WMA | 11

730 60 22
                                    

ggess mau info aja, Candy rencananya mau ganti cover. soalnya ngerasa kaya kurang menarik makanya peminat bacanya kurang banget, sampe hastagnya turun drastisss. padahal lumayan sering update dan promosi tapi makin turun, sedih banget sampe mood nulis sempat hilang 😭🙏🏻

tapi Candy tetap semangat dan lanjutin cerita ini kok, jadi jangan lupa VOTEnyaa yaaa
nulisnya setengah jiwa lohhh 🫵🏻🫶🏻💕

_____________________________

🎶 Tapi dimana nanti kau terluka
cari aku, nanti aku ketawain

.
.
.


"Serena?" suara berat cowok yang memanggil nama Serena itu membuat atensi ketiga cewek yang berada di pojok belakang itu langsung menatap ke arah sumber suara.

"Rey?"

.
.
.

"Ngapain di sini?" tanya Serena yang terlihat santai.

Berbeda dengan Juwita dan Keyla yang terkejut dan tegang. Melirik satu sama lain. Lirikan itu seolah sedang bertanya,

Sejak kapan Ray di sana?

Apa Ray dengar yang kita omongin?

Ray yang berdiri di ambang pintu itu pun berjalan mendekati Serena.

"Kamu nggak makan? Aku nungguin kamu dari tadi di kantin." ucap Ray dengan suara dan tatapan yang lembut. Berbanding terbalik dengan wajah dan penampilan badboy-nya yang brengsek itu.

Juwita dan Keyla tau hubungan Serena dan Ray itu bukan karena suka sama suka. Mereka pacaran untuk kepentingan masing-masing. Namun seiring berjalannya waktu perilaku Ray pada Serena terlihat berbeda, ia jadi terlihat seperti seorang pacar sungguhan.

Sementara Serena, dari pada menjadikan Ray seseorang untuk membuatnya move on, seperti yang ia minta saat awal menawarkan hubungan itu, Ray malah Serena jadikan umpan untuk membuat Deon cemburu. Contohnya saat Deon menjemput Elena untuk mengantarnya ke kampus, maka Serena akan meminta Ray menjemputnya di saat yang bersamaan, agar Deon bisa melihat bahwa dirinya kini telah memiliki kekasih yang tampan.

Namun selalu saja Serena yang berakhir cemburu melihat Deon mengantar Elena.

"Ini baru mau ke kantin, ayo," ajak Serena pada kedua sahabanya yang masih saling melirik satu sama lain.

"Ehh, iya ini kita mau ke kantin kok, Ray,"

"Iya, ayo sebelum soto langganan gue habis,"

Wajah tegang dengan senyum terpaksa, menghiasi wajah Juwita dan Keyla sepanjang berjalan menuju kantin.

Sampai di kantin yang telah penuh oleh siswa siswi, mereka berjalan menuju meja paling tengah, dimana sudah ada dua teman Ray sekaligus sepupu Juwita, yaitu Jare dan Javi.

Langkah keempat orang yang paling terkenal seantero sekolah itu sontak membuat mata melirik pada mereka.

Beberapa melihat dengan tatapan kagum, sementara beberapa geng cewek yang terlihat iri langsung bergosip sambil melirik ke arah mereka.

"Mau sekolah apa jual diri tuh!"
"Sengaja banget roknya dibikin pendek sampe kancutnya keliatan."

Sindir salah satu geng cewek yang Serena tau dari kelas sebelah.

WE MEET AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang