5. Toko roti

7 0 0
                                    

#playlist: magic: tyla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#playlist: magic: tyla

Sabtu, hari libur yang menyenangkan untuk untuk Nara. Namun itu dahulu, saat basket belum dibubarkan, biasanya anggota basket akan latihan dihari sabtu, selain di hari rabu dan kamis. Tidak hanya basket, kebanyakan ekstrakulikuler lainnya juga dijalankan pada hari sabtu. Bagi yang tidak mengikuti ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada hari sabtu maka, para siswa-siswi memiliki hari bebas dihari itu.

Disinilah Nara saat ini, disebuah warung makan kecil milik keluarganya. Warung makan yang tidak besar namun juga tidak kecil, dan menu makan yang tidak banyak. Warung makan milik keluarga Nara ini, dibuka setiap hari dari pagi hingga sore hari. Mereka lebih cenderung dengan menu ayam geprek dan menu kecil lainnya.

Nara melihat orang tuanya yang tengah sibuk melayani para pembeli, sudah sejak tadi Nara ingin sekali membantu, namun orang tuanya itu selalu saja menolak. Akhirnya Nara hanya membantu mengelap meja-meja saja, setelah selesai, tidak ada lagi yang harus dia lakukan, hanya duduk sambil bermain handphonenya. Bermain handphone sangat membosankan bagi seorang Nara, maka dari itu, dia jarang sekali bermain dengan ponselnya.  Merasa bosan, akhirnya Nara memutuskan untuk mengirim pesan kepada Acha.

Nara: cacaca, main yukk

Achacaca: kayak bocil aja Lo ngajak main

Nara: ah, enggak peka

Achacaca: iya-iya, gue tahu Lo bosan. Dimana?

Nara: Caca sipaling peka, Nara di warung

Achacaca:otw


Nara menutup ponselnya, dia bangkit dari duduknya lalu menuju pintu keluar. Pembeli lumayan ramai untuk hari ini, namun Narto dan Afifah selalu cepat melayani. Nara melihat orang tuanya yang sedang sibuk, ia mengurungkan niatnya untuk memberi tahu bahwa dia akan keluar.

Acha datang dengan motor Scoopy nya, rambutnya melambai-lambai diterpa angin yang sejuk.

"Naik, temenin Gue beli roti di simpang. Adik Gue nangis-nangis mau roti."  Ucap Acha, sambil membuka kaca helmnya.

"Ya ampun, apa susahnya tinggal dibuatin," jawab Nara, namun dia segera naik keatas motor Acha.

"Adik Gue bawel, pengen roti beli."

"Bawel, sama kayak Lo."

Motor Acha melaju menuju toko roti yang tidak jauh dari warung Nara.  Jalanan cukup ramai oleh pengendara, namun Acha melajukan motornya dengan santai hingga sampai di toko roti.

Acha memarkirkan motornya didepan toko roti tersebut. Diseberang jalan, arah mata Nara sejak tadi melihat seorang pria tua yang tengah berjalan tanpa alas kaki sambil memikul sebuah karung dipundaknya. Kondisi cuaca yang lumayan panas, pasti aspal itu panas jika tersentuh dengan kulit, pikir Nara.

Sepasang sepatu Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang