"Ketakutan yang tak dijinakkan, bisa berubah menjadi senjata bagi orang lain."
~Someone~
^•^
_______________________________________________________________________________________
Pagi pagi buta Airy sudah terbangun dari tidur singkatnya. Airy hanya tidur pukul 2 dini hari dan terbangun lebih awal membuatnya malas bergerak. Keheningan masih melanda ruangan itu. Airy bahkan bisa mendengar deru nafasnya sendiri.Drrtt drrrttt
Suara deringan ponsel berhasil mengusik gadis itu. Airy melirik layar ponsel yang tertera nama seseorang yang sudah lama tidak dikabarinya, Vira. Airy lekas menerima panggilan itu. Senyumnya merekah saat mendengar suara yang sangat dia rindukan.
“Aku menunggu kabar darimu, tapi kau sama sekali tidak mengirim pesan. Kau seakan hilang ditelan bumi.”
“Hahaha, maafkan aku. Aku benar-benar sibuk sampai lupa mengabarimu.”
“Apakah sekolah barumu itu baik? Gurunya pasti memberimu banyak tugas. Kau sudah punya teman di sana?”
“Sekolahku baik. Ya, guru memberi banyak tugas. Untunglah ada teman yang membantuku.”
Airy tersenyum miris, begitu menyakitkan harus bisa bersandiwara pada temannya sendiri.
“Syukurlah. Oh ya, kau sekolah di mana. Aku susah sekali menghubungi. Beberapa hari yang lalu aku mengirimmu pesan di instagram tapi balasanmu sangat mengejutkan. Jahat.”
Airy memeriksa chatnya dan Vira, namun sama sekali tidak ada pesan baru dari Vira.
“Tidak. Aku tidak menerima pesan darimu.”
“Apa? Buka matamu sayang, kau membalas ‘bukan urusanmu’ padaku. Itu sama sekali tidak berhubungan dengan pesanku di awal.”
“Aku benar-benar tidak melihatnya.”
“Mungkin kau tidak sengaja menghapusnya.”
Terhapus? Tidak mungkin
“Ada apa, kenapa kau diam?”
“Mu-mungkin seperti itu.”
“Oh ya, aku punya kabar. Kau tau pemuda yang kukagumi itu, Nuel. Dia terlibat kasus pembunuhan. Katanya, dia sedang di jalan dan tiba-tiba hilang kendali. Entah sengaja atau tidak dia menusuk seseorang yang lewat. Mengerikan sekali.”
“Apakah dia dipenjara?”
“Mungkin, tapi sekarang dia dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Pemuda itu juga memiliki fobia aneh, jadi dia akan mengikuti terapi.”
“Begitu ya,”
“Airy, kau juga memiliki fobia, kan? Kau harus hati-hati, aku sempat mendengar berita bahwa…”
Brakkk!!
“BERANINYA KAU!! DENGAN SIAPA KAU BICARA!! SINGKIRKAN PONSEL ITU SEKARANG!!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Is Over
Mystery / ThrillerAiry hanya ingin sembuh dari trauma yang menghantui pikirannya, tetapi setiap langkah yang diambil menuju penyembuhan terasa seperti mendaki gunung yang terjal. Megalophobia-ketakutannya terhadap bangunan besar-hanya sebagian dari tantangan yang har...