خمسة وعشرون

63 3 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد

☪︎☪︎☪︎

"Ketika seseorang meninggal dunia, maka semua amalnya akan terputus kecuali tiga hal. Yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh."

[DBLS]

☪︎☪︎☪︎

Sehabis salat asar, Julian bergegas mengunjungi makam ayah dan ibunya. Sebelah tangannya membawa satu keranjang bunga yang sengaja ia beli sepulang sekolah untuk berziarah ke makam orang tuanya. Ia tak sendirian, melainkan bersama kakaknya. Mereka berdua sudah siap dengan pakaian terbaik mereka saat bertemu kedua orang tua mereka.

Kebetulan sekali, sekarang kamis sore, yang nantinya menjadi malam Jumat setelah selesai waktu magrib, dan juga sudah menjadi kebiasaan mereka berdua setiap kamis sore minggu pertama dan ketiga menempatkan waktu untuk berziarah ke makam kedua orang tuanya. Atau pada saat malam Jumat Kliwon.

"Udah, Mas, ayo berangkat," ajak Julian menutup pintu rumahnya yang akan mereka tinggal beberapa menit ke depan.

"Naik sepeda, yuk."

"Hah? Naik sepeda? Yang benar aja, dong! Ada motor kenapa harus sepeda?" Kesal Julian tak habis pikir dengan jalan pikiran kakaknya yang random itu. Lagian kedua motornya saja ada, kenapa harus pakai sepeda. Sepeda jengki pula.

"Nostalgia. Masa gak mau naik sepeda kebanggaan bapak, sih." Kakak Julian menunjuk sepeda almarhum bapaknya yang berada di depan rumahnya.

" Kakak Julian menunjuk sepeda almarhum bapaknya yang berada di depan rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan bilang karena malu?" kata kakaknya menelisik wajah kesal adiknya.

Julian bungkam.

"Astagfirullah, Dek. Malu itu bukan hal yang harus di turuti, jangan malu kalau ujung-ujungnya gengsi. Dulu, Bapak enggak malu tu setiap hari memakai sepeda itu, malahan Bapak seneng dengan sepeda itu. Padahal di rumah ada dua motor, kenapa Bapak gak pakai salah satunya? Karena Bapak itu tahu kebutuhan anaknya, mereka rela menalah demi anaknya."

"Jangan malu buat hidup sederhana, Dek. Dulu, Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam juga hidup sederhana. Tau gak kenapa umat Kanjeng Nabi itu hidupnya sederhana dan apa adanya?"

Julian menggeleng.

"Karena mempermudah saat kita di Yaummul Hisab. Kamu tahu, semu barang yang kita miliki akan dihisab dan di tanyai apa kegunaan benda itu untuk kita, apa dipergunakan dengan hal-hal positif atau malah sebaliknya. Besok juga di Yaummul Hisab, semua benda dan anggota tubuh kita akan berbicara sendiri atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Allah, bukan mulut kita. Karena mulut kita bisa saja berdusta. Dan saat itu juga mulut seperti tidak berfungsi pada semestinya."

Di Bawah Langit SubuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang