8

186 26 7
                                    

"Saya anak pemilik sekolah!" Teriak Aziel.

Pak Tino terkekeh, dia itu guru BK, tentu saja mempunyai data semua murid disini.

"Harus banget teriak gitu?" Tanya Tino.

Aziel mengangguk mantap, "kalo ga gitu, ga ada yang percaya"

"Muka lu kek orang miskin soalnya" Cicit Kenzo.

Baru ingin Aziel melontarkan protes, Tino menengahi. "Udah udah, pusing bapak dengernya"

"Ga usah di dengerin" Tino kembali menghela nafas mendengar jawaban itu.

"Kalian ini bisa bisanya kepikiran ngerjain orang make tai"

"Saya keinget muka Kenzo soalnya"

"Maksud Lo muka gua kayak tai?!" Amuk Kenzo.

"Emang"

"Udah!!" Tino memijat keningnya pening.

"Kalian bahkan masih mpls loh, malah buat ulah"

"Saya di bully pak! Baby blues saya ngeliat kelakuan dua orang itu" ujar Aziel membela dirinya.

"Belum juga kalian punya anak"

"Bapak mau jadi anak kita pak? Nanti saya giniin 'pak Tino liat papah baaa' gitu"

"Ngawur kamu! Besok bawa orang tua kalian kesini, bapak mau bicara sama mereka"

"Bapak saya masih di luar negeri pak" Alasan Kenzo.

"Bapak saya di luar kota" Kini Dilan yang beralasan.

"Bapak saya udah ga ada" Aziel ikut beralasan membuat Tino mengernyit.

"Katanya bapak kamu pemilik sekolah, beliau kan masih hidup"

Aziel terdiam, bingung harus menjawab apa.

"Dia bohong pak, muka kayak gembel gitu yakali anak pemilik sekolah"

"Anj*ng!"

Tino menghela nafas, "udah udah, bapak ga mau tau, besok wali kalian harus datang!" Ujarnya lalu memberikan surat pemanggilan orang tua pada mereka.

×××

"Gua nyari bapak dimana ya anj*r?" Aziel membuka suara setelah terdiam cukup lama.

Kalau dia minta Roni untuk berpura pura jadi ayahnya, sudah pasti Roni akan melapor, sama saja bohong.

"Lo kira somay tinggal dicari" Sahut Kenzo dengan mulut penuh bakso.

BRAK! Aziel menggebrak meja dengan keras. "Itu dia!'

×××

"Om Roni turunin Jiel disini aja! Jiel mau jajan"

Roni melihat sekeliling, daerah sini memang sudah dekat dari rumah tuannya. Sepertinya tidak ada salahnya menuruti tuan mudanya, pikirnya.

"Baiklah, hati hati pulangnya tuan muda"

"Araso araso"

Aziel berlari ke arah tukang somay di dekat sana. "Abang!!"

"Eh tong, mau beli berapa?" Abang tukang somay yang terlihat sudah berumur itu berujar.

"Abang saya beli 50rb somay semua!"

"Banyak banget, mau ada acara ya?"

"Mau buat ngasih makan ayam"

"Etdahh buset"

"Canda bang, buat makan, lagi ribet banget timbang bikinin pesanan saya aja"

Abang tukang somay itu melirik Aziel tajam. "Namanya basa basi, gua slepet juga lu tong"

"Nanan ah bang"

"Pake kecap kaga?"

"Kagak, gua udah manis" Ujar Aziel pede.

"Idieh, muntah"

"Abang umur berapa bang?" Aziel bertanya sambil menyuap somay itu ke mulutnya.

"Kepo amet lu tong"

"Lah gua mah takut eksploitasi orang tua aja"

"Pale lu peyang, Gua masih muda, masih 40an"

"Nah baguss tuhh! Bang mau kerjaan baru kaga? Gua kasih 500 rb"

Tukang somay itu mengernyit, "kerjaan apa?"

"Jadi bapak gua!"

×××
Lanjut??

Niatnya mau update tiap hari ternyata super super sibuk, modyarr😡
Makasiii vote dan komennya, sangat sigma mewing 😋💞💞
*24/10/2024

Dia Abangku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang