Bab 13🎍

131 16 1
                                    


---

Di Kelas:

Bailidongjun (duduk dengan wajah pucat, berusaha tetap terlihat normal di hadapan teman-temannya):
"Chenfeng, Mangsha... aku nggak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan tanpa muntah di depan semua orang."

Sikong Chenfeng (berbisik pelan, menatap Bailidongjun dengan sedikit khawatir):
"Kalau kau mau, kita bisa bikin alasan supaya kau bisa keluar kelas. Lagi pula, kau nggak kelihatan baik-baik saja."

Lei Mangsha (berusaha menenangkan situasi dengan lelucon):
"Atau kau bisa pura-pura sakit keras dan pingsan. Pasti dramatis, dan kau bisa kabur dengan alasan yang sah!"

Bailidongjun (tertawa lemah, menepuk pelan lengan Lei Mangsha):
"Ini bukan saatnya bercanda, Mangsha. Kalau aku muntah di depan semua orang, rahasia kita bisa terbongkar."

Sikong Chenfeng (berbisik lebih serius, menatap ke arah Yedingzhi yang sedang duduk di barisan belakang, menjaga jarak agar tidak menimbulkan kecurigaan):
"Kita harus hati-hati. Yedingzhi pasti sudah memikirkan sesuatu. Dia nggak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu."

Lei Mangsha (melirik Bailidongjun sambil tersenyum nakal):
"Tapi aku nggak bisa bayangin kalau mereka tahu. Kau hamil dan sudah menikah dengan dosen super dingin kayak Yedingzhi? Reaksi teman-teman bakal gila."

Bailidongjun (memeluk perutnya, merasa semakin mual):
"Jangan mulai membayangkan hal-hal aneh. Ini sudah cukup buruk tanpa kalian berdua bercanda."

Sikong Chenfeng (membisikkan saran):
"Kita harus buat alasan supaya kau bisa keluar. Aku bisa bilang kau alergi sesuatu yang ada di sini, dan Mangsha bisa membantumu pergi ke klinik."

Bailidongjun (menggeleng, sedikit panik):
"Tidak, kalau aku pergi sekarang, semua orang akan mulai curiga. Kita harus lebih hati-hati."

Lei Mangsha (berusaha menenangkan suasana, kali ini dengan serius):
"Baiklah, baiklah, kita akan jaga mulut kita. Kau hanya perlu bertahan sebentar lagi."

---

Yedingzhi terus mengawasi Bailidongjun dari depan Meskipun ia mencoba untuk tidak menarik perhatian, jelas terlihat bahwa dia khawatir. Sikong Chenfeng dan Lei Mangsha juga terus melirik ke arah Bailidongjun, membuat Yedingzhi semakin gelisah.

Yedingzhi (dalam hati):
"Dongjun, kau pasti menderita sekarang. Kita harus mencari jalan keluar dari situasi ini."

---

Saat Kelas Selesai:

Begitu kelas selesai, Bailidongjun buru-buru keluar dari ruangan, diikuti oleh Sikong Chenfeng dan Lei Mangsha. Yedingzhi mengawasi dari jauh, tapi memastikan untuk tidak menarik perhatian dengan langsung menghampiri mereka.

Di Koridor:

Bailidongjun (berdiri di samping pintu toilet, menutup matanya dengan lelah):
"Aku nggak tahu sampai kapan aku bisa sembunyikan ini dari semua orang. Rasanya semakin sulit."

Lei Mangsha (tertawa kecil, menepuk punggung Bailidongjun):
"Tenang, kau punya kami. Nggak ada yang akan tahu kecuali kita berempat. Benar, Chenfeng?"

Sikong Chenfeng (mengangguk sambil mengawasi sekitar, memastikan tidak ada orang yang mendengar):
"Iya, kau bisa andalkan kami. Tapi sebaiknya kau benar-benar istirahat. Nggak baik memaksakan diri dalam keadaan seperti ini."

Tiba-tiba, Yedingzhi muncul dari ujung koridor dan berjalan menghampiri mereka. Ekspresinya dingin tapi jelas khawatir.

Yedingzhi (berbicara langsung pada Bailidongjun dengan nada tegas tapi tenang):
"Kau harus pulang sekarang. Aku akan bawa kau ke mobil. Kita nggak bisa biarkan kau sakit di sini."

PERJODOHAN (YeBai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang