9

161 26 2
                                    

"Bapak ga tau ternyata ayah kamu suka oplas?"

Aziel mengangguk mantap. "Dia tuh sering keluar negeri ya buat oplas, tapi pake alasan kerja"

"Bukan hanya oplas wajah, tapi ayah mu juga oplas seluruh tubuhnya?"

"Engga! Itu efek dari oplas, makanya dia jadi kurus"

Tino memijat keningnya pening. "Kedua teman kamu membawa orang tua mereka, kenapa kamu engga?"

"Ini ayahnya Jiel pak!!" Teriak Aziel, kesal karena Tino tak kunjung percaya.

"Ga sopan, minta maaf lu!" Tegur Jaka, Tukang somay yang kini berpura pura menjadi ayah dari Aziel.

"Awang ah" Aziel memutar matanya malas.

"Bocah Pele"

Tino semakin dibuat melongo dengan interaksi mereka.

Ayolah seorang bos besar pemilik sekolah dan juga pemilik perusahaan terbesar kini berbicara kasar di depannya? Pembohongan macam apa ini, batin Tino tidak habis pikir.

"Mana ada anak sama ayah ngobrol kayak gitu?"

Aziel terdiam. Memangnya bagaimana ayah dan anak mengobrol? Aziel belum pernah, boro boro mengobrol dia bahkan belum pernah berinteraksi dengan ayahnya.

×××

Rumor tersebar dengan cepat. Saat Aziel dan Jaka keluar dari ruang BK, disana bisa dilihat segerombol siswa saling berbisik.

"dia yang ngaku jadi adiknya Evan itu kan?"

"Dia kemarin yang ngerjain kak Clara sama kak Lena make tai"

"Ga mungkin banget adiknya kak Evan pembuat masalah kayak dia" Bisik segerombol siswa disana.

Aziel tersenyum manis. Dengan percaya diri, Aziel berjalan bak seorang model yang sedang melakukan fashion show.

"Mau lo pada ngomong apa ga akan merubah fakta gua adiknya Evan, jangan macem macem!" Teriak Aziel sambil memberikan jari tengahnya pada mereka.

×××

"Anj*r tong, songong bet lu ama mereka"

"Nanan, nih duit Lo" Aziel memberikan duit 500rb itu pada Jaka.

"Asik, makasii"

"Gratisin gua 10 biji somay dong"

"Gua udah ga jualan lagi, udah mager"

"A-" Baru Aziel ingin kembali berujar, suara berat menyapa pendengarannya.

"Sejak kapan bapak gua berubah jadi sapu ijuk?"

"Epan!!!" Teriak Aziel tersenyum manis.

"Seneng lu habis buat masalah?"

"Ihh kan gua dibully, Lo ga mau belain adek Lo yang ganteng ini pan?"

Evan menghela nafas. "Siapa ini?" Tanya Evan lagi pada Jaka.

"Bapak gua pan!"

"Jangan ngaku ngaku jadi adik gua kalo bapak Lo aja modelan sapu ijuk dari jaman 90an"

"Anj*ng" Maki Jaka. Enak aja orang ganteng kek dirinya dibilang mirip sapu ijuk. Walaupun memang mirip sih.

"Takut Lo diomelin papih?"

Aziel menggeleng. "Males, percuma bilang papih, yang dateng juga pasti om Roni"

"Otak tol*l Lo tuh dipake lain kali, nama Lo di sekolah ini udah jelek jangan bikin makin jelek" Omel Evan.

"Gapapa yang penting muka gua ga jelek"

"Gobl*k!"

"Epan!! Jangan marah marah"

Evan hanya membalasnya dengan tatapan tajam.

"Muka lu kalo marah kek perawan nunggu disod-" Aziel seketika terdiam melihat aura membunuh dari Evan.

"Anak anj-" Dengan kecepatan kilat, Aziel berlari menjauh sebelum diamuk Evan.

"MAAF!!" Teriak Aziel.

***
Lanjut??

Maaf banget banyak kata kasar dan kotor😭🙏
Makasii banyakk vote dan komennya 😍💞
*26/10/2024

Dia Abangku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang