8. Coba lagi

5 0 0
                                    

#playlist: juara dihati : Bastian stell

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#playlist: juara dihati : Bastian stell

Nara dan Aeron kembali pulang dengan bus yang mengantar mereka. Setelah matahari benar-benar tenggelam, Aeron mengajak Nara untuk pulang. Diperjalanan, Nara tak berhenti menahan senyum. Kupu-kupu seakan berterbangan di perutnya. Rasa indah yang telah lama hilang kini datang kembali bersama orang baru yang kini duduk berdampingan dengannya.

Bus sampai di depan halte didekat toko roti, sengaja Nara memilih berhenti disana dikarenakan sepedanya yang masih berada di toko roti. Sementara itu, Aeron hendak turun juga untuk mengantarkan Nara pulang dikarenakan waktu yang telah larut malam. Namun, Nara menolak dengan halus. Berada di dekat Aeron di dalam bus saja sudah membuat jantungnya berdetak tak karuan, bagaimana jika Aeron mengantarkannya hingga sampai rumah, sepertinya dia membutuhkan pemeriksaan jantung besoknya.

Nara turun dari bus itu, sementara bus telah berjalan membawa Aeron yang melepaskan senyumannya, yang sejak tadi ia tahan. Sementara Nara, dia telah berada di depan toko roti, segera mengambil sepedanya. Namun matanya menyipit saat melihat seseorang yang duduk disebuah  motor yang ia kenal, seseorang wanita dengan wajah garang dan menyilangkan tangannya didada.

"Eh, Acha, ngapain disini?" tanya Nara, sambil tersenyum kikuk.

"Yang harus nanya itu, Gue! ngapain Lo, disini?" tekan, Acha.

Nara menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Wajahnya kini menunduk, dia tahu, Acha akan marah karena dia pergi begitu lama dan tidak mengabari, Nara juga yakin kalau orang tuanya pasti mengadu pada Acha dikarenakan dirinya yang belum pulang. Nara merasa bersalah, telah membuat orang-orang terdekatnya khawatir.

"Darimana aja, sih, Nar?" tanya Acha, kini dengan suara biasa tanpa emosi.

"Habis ke pantai, bareng Kak Ae." Jawab Nara.

Entah sejak kapan Nara menciptakan panggilan terbarunya itu untuk Aeron. Namun yang dilihat sekarang adalah, bagaimana Acha yang mengerutkan dahinya bingung, bertanya itu siapa.

Nara yang melihat raut wajah Acha yang bingung, dengan cepat menjelaskannya. Namun ketahuilah, bahwa dirinya kini merasa malu karena beberapa hari yang lalu, Nara baru saja memaki pria yang bersamanya seharian ini. "Itu, loh ... Kak Aeron."

Acha membulatkan matanya sempurna, bangkit dari duduknya menghampiri Acha yang masih merasa malu-malu kucing.

"Nara??? yang benar aja. Tebakan Gue ternyata benar, kan? kalau Lo itu suka sama cowok itu!" Acha bersemangat, mengguncang tubuh Nara.

"Bukan begitu, Acha ..." kini berbanding terbalik, Nara lah yang terlihat kesal.

"Udah deh, enggak usah mengelak," ucap Acha, dia segera menunggangi motornya dan memasang helm. "Mending sekarang pulang. Lo pulang bareng gue biar cepat, orang tua Lo udah khawatir itu dirumah."

"Sepedanya gimana?" tanya Nara, bingung.

"Tinggal aja, besok pagi diambil. Enggak bakalan ada yang maling."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sepasang sepatu Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang