04. Katakan Ini Mimpi

5 1 0
                                    

Ji Hyun bangun dari tidurnya seraya mengucek mata yang masih menyesuaikan cahaya di pagi hari. Ia menoleh ke samping dimana ada Soyeon yang tengah tertidur pulas seperti tidak ada beban.

Ji Hyun memijit pelipisnya yang sedikit. "Rasa-rasanya kemarin aku bermimpi buruk."

Kemudian Ji Hyun beranjak dari ranjang dan mulai membersihkan diri. Tidak langsung mandi, ia hanya cuci muka dan sikat gigi. Wajahnya jadi lebih segar. Ia pandangi pantulan dirinya di cermin, memiringkan kepala seakan tengah berpikir keras.

"Aku mungkin sangat rindu dengan Beomgyu, tapi tidak mungkin juga aku bertemu dengan tidak aesthetic. Yah! Itu hanya mimpi. Waaahhh, aku tidak akan pernah terima jika mimpi buruk itu terjadi di dunia nyata. Bagaimanapun pertemuanku dengan Beomgyu harus berkesan." Ji Hyun terus bermonolog, mengocehkan bagaimana semalam ia bermimpi menyiram idol favoritnya dengan segelas kopi. Terlebih di mimpinya ia adu cekcok dengan pemuda tampan itu.

Ji Hyun terkekeh, "mimpi aneh, huh!"

Dengan riang ia keluar dari kamar mandi kemudian mulai menyisir rambutnya di depan meja rias. Tersenyum manis disertai kerlingan jahil. "Cantik sekali aku, huhu..."

Ji Hyun beralih ke sofa ruang tamu. Mendudukkan diri di depan televisi. Tatapannya masih berfokus pada layar TV, sedangkan tangannya bergerak meraba-raba remot di atas meja.

"Eh?"

Gadis itu menunduk. Bukannya remot yang ia dapati melainkan segelas kopi bermerk mahal.

"Aku tidak merasa telah membeli kopi—" mata Ji Hyun sukses membola. "EH? EEHHHH??"

Flashback On.

Katakan ini mimpi!

Di depan Soyeon dan Ji Hyun saat ini, dua laki-laki yang tiap hari mereka bahas. Yang tiap hari mereka rindukan.

Ji Hyun menimpuk keras bahu Soyeon. "Cubit aku cubit aku. Sepertinya aku sedang berhalusinasi!"

Beomgyu dihadapannya menahan tawa, berusaha tetap mempertahankan wajah kalemnya. Ia bersandar di sandaran kursi sembari bersedekap dada begitupun Soobin yang duduk di sampingnya.

Soyeon tak melepas pandangan dari Soobin sejak tadi. Gadis itu menelan ludah susah payah melihat sosok idola yang tepat berada di hadapannya saat ini.

"K—kurasa aku j—juga sedang berha—lusinasi..." balas Soyeon terbata-bata.

Sudut bibir Soobin tertarik. "Maaf karna aku masuk ke dalam kamar mandi perempuan walaupun sebenarnya aku tidak sengaja. Sepertinya aku memang mesum."

Soyeon mengibaskan tangannya panik. "ITU TIDAK BENAR. AHAHAHA, AKU RASA AKU SUDAH GILA. HAHA, AKU MEMANG SEDIKIT GILA!!" Wajah Soyeon memanas, pun Soobin yang melihat jelas bagaimana raut wajah gadis itu sudah semerah tomat.

Beomgyu melirik Ji Hyun yang masih blank individu di depannya. Ia condongkan tubuhnya sedikit hingga tatapannya dengan Ji Hyun kembali bertemu. "Memikirkan apa Nona?"

Ji Hyun tersentak. Bibirnya ia paksa tersenyum tapi malah mirip badut. "A—anu, tidak! Aku hanya berpikir kamu semakin tampan saja, ahahaha..." tawanya itu kentara di paksa. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, kalau begini ceritanya sebaiknya Ji Hyun pindah planet.

Beomgyu tersenyum jenaka. "Jadi kamu juga bisa mengatakan itu pada pria yang kamu siram kopi?"

"Itu 'kan, itu 'kan, itu 'kan, anu—"

"Itu apa?"

Sebaiknya Ji Hyun lakban saja mulut pria tampan di depannya ini. Setiap kata yang keluar dari mulutnya seperti mengoyak rasa malu Ji Hyun.

Soyeon meraih tangan Ji Hyun dengan tergesa-gesa. "Kita harus pulang, tidak baik disini terus." Sudut matanya melirik Soobin yang masih mempertahankan senyum menyebalkannya.

"Sampai jumpa lagi... Soyeon? Saat kita bertemu aku akan jadi lebih mesum. Nantikan, ya?" Soobin melambai sok akrab.

Sialan, bibir Soyeon sudah komat-kamit menyumpah serapahi pemuda yang sayangnya adalah idolanya itu.

Ketika langkah mereka sudah berada di ambang pintu, Beomgyu mendekat dan menahan langkah Ji Hyun dengan mencekal pergelangan tangannya. Ia sodorkan segelas kopi ke arah gadis itu.

"Ini kopi murah, Nona. Ah, siapa lagi namamu? Ji Hyun, ya? Saat kita bertemu lagi aku akan membelikanmu kopi yang lebih layak." Beomgyu tersenyum manis.

Lebih layak katanya. Ji Hyun menerima kopi pemberian Beomgyu dengan tangan yang bergetar hebat. Sejenak ia pandangi kopi tersebut sembari berpikir, kopi ini saja lebih mahal daripada dua gelas yang kubeli tadi. Dia ini merendah untuk meroket, ya?

"T—terimakasih."

Beomgyu mengangguk. "Tidak masalah." Lantas berbalik dan kembali duduk di samping Soobin.

Soyeon kembali menyeret Ji Hyun keluar dari ruangan ini. Entah apa yang ia pikirkan sehingga kembali menoleh ke belakang untuk melirik Soobin yang ternyata sejak tadi masih memperhatikan pergerakannya.

Pemuda itu kembali melambai dengan senyuman menawannya.

Soyeon membuang pandangan seraya menahan malu. Apa Soobin memang se blak-blakan itu?

Pikiran yang terus menggelayuti Ji Hyun, apa Beomgyu memang seangkuh itu?

Flashback Off.

"ARRRGGGHHH!!!"

Soyeon terlonjak kaget akan teriakan cempreng Ji Hyun. Matanya langsung terasa sakit karena tanpa aba-aba ia buka lebar.

"Kenapa? Ada apa?" tanya Soyeon panik. Ia mendekati Ji Hyun yang tengah membenturkan jidatnya ke dinding.

"Hei, kamu ini kenapa?"

Ji Hyun berbalik, hingga Soyeon dapat melihat kondisi wajah sahabatnya yang kacau. Soyeon mendekat dengan panik. "Apa yang terjadi?"

Ji Hyun menelan ludah yang terasa pahit. "Kamu ingat kejadian semalam?" tanya Ji Hyun dengan suara parau.

Kening Soyeon mengerut, "memangnya semalam kena—" Soyeon menutup mulutnya syok. Di benaknya kejadian kemarin malam berputar layaknya kaset rusak.

Laki-laki mesum!

Dasar penguntit!

Segala makian yang ia berikan kepada idola tercinta masih hangat di ingatan. Ji Hyun sudah mengacak rambutnya frustasi, Soyeon ikut membenturkan jidatnya di dinding.

"MULAI SEKARANG AKU TIDAK AKAN PERNAH DATANG KE KONSER TXT!!!" Teriak Ji Hyun menggebu-gebu.

"KALAU BISA AKU INGIN MATI TENGGELAM SAJA!!" Sambung Soyeon tak kalah melengking.

Di dalam apartemen yang di huni dua gadis saat ini tengah terjadi acara meratapi nasib. Biarkanlah mereka untuk saat ini, kalau jadi mereka kalian juga sama stresnya 'kan?

I'm Your FanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang