulu Bang, usahain harus makan meskipun Abang gak selera, gak baik buat kesehatan Abang, atau mau aku suapi?" tanya Jefan sembari membawa piring dari meja, "enggak, gak usah, aku bisa sendiri" balas Jayan sambil mengambil piring dari tangan Jefan. "Ya udah aku pergi dulu ya Bang, jangan lupa obatnya di makan. Abang kalo kesepian ikut kita aja ke bawah ya" ucap Jefan sembari menutup pintu kamar. "Enggak dulu deh, aku masih butuh waktu untuk sendiri" balasnya.Ia pun kembali dari kamar Jayan, sesampainya di taman, Heksa menanyakan bagaimana keadaan Jayan, namun ketika mendengar yang di katakan oleh Jefan, dia merasa sedih karena tidak bisa mengembalikan kebahagiaannya seperti adik-adiknya yang sudah mulai tersenyum kembali seperti hari-hari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7Sibling Bond
Fiksi Remaja"Apapun masalah yang datang, kita tidak akan bisa di pisahkan, kecuali ajal yang menentukan"