Chapter 9

5.5K 375 7
                                    

Kring..kring..

Kanara terusik ketika mendengar suara alarm jamnya. Kanara pun menyibakan selimutnya lalu berjalan kearah kamar mandi.

Tak lama Kanara pun keluar dengan keaadaan rambut, wajah, lengan, dan kaki basah karena terkena air wudhu.

Kanara mengambil mukena dan sajadah untuk melaksanakan kewajiban umat islam, shalat shubuh.

"Assalamu'alaikum warahmatullah.."
Kanara mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Semoga ibadahnya diterima.

'BRUK'

Kanara menghempaskan tubuhnya ke atas kasur empuknya setelah membereskan alat shalatnya. Dan berniat untuk tidur kembali.

'Dor..dorr..dorr..'

Terdengar suara ketukan, ah bukan. Melainkan gedoran dari pintu kamar Kanara. Kanara pun bangkit menuju pintu kamarnya. Beraninya mengganggu waktu tidur Kanara.

Dengan kesal Kanara pun membuka pintunya. "Ada apa-ha?"

"Hai." Orang yang tadi menggedor pintunya tersenyum dan melambaikan tangannya.

Kanara terkejut. Bagaimana tidak? Orang yang di hadapannya ini orang selalu membuat Kanara bahagia, tersenyum seperti orang gila.

Bagaimana bisa dia mendatangi rumahnya bahkan sekarang sudah ada di depan kamarnya? Impposible.

Kanara melangkah ke depan, hanya dua langkah. Lalu tangan kanannya terangkat untuk memegang pipi orang ada di depannya. Tersentuh!

"Baal.. i-ini beneran lo?" Iqbaal? Ya Iqbaal. Iqbaal hanya tersenyum lalu tangannya bergerak untuk mengambil tangan Kanara yang ada di pipinya.

Kanara merasa melayang kesana kemari saat tangannya terasa digenggam oleh.. dia.

'Plak'

Kanara mengerjapkan matanya berkali-kali. Seketika hati Kanara hancur berkeping-keping saat malihat orang yang ada di depannya berubah menjadi... Kak Gevan?

"Bang, lo ngapain?" Kanara melangkah mundur karena posisi tadi, em sangat dekat.

"Elo yang ngapain? Pegang pipi gue lagi." Gevan mengelus-elus pipinya yang tadi disentuh oleh Kanara.

Kanara menjadi gugup. "Em gue kira lo itu..."

"Iqbaal?" Gevan cepat memotong perkataan Kanara. Refleks Kanara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ah Kanara gila karena Iqbaal...

"Lo ngapain tadi gedor-gedor pintu kamar gue?" Kanar mencoba mengalihkan pembicaraan, mengingat tadi ada suara ketukan.. ah bukan maksudnya gedoran pintu yang cukup keras.

"Gue mau minta shampoo. Punya gue udah habis." Ucap Gevan nyengir. Bisa-bisanya dia memasang muka menyebalkan setelah mengganggu tidur Kanara.

"Bentar." Kanara meninggalkan Gevan yang masih di ambang pintu. Tak lama Kanara pun kembali. "Nih." Kanara menyodornya dua sachet shampoo ke depan muka Gevan.

"Selow mba." Ucap Gevan sambil menyambar shampoo yang ada di tangan Kanara.

"Lo ganggu tidur gue mas." Balas Kanara dengan mata melotot. Yang dipelototi malah nyengir.

Tiba-tiba Gevan lari dari hadapan Kanara. "Makasih adikku sayang!" Teriaknya sambil menutup pintu. Kanara menggelengkan kepalanya. Selalu begitu.

Kanara kembali menghampiri kasurnya. Lalu siap untuk masuk ke alam bawah sadarnya ketika mendengar suara gangguan lagi.

Ting..ting..

Kanara meraih hpnya yang berada di atas nakas. Dan membuka lockscreennya. "Iqbaal?" Gumamnya.

Lucky SoniqTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang