(End)
Dimana ada Shin Soyeon disitu juga ada Jeon Ji Hyun, keduanya sudah seperti magnet yang tak terpisahkan. Sahabat rasa sedarah, begitu kata orang.
Tetapi mengapa setiap kali keduanya tengah berurusan dengan seorang idol terkenal yang menyebalka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku lebih dari yakin kamu bisa membeli apartemen yang lebih besar. Kenapa harus di sini?"
Taehyun heran. Bagaimanapun Soobin dan Beomgyu tidak mungkin semiskin itu hingga tinggal di apartemen yang terbilang murah baginya. Kepalanya mengedar, memperhatikan setiap sudut tempat tinggal baru sahabatnya. "Tapi ini lumayan..."
Beomgyu terkekeh. "Aku hanya ikut-ikut saja, Hyun. Soobin tiba-tiba ingin beli apartemen dan mengajakku tinggal bersama."
Beomgyu melirik Soobin main-main, seperti hiburan tersendiri melihat wajah Soobin menahan malu. Telinga pemuda tinggi itu bahkan sudah memerah.
"Entah apa yang ingin dia cari disini..." Beomgyu semakin menjadi-jadi.
Soobin berdecak. "Aku 'kan hanya ingin mencari suasana baru, kamu ini kenapa sih? Keberatan tinggal denganku?!"
Yeonjun tergelak. "Hei, setidaknya tidak usah se sensitif itu. Beomgyu hanya bercanda." Tegurnya.
Beomgyu ikut tertawa, "iya, padahal aku hanya bercanda..."
Sialan. Soobin tau Beomgyu sedang menggodanya. Bocah itu memang menyebalkan. Kalau tidak ingat Beomgyu adalah adik yang ia sayang sudah Soobin remukkan badannya dari jauh-jauh hari.
"Aku akan sering berkunjung." Ujar Hyuka semangat.
"Aku tidak benar-benar tinggal disini sesering itu. Jadwal sedang padat." Balas Soobin.
"Tapi setidaknya sekarang kita diberi cuti empat hari. Bukannya itulah surga dunia..." Beomgyu menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang empuk. Matanya menerawang dengan pikiran yang berkecamuk. Jadi sekarang aku dan dia tetangga?
"Aku akan pulang ke dorm. Jaga diri baik-baik." Pamit Yeonjun yang kemudian diikuti Taehyun dan Hyuka. Menyisakan sang pemilik apartemen disini.
"Hyung." Panggil Beomgyu tanpa mengalihkan tatapannya dari langit-langit ruangan.
"Kenapa?" Soobin tetap fokus menata barang-barang ke dalam lemari.
"Apa kamu sesuka itu dengan dia?"
Pergerakan Soobin lantas terhenti, ia menoleh kepada adiknya yang tersenyum tipis. Itu membuat sudut bibirnya ikut terangkat. "Apa terlalu jelas?"
