3

205 22 0
                                    

"Si*lan pentas apaan kayak gini!” Teriak pemuda itu marah.

Clara segera mendekat, mengelus lengan pemuda itu manja. “Ga tau Van, anak kelas 10 sekarang kurang ajar semua”

Kenzo melongo, kemarin kan dirinya sudah minta izin pada Clara dan dibolehkan, kenapa kalimat yang keluar dari wanita itu berbeda.

“Anj*r!!” Teriakan dari Aziel menarik perhatian semua orang.

“Hp gua Bangs*t!! Baru beli, kenapa Lo banting?!”

Bisikan bisikan mulai terdengar setelahnya. Apakah Aziel tidak tau siapa yang diteriakinya? Berani sekali pikir mereka.

Kevin segera mendekati temannya saat melihat temannya itu mulai mendekati Aziel dengan wajah marah.

“Evan, tenang Van, anak baru dia”

“Heh tol*l! Punya adap ga lo joget begitu di sekolah?” Marah pemuda yang diketahui bernama Evan itu.

“Kek Lo punya adap aja ngelempar hp orang” Sinis Aziel tak mau kalah.

Evan semakin geram mendengarnya. “Ga diajarin sopan santun ama orang tua Lo ya?!” Bentak Evan.

“Orang tua gua ya orang tua Lo juga tol*l”

Kerumunan disana semakin ramai berbisik. Mereka bingung, apa artinya Aziel itu adik Evan? Tapi bukankah Evan itu anak bungsu?

“Berapa sih harga hp murahan Lo itu sampai berani ninggiin suara Lo ke Evan?” Tanya teman Evan yang tadi menariknya kesini.

“Lebih dari gaji orang tua Lo sebulan!”

“Anj*r”

“Sabar Don” Kevin menahan Doni yang ingin menghajar wajah tengil milik Aziel.

“Ga sopan kamu sama kakak kelas!” Lena kini bersuara.

“Kamu itu siswa baru! Tau sopan santun dong!” Sahut Clara yang disetujui oleh kerumunan disana.

Mereka ikut bersorak menyalahkan Aziel dan teman temannya.

Sial, Aziel bodoh. Dia lupa dirinya ini hanya anak baru, tidak ada yang akan berpihak padanya. Semua orang menyudutkan dirinya.

×××

“Anj*rlah otw kena bully inimah” Kenzo berujar.

Mereka bertiga kini sedang berada di kantin, menikmati waktu istirahat mereka.

“Lo kenapa harus bikin masalah sih?” Dilan mengusap wajahnya kasar, pusing dia tuh berteman dengan kedua orang ini.

“Gua ga bikin masalah, si epan duluan yang mulai!”

Kenzo dan Dilan hanya bisa menghela nafas.

“Lagian penampilan kita tadi paling bagus” Aziel berujar bangga.

“Setuju” Kevin, pemuda itu tiba tiba saja datang dan bergabung dengan mereka.

“Kak Kevin??” Bingung Kenzo.

“Oh kakak yang tadi ngasih 300 rb ya?”

Kevin mengangguk. Dirinya mengelus lembut kepala Aziel sebelum berujar, “dibagi sama temannya ya, kalo kurang bilang aja”

Aziel langsung tersenyum lebar, paling suka dia tuh sama orang yang suka berbagi.

“Ga usah terlalu dipikirin, Evan emang gitu orangnya, galak”

Aziel mengangguk setuju. “Udah galak, jelek pula, Masih gantengan kak Kevin kemana mana”

Kevin terkekeh. Ayolah semua orang di sekolah ini tau Evan itu bak anime hidup, wajahnya terlalu tampan sampai terlihat tidak nyata. Sangat jauh jika dibandingkan dengan dirinya.

“Kamu ngomong gitu karena kakak kasih uang kan?”

“Hehe tau aja” Aziel nyengir kuda.

Kevin kembali terkekeh. Sebagai anak tunggal, dirinya sangat menginginkan seorang adik.

Melihat Aziel benar benar mempertemukan nya dengan imajinasinya tentang adik, nakal tapi menggemaskan.

"Btw kenapa nama grup kalian Lase?" Tanya Kevin.

"Soalnya kita LAnang SEksi"

"Kenapa ga cose? COwok SEksi"

"Anehh"

"Atau Cosi? COwok sekSI"

"Cosi mah yang dilakuin Dilan tiap malem" Celetuk Kenzo yang mendapat teriakan kesal dari Dilan, "Gobl*k!"

"Hah? Apaan?" Aziel masih belum konek.

"Ituloh, cowok kalo di kamarnya ada tisu berarti buat apa?"

"Kenzo anj*ng, ngomong sekali lagi gua bunuh Lo!" Marah Dilan.

×××
Lanjut??

*15/10/2024

Dia Abangku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang