02. Penguntit dan Pria Angkuh.

4 1 0
                                    

Hah? Apa yang gadis ini katakan?

Pemuda bermasker yang tinggi di depan Soyeon mengerutkan kening bingung sekaligus sedikit kesal karena teriakan gadis di depannya.

"Apa katamu?" si pemuda tinggi tak terima di panggil byuntae. Dia hanya ingin mencuci tangan di kamar mandi padahal.

"Apa yang kamu lakukan di kamar mandi perempuan?" Soyeon bertanya takut-takut.

Pemuda tinggi tampak terkejut. Dia benar-benar tidak tau kamar mandi apa yang ia masuki, namun dengan pernyataan si gadis mungil membuatnya merutuki kebodohannya sendiri.

"Aku benar-benar tidak tau—"

"Kau penguntit?!!" Soyeon kembali berteriak.

"Hei, bukan seperti itu—"

Lagi-lagi gadis tersebut memotong ucapannya. "Kamu benar-benar mesum, sialan! Melihatmu mengenakan pakaian serba hitam di tambah masker yang menutupi sebagian wajahmu itu sudah menunjukkan semuanya!!"

Si pemuda mendengus marah, "kamu salah paham!!"

Soyeon tertawa sarkas, gadis mungil itu membuang pandangan jengah kemudian kembali menoleh ke arah pemuda di depannya.

"Kalau begitu buka maskermu." Perintah Soyeon.

"Aku tidak bisa."

"Kenapa? Takut ketahuan 'kan? Ya, ya, ya, aku paham! Kamu laki-laki licik!! Laki-laki normal tidak akan buta tanda untuk melihat pajangan di luar yang sudah jelas menunjukkan ini kamar mandi khusus perempuan! Aku akan melaporkanmu!"

Si pemuda ternganga, segera ia cekal pergelangan tangan Soyeon untuk menghentikan langkah gadis itu. Ini bahaya, identitasnya bisa saja terungkap dan itu tidak baik untuk karirnya.

Soyeon berusaha memberontak, namun kekuatannya tak sebanding dengan tenaga si pemuda bermasker.

"Arrrggghhh!!! Laki-laki mesum!!! Lepaskan aku!!!" Soyeon berteriak heboh, itu membuat pemuda di depannya kelimpungan dan panik.

"Hei, hei! Tidak usah berteriak, aku tidak akan macam-macam!" Katanya berusaha menenangkan.

Bukannya tenang, Soyeon semakin berontak. "Memegang tangan seseorang tanpa se ijinnya itu sudah termasuk berbuat macam-macam!!"

"Aku minta maaf, aku akan jelaskan—"

Kalimat si pemuda terhenti ketika perlahan-lahan kerumunan orang-orang datang dan menatap kedua insan itu heran.

"Tolong, tolong aku. Dia ingin berbuat mesum!!" Adu Soyeon cepat, ia masih berusaha melepaskan cekalan tangan si pemuda tinggi.

Pemuda tinggi syok berat, kepalanya menggeleng kekeuh tanda tak setuju. Tanpa berniat menjelaskan situasi yang ada, ia menarik Soyeon untuk mengikutinya kemudian berlari membelah kerumunan. Menulikan pendengaran ketika kerumunan tadi meneriakinya heboh, pun suara si gadis yang tak kunjung diam.

"Hei, diamlah sedikit. Aku akan menjelaskannya nanti!"

Soyeon sudah menangis ngomong-ngomong, "ini namanya menculik, bajingan!!!"

Tanpa berniat membalas ucapannya, ia terus berlari membawa si gadis menuju restaurant langganannnya yang tak jauh dari stadion berada.

Diam-diam pemuda tinggi tersebut mengirimkan pesan kepada sahabatnya untuk menyusul.

***

Di tempat yang berbeda namun waktu yang sama.

Masih tentang Ji Hyun dengan keluh kesahnya akan minuman murah yang ia beli.

I'm Your FanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang