12. End.

0 0 0
                                    

Soyeon menatap dalam kearah pemuda yang sudah lama tak ia temui. Sosok yang sedari dulu ia rindukan kehadirannya sosok yang hanya dapat dia tatap lewat layar HP setiap kali rindu kembali mempermainkannya.

Dan sekarang pemuda itu ada di hadapannya setelah tadi dia melangkah mendekat dan menarik pergelangan tangan Soyeon agar mengikutinya. Meninggalkan Ji Hyun dan Beomgyu ditengah kecanggungan.

"Bagaimana kabarmu?" Soyeon memberanikan diri bertanya sekalipun nafasnya tercekat.

Tanpa aba-aba, Soobin menarik Soyeon kedalam dekapannya. Menyalurkan berjuta rasa cinta dan rindu yang tidak sempat ia sampaikan karena hubungan yang singkat mereka dulu.

"Bagaimana menurutmu? Tanpa Soyeon apakah Soobin akan baik-baik saja?" ditengah pelukannya, Soobin dapat merasakan bahu gadis itu bergetar. Pun bajunya terasa basah yang sudah Soobin duga karena air mata.

"Apakah boleh seperti ini dulu?" Soyeon sesegukan. "Aku ingin bersama Soobin lebih lama. Aku rindu dia, aku ingin terus bersamanya."

Pelukan mereka semakin mengerat. Soobin tampak menggeleng. "Aku tidak ingin lebih lama, karena rasanya pasti hanya sebentar. Aku ingin selamanya."

Soyeon melepas pelukannya. "Ini bukan mimpi 'kan? Choi Soobin benar-benar ada di depanku sekarang?"

Tangan Soobin terangkat mengusap dengan lembut pipi sembab mantan kekasihnya. Tidak, bagi Soobin sendiri Soyeon tetap kekasih. Satu-satunya dan selamanya.

"Jangan tinggalkan aku lagi." Mohon Soobin dengan teramat sangat. Tangannya menggenggam erat jemari mungil Soyeon, seolah jika di lepas barang sejenak gadis itu akan jauh lagi.

Kepala Soyeon menggeleng keras, ia lingkarkan kembali lengannya di pinggang Soobin, memeluk pemuda itu erat. "Aku tidak mau lagi. Rasanya jauh lebih menyakitkan dari apapun. Aku ingin egois kali ini, Choi Soobin adalah milikku."

"Dan Shin Soyeon adalah milikku." Wajah Soobin mendekat kemudian mengecup bibir Soyeon singkat. "Aku mencintaimu. Menikahlah denganku."

***

Tidak pernah Ji Hyun duga hari ini akan datang. Pertemuan yang selama ini selalu Ji Hyun tunggu-tunggu akhirnya tiba. Wujud pemuda itu kini benar-benar ada di hadapannya. Menatapnya dengan sorot yang tak dapat Ji Hyun baca.

Sepertinya, hanya aku yang rindu disini. Ji Hyun tersenyum miris. Arti tatapan Beomgyu tak dapat ia tafsirkan. Tapi Ji Hyun dengan segala pemikiran negatifnya merasa itu adalah tatapan risih.

Ia kemudian melangkah, ingin melewati tubuh Beomgyu begitu saja. Tidak ingin lagi terlibat apa-apa dengan dia yang memenangkan hatinya.

Akan tetapi pergelangan tangannya di tahan oleh Beomgyu ketika mereka telah berdiri berdampingan. Pemuda itu menoleh kearahnya, tatapannya kini mulai sayu.

"Kumohon... Jangan pergi lagi."

"Apa?"

Tubuh Ji Hyun ditarik mendekat lantas masuk kedalam dekapan Beomgyu yang terlampau erat.

"Egois saja, Jeon Ji Hyun. Jangan biarkan aku tegas sendirian. Aku ingin terus bersamamu, jadi kumohon perjuangkan juga aku." Suara Beomgyu melirih. "Jangan pergi lagi. Rindu menyiksaku. Keinginan untuk menarikmu kembali terus menyesakkan dadaku. Aku hanya ingin kamu, aku hanya ingin Jeon Ji Hyun tetap bersamaku."

"Beomgyu-"

"Jangan katakan apapun jika itu hanya penolakan. Aku tidak akan mendengarkan. Aku tuli jika menyangkut perpisahan. Aku tidak akan melepasmu lagi, never."

Tangis Ji Hyun pecah, ia balas pelukan Beomgyu tak kalah erat. "Aku sangat merindukanmu! Aku tidak mau jauh-jauh lagi darimu."

"Sungguh?"

Kepala Ji Hyun mengangguk mantap. "Bagaimana denganmu?"

Senyum si pemuda terbit dengan indah, ia merunduk menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Ji Hyun. "Aku sudah terlalu jatuh karena Jeon Ji Hyun. Dan aku tidak pernah menyesal menempatkan namamu di hatiku. Ji Hyun-ku, sayangku, duniaku, diam dan tetaplah di sampingku. Aku akan menjagamu."

END.

I'm Your FanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang