᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃
Keputusan yang diambil Ling Jiushi pagi itu tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Setelah berhari-hari tiada kabar tentang Ruan Lanzhu, dia makin tak tenang memikirkan kondisi pemuda itu. Alasan lainnya, dia ingin mengetahui latar belakang keluarga Ruan dan kejadian sebenarnya dari menghilangnya pebisnis besar saat itu.
Setelah membulatkan tekad, dia pun menunggangi kuda menuju kediaman Ruan di sisi barat desa. Rumah besar yang berada di dekat perkebunan dan memiliki halaman rumput yang luas dan terawat. Bentuk rumah itu tidaklah modern, masih mengikuti gaya lama pedesaan. Terlindung oleh pepohonan dan rimbun bunga. Jauh di belakang, bukit hijau ditumbuhi ribuan pohon cemara, menghantarkan hembusan angin dingin beraroma dedaunan.
Ling Jiushi melihat dua ekor kuda yang diikat di sisi rumah. Gagah dan tampak terawat. Dia pun turun dari kuda dan mengikat tali kekang pada salah satu pohon. Sejenak dia menghirup napas dalam-dalam, menikmati udara segar yang masuk ke paru-paru. Dia melihat pada rumah yang didominasi kayu kemerahan. Tanaman hijau merambat di sisi jendela. Rumah dua tingkat yang terlihat sederhana dan elegan.
Dia tinggal seorang diri di rumah senyaman ini, pikirnya penuh kedengkian.
Sebelum Ling Jiushi beranjak dari dekat kuda, dari belakang rumah muncul seorang laki-laki berpakaian seperti koboi. Kemeja warna krem dilapis lagi jaket kulit warna coklat. Ikat pinggang besar makin menambah gayanya yang kebarat-baratan. Rambut pria itu berpotongan pendek, pirang dan memiliki wajah yang tidak ramah. Ling Jiushi melempar senyum pada pria yang berjalan menghampiri.
“Halo …” ia menyapa lebih dulu, bermaksud untuk menanyakan keberadaan tuan rumah.
Pria itu berhenti di depannya. Memandanginya dengan curiga dan penuh selidik. Beberapa saat keduanya saling memperhatikan.
“Kau yang bernama Ling Jiushi?” Pria itu akhirnya bersuara. Datar dan tidak bersahabat.
Dari mana dia tahu namaku, pikir Ling Jiushi.
“Tidak perlu heran. Semua orang tahu siapa kau. Seseorang yang membuat tuan muda mendapat musibah,” imbuh si pria.
Pertengahan dahi Ling Jiushi makin berkerut.
“Tuan mudamu jatuh dari kuda apa hubungannya denganku? Aku bahkan baru mengenalnya malam itu.”
“Karena dia mengenalmu, dia menjadi sasaran orang jahat,” tukas si pria.
Perasaan Ling Jiushi menjadi sangat jengkel. Niatnya yang hendak menjenguk seketika menguap, tergantikan oleh penyesalan.
“Dengar! Aku sudah berbaik hati datang untuk melihatnya. Sekarang aku menyesali keputusanku datang kemari!” Ia mendengus keras.
“Kalau kau pergi, aku yang akan mendapat hukuman atas tindakanmu.” Pria itu memegang bahu Ling Jiushi.
“Apa urusannya denganku?!”
Ling Jiushi menepis dengan kasar. Dengan mulut komat kamit dia kembali membuka tali kekang yang sebelumnya terikat pada batang pohon.
“Semua orang di dekatnya sama-sama menyebalkan. Aku yang sebenarnya dirugikan karena mengenal tuan muda kalian,” umpatnya sambil menarik tali kekang. Namun tindakannya yang hendak menaiki kuda tertahan oleh suara seseorang.
“Kau akan pergi begitu saja?”
Ling Jiushi menoleh, melihat Chen Fei yang memasang senyum bersahabat.
“Pilihan paling tepat adalah pergi dari sini. Aku tidak akan membuang waktuku yang berharga di rumah yang semua penghuninya menyebalkan,” jawab Ling Jiushi ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐨𝐬𝐭 𝐢𝐧 𝑻𝒉𝒆 𝑷𝒂𝒓𝒂𝒅𝒊𝒔𝒆 𝑰𝒔𝒍𝒂𝒏𝒅 [ᴛʜᴇ ꜱᴘɪʀᴇᴀʟᴍ]
عاطفية𝐓𝐡𝐞 𝐒𝐩𝐢𝐫𝐞𝐚𝐥𝐦 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 𝐁𝐲 𝐀𝐔𝐑𝐎𝐑𝐀_41 Ruan Lanzhu, tuan muda yang mewarisi pertambangan batu bara setelah ayahnya dikabarkan hilang secara misterius dua tahun lalu. Selama itu dia terus mencari hingga bertemu seorang dete...